maut mencintai fajar
dan mata air, dengan tulus.
Puisi “Maut” karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya mendalam yang penuh simbolisme, merangkum makna keberadaan dan peran kematian dalam kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca merenungkan hubungan maut dengan alam dan kehidupan, mengingatkan bahwa maut adalah bagian dari siklus hidup. Pada bait “maut dilahirkan waktu fajar, ia hidup dari mata air” dan “maut mencintai fajar, dan mata air, dengan tulus”, terdapat simbol yang menggambarkan siklus kehidupan, dengan fajar sebagai awal baru dan mata air sebagai simbol kehidupan. Kematian dihidupi oleh esensi kehidupan itu sendiri, menunjukkan bahwa keduanya saling terhubung. Melalui simbolisme kuat, puisi ini menggambarkan kematian sebagai penjaga gerbang antara hidup dan mati, menekankan bahwa kematian adalah bagian esensial dari keberadaan. Kematian menjadi titik klimaks dari perjalanan hidup yang tak dapat dihindari, dan ketika saat itu tiba, manusia harus menerima kenyataan tersebut. Kematian sering hadir dalam karya penyair sebagai tema yang memicu refleksi tentang akhir kehidupan.
SIMPULAN
Membaca puisi-puisi mistisisme karya Sapardi Djoko Damono seperti sedang membaca elegi yang dikemas dengan elegan, menyentuh rasa tanpa menimbulkan kesan menyeramkan. Meskipun puisi mistisisme tidak selalu tentang kematian, karena bisa juga tentang ketakjuban atas ciptaan Tuhan, namun menarik bahwa dari 102 puisi dalam kumpulan Hujan Bulan Juni, terdapat 27 judul yang beraliran mistisisme dan berbicara tentang kematian. Jauh sebelum kembali menghadap Sang Pencipta, SDD telah menuangkan tema kematian dalam puisi-puisinya yang populer, membuktikan bahwa sastra dapat menjadi jembatan untuk membagikan pengalaman batin yang tidak bisa disampaikan melalui komunikasi sehari-hari. Puisi-puisi mistisisme SDD berhasil menghubungkan pengalaman spiritual penyair dengan pembaca, menciptakan dimensi transendental antara manusia, Tuhan, dan alam semesta.
REFERENSI
Damono, S. D. (2013). Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Lubis, W. (2017). Mengenal Aliran Sastra. Gurusiana. Diakses dari https://www.gurusiana.id/read/emiwati.com/article/mengenal-aliran-sastra-1218184
Parwanto, D. (2022). Bincang-Bincang Perspektif Mistisisme Jawa dalam Sastra. RRI Yogyakarta. Diakses dari https://www.rri.co.id/daerah/82699/prespektif-mistisisme-jawa-dalam-sastra
Wahidi, A. (2013). Mistisisme Sebagai Jembatan Menuju Kerukunan Umat Beragama. Ulul Albab, 14(2). Diakses dari https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ululalbab/article/download/2653/4583