Mohon tunggu...
Fahmi Agustian
Fahmi Agustian Mohon Tunggu... profesional -

Blogger pemula yang masih terus belajar menulis....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bukan Sekedar Teori

12 Maret 2010   15:18 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:28 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

5. Merdeka

Yang kelima yang semestinya bersemayam di dada setiap muslim adalah jiwa merdeka. Jiwa kebebasan. Bebas merdeka dari kejumudan, bebas merdeka dari fanatisme sempit, bebas merdeka dari penguasaan pemikiran bangsa lain, bebas merdeka dari penjajahan terang-terang ataupun terselubung yang dilakukan atas bumi dimana Umat Islam berdiri.

Bebas Merdeka bukan berarti, bebas tanpa ikatan aturan. Sebab kebebasan seseorang itu terbatasi oleh kebebasan orang lain. Selain tentunya dibatasi juga oleh ketentuan Allah. Kebebasan yang tak terbatas, justru akan membuat kreativitas akan terhenti. Bukankah keindahan sepak bola itu muncul justru ketika ada aturan main yang membatasinya?
Coba jikalau sepak bola itu liar tanpa aturan, bola boleh di sentuh tangan, boleh mengkasari pemain lawan, boleh berbuat curang, bukankah keindahan sepak bola justru akan hilang?

Demikianlah, jikalau lima pirnsip ini saja mampu kita resapi dan laksanakan. Maka tidak perlu rasanya kita merasa minder dan merasa kehilangan jati diri. Kita akan dengan bangga memperkenalkan diri sebagai insiator peradaban yang saleh sekaligus kuat, kreatif, dan mandiri. Sehingga kita tidak lagi menjadi penonton yang bertepuk tangan atas prsetasi orang lain. Di saat umat lain sudah terbang tinggal landas, sementara kita masih tertinggal di landasan.

Tidak akan ada yang peduli dengan nasib kita ini selain diri kita sendiri. Dan tidak akan datang perubahan besar itu, kecuali dimulai dari perubahan diri kita sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun