Aku berjuang lembur dengan rekor belasan kali, agar aku dapat memilikimu seutuhnya dalam satu rumah.
Aku selalu memandang baik dan penuh seksama foto profilmu, andai boleh kuedit, akan kutambah hias menawan di sekeliling wajahmu.
Efeknya….
Aku tak tahu buku mana yang bisa kamu rekomendasikan.
Aku tak tahu bagaimana memulai alur cerita pendek yang biasa selalu kau nilai dengan baik.
Hingga lirik Butiran Debu meresap dalam kalimat ini…, aku tanpamu butiran….
Berat sekali memikirkan pertanyaan di kepalaku.
Pernahkah kau mengerti?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!