Haloo
 teman-temanku semua, gimana kabarnya? Semoga kita semua tetap diberi kesehatan. Tidak terasa sebentar lagi kita semua akan menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Saya sendiri sangat bersyukur karena masih dapat dipertemukan lagi dengan bulan suci Ramadhan pada tahun ini.
Nah, sekarang mari kita perhatikan daerah di sekitar kalian tinggal. Bagaimanakah tradisi menyambut bulan suci Ramadhan di daerah kalian? Setiap daerah pasti memiliki tradisi tersendiri dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.
Pada petualangan kali ini saya mencoba untuk mendatangi salah satu takmir masjid Al-Hikmah yang berada di Desa Tanon Kecamatan Papar Kabupaten Kediri. Beliau kerap disapa Mas Roji. Saya ingin mencari tahu sebenarnya apa saja tradisi yang masih dilakukan untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan di kampung saya sendiri. Bukannya saya tidak tahu, tetapi saya ingin mencari tahu apakah ada tradisi lain yang belum saya ketahui.
Kampung tempat tinggal saya merupakan kampung yang tradisinya masih dipegang cukup kuat. Karena memang kampung saya ini jauh dari perkotaan. Jadi saya masih merasakan kuatnya tradisi dan budaya yang masih dipertahankan di kampung saya.
Oke langsung saja ke topik utamanya. Saya berbincang-bincang dengan salah satu takmir masjid dengan suasana yang santai, artinya bukan wawancara yang terkesan formal. Awalnya hanya basa-basi seperti biasa dan bercanda tawa secukupnya agar suasananya tidak tegang. Dan memang saya dan beliau memang cukup dekat.
Setelah saya rasa cukup dalam berbasa-basi, saya pun mencoba menanyakan tentang tradisi dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang ada di kampung saya. Beliau menyebutkan bahwa ada tradisi yang sangat bisa dilihat dengan jelas. Tradisi ini kalau dalam bahasa kampung saya dinamakan 'kenduren'.
Tradisi inilah yang sudah saya ketahui. Tradisi kenduren ini bertujuan untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat disini karena akan datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi ini dilakukan di masjid dengan mengundang seluruh warga. Semuanya berkumpul untuk membaca tahlil bersama-sama atau disini biasa disebut tahlilan. Perwakilan setiap rumah akan membawa makanan atau disini sebutannya 'ambeng' untuk dimakan bersama-sama setelah pembacaan tahlil dan doa.
Saya sendiri sangat menyukai tradisi ini karena selain karena bisa makan enak hehe, kedekatan antar warga pun sangat terasa disini. Disaat hari biasa setiap keluarga akan makan bersama dengan keluarganya di rumah namun kali ini semuanya berkumpul bersama untuk makan bersama-sama. Selain itu juga saya dapat berbincang-bincang dan bercanda tawa dengan warga lain. Sungguh tradisi yang sangat menyenangkan.
Kemudian beliau menuturkan ada tradisi lain dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan di kampung ini. Tradisi ini disebut 'nyekar'. Nyekar itu mengunjungi makam orang-orang terdekat kita untuk sekedar mengirimkan Fatihah, atau hanya untuk membersihkan makamnya dan menebar bunga diatas makamnya. Kalau saya sendiri biasanya akan mengunjungi makam kakek atau 'mbah' saya untuk membacakan Fatihah dan membersihkan makam.
Beliau juga menyebutkan bahwa tradisi ini  bertujuan untuk menyadarkan kita akan datangnya kematian dan juga untuk meningkatkan rasa beryukur kita karena masih bisa dipertemukan dengan bulan suci Ramadhan dalam keadaan sehat. Kita pun dalam menjalani ibadah puasa nantinya juga akan merasa tenang tanpa ada beban pikiran. Mungkin ini juga salah satu berkah yang dapat dirasakan ketika melakukan tradisi ini.
Tidak cukup sampai disini loh teman-teman. Masih ada satu tradisi lagi yang selalu dilakukan dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Tradisi ini tidak ada penamaan khusus, namun untuk beliau sendiri memberi istilah pada tradisi ini dengan sebutan 'ro'an'.
Jika dua tradisi sebelumnya itu dilakukan oleh semua warga, tradisi ro'an ini akan dilakukan oleh para pemuda yang ada di kampung ini. Karena tradisi ini dilakukan untuk membersihkan kawasan masjid agar nantinya semua warga dapat menjalankan ibadah sholat tarawih dengan khusyu'.
Para pemuda akan membersihkan kawasan masjid mulai dari mengepel lantai masjid, menyapu halaman masjid, dan mencuci karpet masjid. Tidak lupa juga para pemuda akan memeriksa semua kelayakan masjid mulai dari lampu, sound system, kran air, kamar mandi, dan lain-lain. Jika ada yang mengalami kerusakan, akan dibenahi agar dapat digunakan dengan baik di bulan Ramadhan nantinya. Ro'an ini akan dilakukan pada hari minggu terakhir sebelum bulan ramadhan dengan tujuan agar semua pemuda bisa datang tanpa meninggalkan pekerjaan atau sekolahnya.
Tradisi-tradisi ini sudah dilakukan semenjak saya belum dilahirkan. Namun saya dan warga pun belum tahu pasti sejak kapan tadisi-tradisi seperti ini mulai dilakukan. Saya juga berharap semoga saja tradisi seperti ini dapat terus berlangsung sampai selama-lamanya. Karena tradisi seperti ini memang memiliki tujuan yang baik. Tradisi yang memiliki kemanfaatan bagi diri sendiri maupun bagi orang banyak juga.
Sebagai warga Indonesia kita semua wajib untuk menjaga tradisi dan budaya yang dimiliki negara kita tercinta ini. Kita semua harus bekerja bersama-sama untuk tetap melestarikannya. Untuk apa? Agar tradisi dan budaya kita tidak tergantikan oleh tradisi dan budaya asing yang dimana pada zaman sekarang semua budaya asing dapat masuk ke negara kita dengan mudahnya tanpa adanya filter atau penyaring antara tradisi baik dan tradisi buruk.
Nah.. jadi seperti inilah tradisi dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan yang biasa dilakukan di kampung saya. Apakah tradisi seperti ini juga ada di daerah kalian? Jika ada maka saya pun ikut merasa senang. Tradisi yang baik jangan sampai dilupakan dan dihilangkan. Jangan sampai tradisi seperti ini hanya sampai pada generasi kita. Sampai jumpa di petualangan yang selanjutnya teman-teman.
      Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H