Mohon tunggu...
Fahreza Aditia P
Fahreza Aditia P Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Mahasiswa S1 Sosiologi FISIP UMM 2022

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Semangat Berprestasi pada Kaum Disabilitas dalam Teori Need for Achievement

7 Juli 2023   16:10 Diperbarui: 7 Juli 2023   16:23 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Latar Belakang 

 

Disabilitas merupakan sebuah istilah baru untuk menjelaskan mengenai keadaan seseorang yang memiliki ketidakmampuan berupa keadaan fisik, mental, kognitif, sensorik, emosional, perkembangan atau kombinasi dari beberapa keadaan tersebut. Istilah disabilitas saat ini lebih sering digunakan untuk menggantikan istilah penyandang cacat. Hal ini dikarenakan disabilitas terkesan lebih halus istilahnya dibandingkan dengan penyandang cacat. Mcclelland menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi berbeda dengan orang lain dalam keinginan mereka untuk melakukan hal -- hal lebih baik. Mereka mencari kesempatan -- kesempatan dimana mereka memilki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban -- jawaban terhadap masalah -- masalah. Mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas pekerjaan memiliki resiko yang sedang (moderate). Tujuan-tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan yang terlalalu mudah tercapai.Tujuan yang harus  dicapai merupakan tujuan dengan derajat kesulitan menengah (moderate). Konsep teori Need for Achievement telah membuat orang orang memiliki dorongan yang kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi dari pada imbalan terhadap keberhasilan. Mereka berantusias untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan hasil sebelumnya. Dorongan ini yang disebut kebutuhan untuk berprestasi (The Achievement Need = nAch)

Manfaat Penulisan 

Memberikan pemahaman tentang kajian perubahan sosial berdasarkan Teori Need For Achievement pada kaum disabilitas dalam semangat berprestasi. Melalui artikel ini diharapkan pembaca dapat mengerti dan saling mensupport kaum disabilitas dalam semangat berpresatasinya  

Metodologi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji deskripsi tentang teori need for achievement yang berkaitan dengan adanya semangat berprestasi pada kaum disabilitas

 Kajian Pustaka 

Mc Clelland (1987) mengatakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu keinginan yang ada dalam diri seseorang yang mendorong orang tersebut untuk berusaha mencapai suatu standar atau ukuran keunggulan. Ukuran keunggulan didapat dengan acuan prestasi orang lain, akan tetapi juga dapat dengan membandingkan prestasi yang dibuat sebelumnya.

McClelland (Adisasmito, 2007) ada beberapa aspekaspek motivasi berprestasi:

1. Berani mengambil resiko Cenderung memilih aktivitas yang menantang, namun tidak berada di atas taraf kemampuan dan cenderung memilih aktivitas dengan derajat kesulitan yang sedang yang memungkinkan mereka berhasil. Mereka menghindari tugas yang terlalu mudah karena sedikitnya tantangan atau kepuasan yang didapat.

2. Melakukan evaluasi Selalu melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan kegagalan yang dialaminya. Meminta umpan balik terhadap pelatih merupakan upaya atlet dalam melakukan evaluasi kemampuannya.

3. Bertanggung jawab dan disiplin Lebih bertanggung jawab dan disiplin secara pribadi pada hasil kinerjanya karena, hanya dengan begitu mereka dapat merasa puas saat dapat menyelesaikan suatu tugas dengan baik.

4. Tekun Tekun dalam menjalani latihan, bahkan saat latihan tersebut dibuat lebih sulit dan kompleks.

5. Inovatif Sering melakukan inovasi dalam bermain dengan melakukan cara atau sesuatu yang berbeda dari sebelumnya. Akan lebih sering mencari informasi untuk menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan suatu hal dan lebih inovatif.

TEORI NEED FOR ACHIEVEMENT

Teori Need For Achievement menurut David Mccllelland Istilah need for achievement pertama kali dipopulerkan oleh David McClelland dengan sebutan n-ach yang merupakan singkatan dari Need for Achievement (Handaru et al., 2013). Need for Achievement adalah pencapaian sesuatu atau usaha untuk mencapai kesuksesan atau usaha untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah persaingan dengan suatu ukuran tertentu.  Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap memiliki motivasi untuk berprestasi jika ia mempunyai keinginan untuk melakukan suatu karya berprestasi lebih baik dari prestasi karya orang lain. Keinginan untuk meraih prestasi mutlak dimiliki setiap orang, beragam cara yang ditempuh seseorang untuk menggapainya. Semakin tinggi prestasi yang diinginkan maka semakin keras pula usaha yang harus ia keluarkan. McClelland dalam hal ini mengembangkan suatu bentuk motivasi yaitu motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi ini kebutuhan yang diperoleh sejak kecil dan terus dikembangkan pada saat seseorang menginjak kedewasaan.

