Entah, kapankah persisnya aku bertemu kamu…
Aku lupa sejak kapan aku mulai meng-akrab-imu, kapan aku mulai menyanjungmu, kapan aku mulai menyayangimu.
Yang aku ingat, selalu aku yang membutuhkanmu, selalu aku yang merindukanmu, selalu aku yang mengganggumu.
Selalu saja aku terbayang akan indah dagumu, manis wajahmu, santunnya sikapmu, dan lembutnya cakapmu.
Entah sejak kapan aku mulai mencoba mengenalimu, yang aku ingat susah bagiku untuk membaca jati dirimu.
Entah sejak kapan aku mulai mengintai kebiasaanmu, yang aku ingat susah bagiku untuk membuatmu sadar akan keberadaanku.
Entah sejak kapan aku mulai membaca kesukaanmu, yang aku ingat susah bagiku untuk menemukannya pada diriku.
Entah sejak kapan aku mulai memenuhi kotak pesanmu, yang aku ingat susah bagiku untuk menemukan pesan darimu untukku.
Namun, cukuplah puas bagiku mampu menemukan satu kedamaian bersamamu.
Sejak itulah aku mulai merasakan aku butuh keberadaanmu.
Dan, cukuplah puas bagiku mampu mengirim rembulan untuk mengiringimu.