Mohon tunggu...
Fakhri
Fakhri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Warga Negara Indonesia

Nulis biar keliatan pinter

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Genghis Khan: Kaisar Semesta yang Berasal dari Keluarga Miskin

4 Agustus 2023   21:27 Diperbarui: 7 September 2023   12:50 377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kekaisaran Mongol adalah salah satu kekaisaran tersukses yang pernah ada dalam sejarah umat manusia. Tercatat, kekaisaran mongol berada pada peringkat kedua (dibawah imperium Britania) yang memiliki wilayah kekuasaan terbesar. 

Kekaisaran Mongol dimulai dari daratan di tengah benua asia dan dengan signifikan meluas hingga bagian timur asia dan eropa tengah. Kejayaan kekaisaran mongol ini tidak lepas dari khan yang pertama mempersatukan suku-suku kecil di wilayah mongol bernama Genghis Khan. 

Genghis Khan terkenal sebagai salah satu raja paling kejam sepanjang sejarah, Genghis Khan seringkali menghancurkan dan melululantahkan wilayah yang ditaklukkannya dengan bengis tanpa ampun. Namun demikian, dibalik kuatnya Genghis Khan hingga membawa Kekaisaran Mongol menuju kejayaan, ada masa kecil yang sangat menyedihkan dari sang Kaisar Semesta itu.

Genghis Khan lahir di Pegunungan Khentii yang berada di timur laut Ulan Bator, ibu kota negara Mongolia sekarang. Ketika lahir, seorang dukun (Shaman) yang membantu proses persalinan membaca pertanda yang dalam segumpal darah yang ada di tangan kanan Genghis Khan, yang belakangan di tafsirkan sebagai tanda kekuatan. 

Genghis Khan lahir dengan nama Temujin, berasal dari nama tawanan yang dibawa ayah Genghis Khan tepat ketika sang Khan tersebut lahir. Berdasarkan tradisi keluarganya, pemberian nama anak lelaki biasanya dilakukan dengan memberi nama yang sama dengan musuh yang berhasil ditawan. 

Genghis Khan lahir dari pasangan Yesugei dan Hoelun dan mewarisi DNA kepala suku yang berasal dari kakeknya. Meski begitu, pada waktu itu di daratan Mongol kekuasaan kepala suku tidaklah begitu besar karena hanya menguasai segelintir wilayah kecil.

Ketika Genghis Khan berusia delapan tahun, ayahnya meninggal karena diracun oleh orang Tatar. Genghis pun hidup bersama ibunya dan kelima saudaranya. 

Hoelun, ibu Genghis, tiba-tiba harus menanggung seluruh beban karena tidak ada seorang pun baik dari keluarga Yesugei yang membantu Hoelun untuk melindunginya dan segalanya serta merta hilang ketika Yesugei meninggal, Hoelun dan anak-anaknya terpaksa hidup dalam kemiskinan. 

Tetapi, meski dilanda kesulitan sedemikian rupa, Hoelun tetap teguh menjalani dengan semangat. Ia mencari buah-buahan dan umbi di sepanjang tepi sungai Onon, sementara anak-anaknya di ajarkan membuat kail dan menjaring ikan. Dengan sifatnya yang mulia dan pantang menyerah itu, Hoelun dijuluki "ibu dewa".

Selama masa sulit ini, Genghis menemukan seorang sahabat bernama Jamukha, yang di kemudian hari menjadi salah satu jenderal kekasiasan Mongol. Genghis sangat dekat dengan Jamukha dan kedua bocah itu bersumpah akan menjadi saudara. 

Genghis berada pada keluarga yang dilanda banyak tekanan, hingga pada suatu hari ketika ia dan saudaranya bertengkar, ibunya memarahinya. Dengan kemarahan memuncak, Genghis pergi dari rumah, tetapi kembali lagi dalam beberapa hari.

Pada suatu musim dingin, di perkemahan Hoelun yang sangat sederhana, suku Taychiut melancarkan serangan kepadanya. Mereka mencari Genghis karena dirumorkan bahwa Genghis dianggap begitu cemerlang dan tegas sehingga membuat kepala suku Taychiut iri. 

Genghis sempat kabur dan bersembunyi di hutan selama sembilan hari, sebelum keluar karena kelaparan dan suku Tayciut pun menangkapnya. Ia ditawan selama dua minggu oleh suku Tayciut menggunakan cangue, alat khas Mongolia yang terbuat dari kayu berat dan dilingkarkan di leher serta pergelangan tangan. 

Selama dua minggu yang tersiksa menjadi tawanan, Genghis akhirnya melarikan diri dengan bantuan seorang suku Taychiut bernama Sorkan-Shira, yang dikemudian hari diangkat Genghis menjadi jenderalnya.

Di hari-hari berikutnya setelah kabur dari tawanan, Genghis kembali hidup dengan keluarganya yang penuh kesulitan. 

Suatu hari, keluarga Genghis telah memiliki sekawanan ternak dan beberapa ekor kuda yang cukup untuk kebutuhan mereka, tetapi masih jauh dari kekayaan. Ketika saudara Genghis berburu dengan kuda terbaik yang mereka memiliki, pencuri datang dan mengambil ternak dan kuda milik mereka, sementara Genghis hanya bisa melihatnya dengan kemarahan akibat tidak memiliki kuda untuk mengejar para pencuri tersebut. 

Keesokan harinya, Genghis melihat tenda dengan kuda yang sedang dijaga remaja bernama Boorchu. Setelah mendengar cerita tentang pencuri kudanya, Boorchu pun tergerak untuk membantu Genghis mencari kudanya karena saat itu Genghis sudah kelelahan akibat perjalanannya. 

Tiga hari kemudian, mereka berhasil mendapati pencuri beserta kuda yang dicurinya, Genghis berhasil membawa kudanya tetapi diikuti oleh seorang pencuri. Genghis berhasil memanah pencuri itu hingga jatuh dan membawa kudanya kembali ke rumah. 

Ketika sampai kembali di perkemahan Boorchu, Genghis memberikan tawaran untuk membagi setengah dari kuda yang dimilikinya kepada Boorchu, tetapi Boorchu dengan tegas menolak. 

Boorchu merupakan anak lelaki satu-satunya, ia punya semua yang dibutuhkannya, ia juga bersedia membantu Genghis atas dasar pesahabatan. Semenjak saat itu, Genghis dan Boorchu pun terus bersama hingga suatu hari Boorchu menjadi salah satu jenderal terhebat yang dimiliki Genghis Khan.

Kisah-kisah masa kecil Genghis Khan tersebut hanyalah segelintir dari hari-hari berat yang dialami sang Kaisar Semesta sewaktu kecil. Genghis Khan telah digariskan menjadi pemimpin semenjak hari pertama kelahirannya. Kemiskinan yang dialaminya tidak akan merubah takdirnya di masa depan sebagai salah satu Kaisar terbaik dan terburuk sepanjang sejarah. Pertemuan dengan para calon jenderalnya di masa depan (Jamukha, Sorkan-Shira dan Boorchu) bukanlah sebuah ketidaksengajaan, melainkan sudah menjadi bagian dari takdir yang diberikan kepada Genghis Khan dalam perjalanan hidupnya menjadi penakluk dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun