Sistem moneter internasional menjadi suatu sistem yang sangat penting bagi perekonomian global. Sebagai sebuah sistem yang kian memfasilitasi jalannya perdagangan internasional dan investasi.Â
Sistem ini berkaitan erat dengan keuangan mengatur tentang transaksi internasional. Transaksi internasional yang dimaksud adalah menentukan bagaimana pengaturan sistem kurs tukar. Hal tersebut sangat ditentukan oleh gejolak-gejolak ekonomi pada negara-negara maju. Sehingga naik turunnya perekonomian pada negara maju khususnya Amerika Serikat, sangat berpengaruh terhadap besaran sistem kurs tukar.
Sistem moneter internasional tidak serta merta tebentuk menjadi suatu sistem yang diakui oleh seluruh negara secara global. Melainkan, terdapat banyak kebijakan-kebijakan yang terus diperbarui.Â
Pada mulanya sistem moneter internasional menggunakan sistem standar emas. Sistem tersebut diberlakukan pada awal abad ke-20. Akan tetapi sistem tersebut pada akhirnya mengalami kemunduran akibat gejolak ekonomi pada masanya. Hal tersebut menyebabkan banyak terjadinya pergantian sistem dalam sistem moneter internasional untuk menghasilkan sistem yang lebih optimal.
Sistem standar emas mulai diberlakukan karena adanya perkembangan industri di Inggris pada awal tahun 1870. Perkembangan industri tersebut membuat pemerintah Inggris pada masanya menetapkan nilai poundsterling dengan emas. Bersamaan dengan berkembangnya perdagangan dunia pada abad ke-19 dan ditemukannya tambang emas di Amerika Serikat dan Afrika Utara. Semakin menambah kepercayaan dunia terhadap nilai tukar emas.
Standar emas sangat berbeda dengan standar nilai flat money. Nilai emas tidak mudah berubah terhadap barang lain. Pemerintah tidak dapat dengan seenaknya menambah jumlah uang beredar. Hal tersebut dikarenakan suply uang terbatas dengan suply emas. Dengan menggunakan sistem standar emas, maka stabilitas ekonomi lebih terjaga karena jumlah emas yang tidak mudah untuk ditambah sehingga kemungkinan terhadap terjadinya inflasi sangatlah kecil.
Akan tetapi, sistem standar emas mulai terancam saat terjadinya perang dunia pertama. Perang dunia menyebabkan hampir semua negara-negara di Eropa mengalami inflasi dan ketidakstabilan politik.Â
Sistem moneter internasional pun menjadi kacau. Banyak negara dunia mulai tidak mempercayai poundsterling yang dikaitkan dengan emas. Ditambah dengan situasi Inggris yang harus memberikan bantuan kepada Jerman kian membuat poundsterling semakin melemah. Hingga pada akhirnya pemerintah Inggris terpaksa harus menanggalkan standar emas dan poundsterling yang sudah jatuh nilainya.
Periode perang dunia pertama yang berkisar pada tahun 1914-1919 menjadi saksi berakhirnya sistem standar emas. Memasuki periode antar perang dunia, sistem moneter internasional kembali dihadang kekacuan. Terjadinya kekacauan dalam perdagangan dan keuangan internasional. Semakin diperburuk dengan adanya fluktuasi kurs sejak akhir perang dunia pertama hingga tahun 1925.Â
Pada awal tahun 1925, terdapat sebuah keinginan untuk menggunakan kembali sistem standar emas, akan tetapi mengalami kegagalan akibat depresi besar. Setelah masa depresi besar, muncul adanya persaingan devaluasi. Dimana hal tersebut berdampak pada meluasnya kuota dan pengawasan nilai tukar akibat dari berkurangnya volume perdagangan dunia.
Setelahnya, berganti kepada periode kurs tetap yang diawali dengan perjanjian Bretton Woods. Melalui perjanjian semua negara anggota menyepakati nilai tukar berupa emas.Â
Selain itu, negara anggota juga diminta untuk menjaga kurs mata uang dalam batas 1%. Pada periode ini, IMF bersedia untuk membantu negara anggotanya untuk menjaga nilai kurs. Kurang beruntungnya, pada periode bermunculan tekanan spekulasi yang menyebabkan sistem kurs tetap tidak dapat dipertahankan lagi.
Memasuki periode Post Bretton woods dollar menjadi mata uang yang sangat penting dalam transaksi internasional. Hal tersebut dikarenakan meningkatnya permintaan dollar oleh negara-negara Eropa yang butuh suntikan dana pasca perang dunia kedua. Kian lama, fungsi dollar semakin diperhitungkan dan semakin penting. Sehingga sistem emas semakin lama semakin teralihkan.
Tak berhenti pada periode post bretton woods, sistem moneter internasional masih terus berkembang. Terhitung semenjak tahun 1973, sistem moneter internasional merupakan sistem campuran dari kurs tetap dan kurs berubah-ubah. Sudah mulai banyak jenis mata uang yang mulai berfluktuasi.Â
Pasar valuta asing pun sudah mulai berfungsi untuk mengurangi fluktuasi kurs yang dianggap berlebih. Banyak jenis mata uang asing yang beredar, akan tetapi kedudukan dollar masih menjadi yang tertinggi. Dollar masih memegang peranan penting dalam lalu lintas pembayaran internasional
Banyak perkembangan yang terjadi dalam sistem moneter internasional belum menjamin bahwa fungsi sistem moneter internasional telah optimal. Banyak negara yang memberikan perhatiannya terhadap sistem tersebut dan ingin merubahnya supaya lebih optimal. Kendati belum optimal, salah satu hal terpenting dari adanya sistem moneter internasional yakni adanya cara untuk menyeimbangkan pembayaran dalam lalu lintas internasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H