McClelland menjelaskan karakteristik seseorang dengan kebutuhan prestasi yang kuat sebagai berikut: 1. Keinginan yang kuat untuk tanggung jawab pribadi 2. Keinginan timbal balik yang cepat dan kongkret dengan mempertimbangkan hasil dari pekerjaan mereka 3. Melakukan pekerjaan dengan baik; penghargaan moneter dan materi lainnya berhubungan dengan prestasi 4. Kecenderungan untuk mengatur tujuan prestasi yang layak 5. Manusia dengan kebutuhan prestasi yang kuat akan menghasilkan tingkat pencapaian tujuan yang tinggi 6. Suka mengambil tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah 7. Menentukan target-target pencapaian masuk akal 8. Mengambil resiko-resiko dengan penuh perhitungan.

PEMBAHASAN 

Kaum disabilitas atau orang yang memiliki keterbatasan seperti Putri Ariani yang mengidap tuna netra sering kali menghadapi banyak tantangan dan hambatan dalam mencapai prestasi. Namun, hal ini tidak menyurutkan semangat Putri Ariani untuk tetap berprestasi dan menghasilkan karya terbaik dia. Salah satu teori motivasi yang dapat menjelaskan semangat ini adalah teori "need for achievement".

Teori need for achievement menyatakan bahwa individu memiliki kebutuhan intrinsik untuk mencapai suatu tujuan yang sulit, meraih prestasi, dan mengatasi hambatan. Individu dengan need for achievement yang tinggi akan merasa senang saat mereka berhasil mencapai tujuan, dan motivasi mereka juga akan tetap tinggi setelah mencapai tujuan tersebut.

Menurut Mc Clelland (Adisasmito, 2007) terdapat lima aspek dalam motivasi berprestasi yaitu berani mengambil resiko, melakukan evaluasi, bertanggung jawab dan disiplin, tekun, dan inovatif. Masing-masing aspek tersebut berperan penting dalam pencapaian kesuksesan atau prestasi, dimana kesuksesan itu tergantung pada kemampuan atlet itu sendiri. . Atlet yang mempunyai motivasi berprestasi yang sangat baik mempunyai sifat yang positif terhadap suatu situasi yang mengacu ke arah prestasi. Dan pada aspek berani mengambil resiko ini juga pasti akan muncul pada atlet yang memiliki motivasi berprestasi, biasanya mengindari tugas yang terlalu mudah dan cenderung memiliki aktifitas yang lebih menantang.

Bagi kaum disabilitas, kebutuhan untuk mencapai prestasi seringkali lebih besar karena mereka seringkali diremehkan atau dianggap tidak mampu. Namun, semangat berprestasi pada kaum disabilitas terkadang lebih kuat dibandingkan dengan individu yang tidak mengalami disabilitas karena mereka harus membuktikan bahwa diri mereka juga dapat menghasilkan karya dan prestasi yang luar biasa.

Selain itu, semangat berprestasi pada kaum disabilitas dapat menjadi inspirasi dan motivasi bagi orang lain. Ketika mereka berhasil mencapai tujuan dan meraih prestasi, hal tersebut dapat menginspirasi orang lain untuk tidak menyerah dan terus berjuang bahkan dalam kondisi yang sulit.

Namun, penting untuk dicatat bahwa membangkitkan semangat berprestasi pada kaum disabilitas bukanlah tugas yang mudah. Banyak individu kurang mendapatkan dukungan dan akses pada fasilitas yang dibutuhkan untuk mencapai prestasi yang sama dengan individu yang tidak memiliki disabilitas. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat dan pemerintah untuk membuka kesempatan dan memberikan dukungan pada kaum disabilitas agar mereka dapat mengembangkan potensi mereka dan mencapai prestasi sesuai dengan kemampuan mereka.

KESIMPULAN

Kaum disabilitas dalam memenuhi kebutuhan prestasinya juga sudah disebutkan dalam  Teori Need For achievement Menurut David McClelland yang sudah  menjelaskan mengenai  pencapaian sesuatu atau  usaha untuk mencapai kesuksesan atau usaha untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah persaingan dengan suatu ukuran tertentu. Maka dari itu

Pentingnya motivasi berprestasi akan menumbuhkan sikap yang positif bagi manusia. saking termotivasinya seseorang pada suatu prestasi, ia akan selalu menerima dengan senang respon atau nasihat dan saran tentang cara meningkatkan prestasinya.

DAFTAR PUSTAKA

Setyaningrum, M. L. (2018). Motivasi Berprestasi Pada atlet penyandang tunadaksa yang mengikuti Paralympic. Psikoborneo: Jurnal Ilmiah Psikologi, 6(3). https://doi.org/10.30872/psikoborneo.v6i3.4656  

Ridha, M. (2020). Teori motivasi Mcclelland Dan Implikasinya Dalam pembelajaran pai. PALAPA, 8(1), 1--16. https://doi.org/10.36088/palapa.v8i1.673

Adisasmito, L. S. (2007). Mental Juara: Modal Atlet Berprestasi. Jakarta: Rajagrafindo Persada.

McClelland, D. C. (1987). Human Motivation. New York: Cambridge University Press.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun