ANJANGKARYA YANG BERNILAI
Oleh : Fahmi Dimyati,S.Hut
Penyuluh Kehutanan Muda
Anjangkarya bisa diartikan kunjungan ke suatu tempat untuk pelaksanaan tugas, biasanya dilakukan oleh pejabat pemerintah. Bahasa yang merupakan alat komunikasi ini tentu memiliki peran yang sangat penting dalam segala aspek maupun kepentingan. Terlebih karena manusia merupakan mahluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, maka komunikasi menjadi hal yang menjembatani hubungan sosial tersebut.
Ngobrol adalah suatu bentuk anjangkarya yang sering dilakukan oleh penyuluh kehutanan khususnya wilayah kerja KPH Gedong Wani dan ngobrol merupakan kebutuhan azasi manusia, bahkan si bisu pun butuh ngobrol dengan caranya sendiri.
Kenapa semua orang butuh ngobrol? Jawabannya tak lain dan tak bukan adalah egoisme manusia. Ngobrol pada hakekatnya muncul dari niat manusia untuk menunjukkan kesuksesannya, kebenaran isi hatinya, kevalidan pendapatnya, keingintahuannya, dan keunggulan lain dari dirinya.Â
Pencetus obrolan biasanya sudah menyimpan ide dasar atau pendapat pribadi yang dianggapnya paling benar. Baru setelah ada beberapa pendapat yang lain maka pendapatnya tersebut bisa berubah. Â
Apapun hasil akhir dari obrolan, yang terpenting dari tujuan ngobrol adalah adanya kesepakatan dari semua orang yang ngobrol untuk membicarakan satu topik obrolan yang sama. Selain itu semua orang mengerti apa yang diobrolkan, meskipun pada akhirnya belum tentu semua orang menyetujui akhir dari obrolan itu.
Obrolan dengan topik suatu aturan biasanya penuh dengan intrik dan nafsu terpendam yang belum tentu diketahui lawan ngobrolnya. Orang yang memulai obrolan tentang peraturan biasanya juga bukan pencetus dari aturan itu.Â
Dengan kata lain, hal yang diobrolkan tersebut merupakan hasil penafsiran suatu aturan yang jika tidak didampingi oleh orang yang mengetahui makna aturan tersebut, maka hasil obrolannya bisa ngelantur tak tentu arah. Lebih berbahaya lagi jika kesimpulan dari semua pihak yang ngobrol tentang suatu peraturan itu dapat diarahkan oleh pihak pencetus obrolan demi kepentingan pribadinya.
Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dalam anjangkarya maka saya sebagai penyuluh kehutanan KPH Gedong Wani Resort Katibung melakukan anjangkarya dengan cara pendekatan persuasive dengan obrolan-obrolan santai, Saya mencontohkan dengan beberapa anjangkarya yang telah dilakukan penyuluh kehutanan contoh anjangkarya kepada masyarakat desa Tanjung Ratu Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan karena wilayah administrative desa ini sebagian besar masuk dalam wilayah kawasan hutan Register 40 KPH Gedong Wani, Dengan kondisi demikian maka sudah barang tentu kerusakan kawasan hutan akibat pemanfaatan kawasan secara berlebihan oleh masyarakat desa tanjung ratu sudah dalam ambang batas mengkhawatirkan karena bukan hanya alih guna lahan saja tapi sudah terjadi alih fungsi lahan di kawasan hutan desa Tanjung Ratu. Harapannya adalah dengan obrolan yang dibangun tidak ngelantur kemana-mana dan tidak dimanfaatkan oleh pihak tertentu, sehingga kejelasan filosofi dan manfaat aturan tersebut dapat disampaikan dengan benar.
Anjangkarya Dalam Bentuk Sosialisasi
Anjangkarya  yang dibangun dikemas dalam bentuk sosialisasi peraturan perundangan bidang Perlindungan kehutanan dan Pemberdayaan Masyarakat dalam Kawasan Hutan Produksi di KPH Gedong Wani  yang disampaikan secara panel oleh berbagai stakeholder yang ada di Resort Katibung, diantaranya dari pihak KPH Gedong Wani beserta jajarannya, Pihak Kecamatan Katibung, para Babinsa Kecamatan Katibung dan Babinkantibmas Kecamatan Katibung.