Mohon tunggu...
Muhammad Afif Al Fahmi Asri
Muhammad Afif Al Fahmi Asri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Aspiring Educator | Indonesian Language and Literature Student at UNP | Graphic Design & Poetry Enthusiast | Writer

Saya Muhammad Afif Al Fahmi Asri, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Negeri Padang. Saya memiliki hobi menulis puisi, dan hobi ini berhasil membawa saya untuk menerbitkan buku antologi puisi pertama saya yang berjudul "Menghitung Sisa Hari". Selain fokus pada penulisan sastra, saya aktif menulis di platform seperti GNFI, Kompasiana, dan Indonesiana, berbagi cerita, opini, serta inspirasi kepada pembaca luas. Menulis bukan hanya hobi, melainkan cara saya menyampaikan suara, mencipta karya, dan meninggalkan jejak yang bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengungkap Mistisisme Hujan Bulan Juni

9 Desember 2024   15:56 Diperbarui: 6 Januari 2025   01:40 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

maut mencintai fajar

dan mata air, dengan tulus.

Puisi “Maut” karya Sapardi Djoko Damono adalah sebuah karya mendalam yang penuh simbolisme, merangkum makna keberadaan dan peran kematian dalam kehidupan manusia. Puisi ini mengajak pembaca merenungkan hubungan maut dengan alam dan kehidupan, mengingatkan bahwa maut adalah bagian dari siklus hidup. Pada bait “maut dilahirkan waktu fajar, ia hidup dari mata air” dan “maut mencintai fajar, dan mata air, dengan tulus”, terdapat simbol yang menggambarkan siklus kehidupan, dengan fajar sebagai awal baru dan mata air sebagai simbol kehidupan. Kematian dihidupi oleh esensi kehidupan itu sendiri, menunjukkan bahwa keduanya saling terhubung. Melalui simbolisme kuat, puisi ini menggambarkan kematian sebagai penjaga gerbang antara hidup dan mati, menekankan bahwa kematian adalah bagian esensial dari keberadaan. Kematian menjadi titik klimaks dari perjalanan hidup yang tak dapat dihindari, dan ketika saat itu tiba, manusia harus menerima kenyataan tersebut. Kematian sering hadir dalam karya penyair sebagai tema yang memicu refleksi tentang akhir kehidupan.

SIMPULAN

Membaca puisi-puisi mistisisme karya Sapardi Djoko Damono seperti sedang membaca elegi yang dikemas dengan elegan, menyentuh rasa tanpa menimbulkan kesan menyeramkan. Meskipun puisi mistisisme tidak selalu tentang kematian, karena bisa juga tentang ketakjuban atas ciptaan Tuhan, namun menarik bahwa dari 102 puisi dalam kumpulan Hujan Bulan Juni, terdapat 27 judul yang beraliran mistisisme dan berbicara tentang kematian. Jauh sebelum kembali menghadap Sang Pencipta, SDD telah menuangkan tema kematian dalam puisi-puisinya yang populer, membuktikan bahwa sastra dapat menjadi jembatan untuk membagikan pengalaman batin yang tidak bisa disampaikan melalui komunikasi sehari-hari. Puisi-puisi mistisisme SDD berhasil menghubungkan pengalaman spiritual penyair dengan pembaca, menciptakan dimensi transendental antara manusia, Tuhan, dan alam semesta.

REFERENSI

Damono, S. D. (2013). Hujan Bulan Juni: Sepilihan Sajak. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Lubis, W. (2017). Mengenal Aliran Sastra. Gurusiana. Diakses dari https://www.gurusiana.id/read/emiwati.com/article/mengenal-aliran-sastra-1218184

Parwanto, D. (2022). Bincang-Bincang Perspektif Mistisisme Jawa dalam Sastra. RRI Yogyakarta. Diakses dari https://www.rri.co.id/daerah/82699/prespektif-mistisisme-jawa-dalam-sastra

Wahidi, A. (2013). Mistisisme Sebagai Jembatan Menuju Kerukunan Umat Beragama. Ulul Albab, 14(2). Diakses dari https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/ululalbab/article/download/2653/4583

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun