Mohon tunggu...
Aziz Fahmi Hidayat
Aziz Fahmi Hidayat Mohon Tunggu... Wiraswasta - Santri Nusantara

My Life, My Rule, My Decision

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Macan Hantu di Kaki Gunung Sumbing

22 Juni 2019   23:46 Diperbarui: 22 Juni 2019   23:58 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semenjak tanpa sengaja menonton film Suzanna di TV beberapa pekan silam, Syakir yang turut menyaksikan film tersebut mendadak jadi penasaran dengan cerita cerita hantu. Walhasil, sudah hampir seminggu pria kecil ini selalu minta kisah Hantu sebelum beranjak tidur.

Padahal biasanya ia hanya meminta diceritakan kemegahan kantor ayahnya yang meski kecil dan sempit tapi setiap kali berkunjung kesana selalu berkata: Wah kantor Ayah gede Bangeett, sambil diusap usap punggangnya.. eh Punggungnya.

Jadilah kami Ayah Ibunya mengumpulkan memori lama tentang hantu yang pernah kami dengar, lihat atau alami sendiri.

Misal, ibunya pernah cerita soal Hantu sewaktu aktif di kegiatan Praja Muda Karana (Pramuka) dulu. Atau ketika mengikuti karantina seleksi Putri Indonesia perwakilan dari Jalan H. Bantong, Depok, yang katanya diganggu Hantu untuk memakan buah Khuldi padahal dia bukan Siti Hawa.

Dan,  malam ini giliran ayahnya yang disuruh cerita.

Bapak- Ibu Sekalian boleh saya Cerita? Jujur, boleh saya Jujur?  [Gaya Rahmat Baequni]

Saya lupa tahun kapan persisnya peristiwa ini saya alami. Sekitar tahun 2006 atau 2007, ketika sedang menjalani proses pengambilan nomor keanggotaan penuh organisasi pecinta alam saat pendakian Gunung Sumbing di Wonosobo.

Syakir yang berada di tengah-tengah antara saya dan ibunya mulai menyimak cerita tersebut sambil ngupil dan sesekali menguap tanda ngantuk. Sampai akhirnya dia protes,

"Hantunya mana yah?,".

Oiya Ayah lupa. Hehe..

Terlalu asyik membongkar memori lama, saya malah cerita mulai dari pra keberangkatan, proses pengumpulan duit dan peralatan sampai membahas soal segitiga Illuminati.

Dan, eng ing eng.. Sesaat sebelum ayah sampai di perkampungan di antara perbatasan terakhir vegetasi Hutan dan ladang warga, Ayah yang sudah kehabisan air merasa sangat payah serta lemah tiba tiba mendengar suara air mengalir.

Dengan sisa-sisa tenaga Ayah mencari sumber suara hingga akhirnya menemukan pipa panjang berbahan besi. Karena sudah kehilangan fokus, ayah nekat memaksa ingin melubangi pipa besi tersebut dengan pisau komando yang ayah temukan di Pos Dua gunung Semeru dua tahun lalu.

Tong, tong, tong begitu bunyi pertemuan sesama besi yang memecah kesunyian malam di Kaki Gunung Sumbing. Namun tiba-tiba ayah dikejutkan dengan Auman macan yang sangat besar. Ayah pun kaget, sekaget talent acara Uang Kaget ketika didatangi Mr. Money.

Ayah pun berlari sekencang-kencangnya tiada memedulikan keadaan sekitar sampai ayah terjerembab ke dalam parit cukup dalam.. Aarrgghh, pinggang Ayah terasa bergeser.

Sakiiittt Sekali..

Dan tiba tiba pula ayah mendengar suara lainnya: krookk, krookk..

Begitu Ayah menoleh, ehh Syakir dah tidur sambil ngorok.

Tapedeee...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun