Mohon tunggu...
FAHMIA ROBIATUN NB
FAHMIA ROBIATUN NB Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Gadjah Mada

Pembelajar, khususnya di bidang ekonomi islam

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Re-build Ekonomi Islam sebagai Ilmu Positif

21 Maret 2021   23:47 Diperbarui: 22 Maret 2021   00:44 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Ekonomi islam sebagai ilmu harus terus berkembang mengikuti perkembangan permasalahan yang terjadi. Untuk merumuskan solusi dari permasalahan, pendekatan matematis dinilai lebih sederhana. Maka pengembangan ekonomi islam perlu memiliki pendekatan matematis untuk merumuskan teori sebagai respon dari permasalahan ekonomi yang terjadi.

Ilmu ekonomi dalam struktur keilmuannya terdiri dari ilmu filsafat sebagai dasar dan arah pemikiran, ilmu matematika sebagai dasar matematis teknis, ilmu sosiologi sebagai dasar dalam mengamati perilaku manusia, ilmu hukum sebagai dasar kebijakan, dan ilmu politik sebagai strategi dalam mengambil kebijakan. 

Sedangkan ekonomi islam yang berlandaskan al-qur'an & hadis, juga beririsan dengan beberapa ilmu tersebut. Karena pada dasarnya Al-Qur'an dan hadis merupakan pedoman dan petunjuk bagi umat islam untuk kehidupan dunia dan akhirat, sehingga di dalamnya terdiri dari berbagai disiplin ilmu yang lengkap. 

Hal ini sejalan dengan kerangka berpikir umat islam bahwa setiap ilmu pengetahuan bersumber dari al-Qur'an dan hadis. Maka sebenarnya ilmu ekonomi adalah bagian dari ilmu yang diajarkan dalam al-Qur'an dan hadis. Namun dalam pengembangannya ilmu ekonomi (konvensional) cenderung menggunakan rasionalitas manusia saja yang bersifat sekuler. 

Opini ini didukung Adiwarman Karim dalam bukunya, bahwa ilmu pengetahuan modern yang berkembang sekarang merupakan hasil dari proses sekulerisasi ilmu. Struktur ilmu pengetahuan modern saat ini, termasuk di dalamnya ilmu ekonomi (konvensional), cenderung memisahkan unsur agama, Tuhan, nilai-nilai, dan norma secara drastis, sehingga ilmu pengetahuan berkembang dalam sifat positivistic.

Ekonomi islam dinilai perlu membuat kerangka berpikir yang proporsional antara ilmu ekonomi dengan norma-norma agama. Proposional yang dimaksud adalah menyeimbangkan keduanya dalam merumuskan sebuah teori, membangun sebuah konsep matematis dengan landasan kode etik islam, dan menerapkannya dalam praktik kegiatan perekonomian. 

Tugas dari ekonomi islam menurut Umer Chapra terdiri dari empat bagian. Pertama, menunjukkan perilaku yang ideal bagi para pelaku ekonomi untuk mencapai kesejahteraan; kedua, mempelajari dan mengevaluasi perilaku ekonomi actual yang sebenarnya terjadi; ketiga, menjelaskan sebab perilaku para pelaku ekonomi yang terjadi sebenarnya (dan bukan berperilaku yang seharusnya); keempat, merumuskan strategi untuk mendekatkan perilaku actual dengan ideal.

Teori ini dijelaskan lebih lanjut oleh Akbar Susamto dalam paper yang sama, yang menjabarkan ruang lingkup ekonomi islam secara spesifik. Bahwa ruang lingkup ekonomi syariah terdiri dari empat bidang kerja yang berbeda. Pada ruang pertama yaitu penjabaran mengenai perilaku ekonom yang seharusnya (sesuai al-Qur'an dan hadis) dilakukan untuk mencapai kesejahteraan. 

Hal ini cenderung bersifat normative dan positif. Pembahasan yang termasuk dalam ruang yang pertama ini mengenai hokum dan peraturan yang ideal (berdasarkan al-Qur'an dan hadis), standar perilaku seorang ekonom, dan prediksi mengenai kejadian-kejadian yang akan terjadi dalam perekonomian secara ideal. Kemudian pada ruang lingkup kedua, yang mempelajari dan mengevaluasi perilaku ekonomi actual dan dampaknya, hanya memiliki konten analsisis positif. 

Yaitu membahas tentang fakta ekonomi, pernyataan positif mengenai perilaku actual para ekonom, dan memprediksi kejadian yang akan terjadi dalam aktivitas ekonomi sebagai dampak dari perilaku actual tersebut. pada ruang lingkup yang ketiga, membahas tentang perbandingan perilaku ekonomi actual dan ideal, serta penjelasan perbedaan dari keduanya. Pembahasan pada ruangan ini memiliki konten analisis positif saja. Seperti identifikasi poin-poin perbandingan dan kesenjangan antara perilaku actual dan ideal para ekonom, dan memeriksa factor-faktor yang menyebabkan terjadinya kesenjangan. 

Penekanan pada ruang pembahasan ketiga ini adalah bahwa pada bidang pekerjaan ini hanya mempertimbangkan apakah perilaku ekonomi yang actual akan konsisten dengan perilaku ideal para ekonom, dan membahas penyebab dari inkonsistensi perilaku mereka (jika terjadi inkonsisten perilaku oleh para ekonom islam). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun