“Hei, apakah burung berbeda spesies bisa saling berhubungan?”
“Hah?!”
“Aku barusan bertanya, ‘apakah mungkin burung berbeda spesies saling berhubungan?”
“Aku mendengarnya, bodoh! Aku cuma heran apa yang membuatmu bertanya seperti itu secara tiba-tiba di siang bolong begini.”
Begitulah kira-kira percakapan antara aku dan kawanku di kantor ketika kami sedang istirahat makan siang sambil menonton TV dan memakan bekal dari rumah dimulai. Saat aku mengeluarkan pertanyaan itu, TV di kantor tengah menampilkan berita soal seekor ayam yang ditemukan tewas di kandangnya sendiri tadi malam, jadi tidak mengherankan juga kalau kawanku itu terkejut dengan pertanyaan yang tiba-tiba kukeluarkan.
“Ah iya maaf, tapi mungkin tidak ya?” lanjutku.
“Ya mungkin lah! Banyak kok burung yang melakukannya. Memang kenapa lagi kau tiba-tiba bertanya begitu?” tanya temanku.
“Yah, tapi burung-burung yang berhubungan beda spesies tersebut pasti repot banget ya hidupnya. Mulai dari lingkungan sampai keluarga pasti banyak yang komentar,” tambahku lagi.
“Ya namanya juga resiko, emang kenapa sih kau tiba-tiba bertanya begitu? Lagi galau ya?”
“Oh tidak, aku cuma…”
“Ah sudahlah, tidak usah berpura-pura terus, aku tahu soal perasaanmu kepada si burung gereja itu,” potongnya.