Mohon tunggu...
Fahma Asha Gabila
Fahma Asha Gabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pejuang Sarjana

Bismillah nawaitu

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pramuka Ekstrakurikuler Wajib, untuk Apa?

15 Februari 2022   17:25 Diperbarui: 15 Februari 2022   17:48 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Banyak yang bertanya-tanya, mengapa pramuka menjadi ekstrakurikuler wajib bagi siswa? Perlu diketahui bahwa ada 4 tingkatan golongan usia 7-25 tahun yang termasuk anggota muda di pramuka, yaitu Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega. Sedangkan dibilang sebagai anggota dewasa, yaitu anggota muda pramuka yang sudah menikah atau anggota pramuka yang berusia 25 tahun keatas. 

Pada peringatan Hari Pramuka tahun 2006, Presiden SBY saat sambutan berkata bahwa, ”Saya pernah mengucapkan keprihatinan atas mulai berkurangnya minat pelajar dan mahasiswa dalam gerakan Pramuka. 

Oleh karena itu dalam kesempatan ini saya mencanangkan revitalisasi Pramuka.”. Lalu tertuanglah wadah revitaliasi tersebut menjadi Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka.

Menurut Presiden SBY, revitalisasi ini mengandung makna penguatan dan akselerasi. Penguatan dan akselerasi ini dibutuhkan sebagai sebuah proses transformasi diri melalui organisasi kepramukaan secara independen. “Untuk terbentuknya berbagai fondasi mendasar, dan terpatrinya budaya ke-Indonesiaan yang warna-warni, berbeda-beda,” katanya. 

Fondasi mendasar ini maksutnya adalah tumbuhnya sikap cinta tanah air, terpupuknya solidaritas kemanusiaan, terbentuknya budaya kepramukaan .

Upaya meyukseskan pendidikan karakter melalui pendidikan kepramukaan tentu merupakan sesuatu yang pas. Sejak awal berdiri, pendidikan kepramukaan memang diarahkan pada penguatan karakter seseorang agar menjadi manusia yang berguna bagi masyarakatnya. 

Hanya saja, pengintegrasian yang tepat dan lembut perlu dilakukan dengan baik. Jika dipakai sebagai strategi pendidikan karakter dalam menyukseskan misi penguatan karakter generasi muda, tentu aspek penguatan infrastuktur kepramukaan harus diperhatikan dengan kuat.

Pada hakekatnya, memperkokoh eksistensi organisasi Gerakan Pramuka bukan membentuk organisasi kepramukaan baru. Tujuan utamanya adalah memfungsikan kembali Gugus Depan sebagai satuan pendidikan kepramukaan. 

Gugus depan adalah rumah belajar bagi adik-adik pramuka, dibina dengan cara-cara kepramukaan, dan dikelola dengan manajemen Gerakan Pramuka. Karena itu, esensi dari kepramukaan adalah pendidikan.

Ciri utama pramuka adalah pendidikan yang berbasis belajar sambil melakukan di alam terbuka dengan pola berkelompok melalui ketrampilan yang menarik dan menyenangkan. 

Pola pendidikan karakter dalam pendidikan kepramukaan dilaksanakan secara langsung, menjiwai, dan melakukan. Ketrampilan kepramukaan dapat dikelompokkan ke dalam ketampilan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan fisik.

Gerakan Pramuka itu adalah gerakan pendidikan kebangsaan selain pendidikan karakter dan kecakapan hidup. Inti kebangsaan dalam Gerakan Pramuka bahkan tercantum dalam Prinsip Dasar, Trisatya, UU Gerakan Pramuka, AD/ ART dengan jelas. Kebangsaan Indonesia harus menjadi menu dalam setiap proses pendidikan kepramukaan.

Kekuatan Gerakan Pramuka berada pada metode kepramukaan yang dikemas untuk menyukseskan keterwujudan karakter bagi generasi muda. Penerapan metode kepramukaan haruslah dilatari oleh aspek menyenangkan, menyehatkan, menghasilkan keterampilan, membantu orang lain, dan mengalami sistem among/ satuan terpisah antara peserta didik perempuan dan laki-laki.

Pendidikan kepramukaan berperan sebagai (1) pelengkap pendidikan formal dan informal, (2) pengembang pengetahuan, minat dan bakat yang dimiliki peserta didik, (3) sarana proses pendidikan sepanjang hayat menggunakan tata cara kreatif, rekreatif, dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya, (4) wahana pendidikan yang menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjemukkan, sehingga diharapkan pada peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, rasa sosial, spiritual dan emosionalnya, dan (5) inti organisasi Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugas manajemennya.

Ada empat aspek tujuan Gerakan Pramuka, yakni aspek karakter, kebangsaan, kecakapan, dan peduli lingkungan. Keempat aspek tersebut dapat terwujud dengan baik manakala semua ide dapat berwujud ke dalam proses dengan baik. Kepramukaan haruslah hidup, dinamis, dan berproses dengan baik sehingga memberikan jaminan masa depan bangsa Indonesia.

Banyak kalangan sering menggunjing kepramukaan dengan nada mengejek melalui pernyataan, “Pramuka itu hanya tepuk dan nyanyi”. Seolah-olah kepramukaan sebagai tempat kumpulan orang yang tidak mempunyai pekerjaan. Mereka seakan hanya tahu kulit sepintas saja tanpa memahami dengan kuat kedalaman dan keluasan kepramukaan sebagai salah satu dimensi penyangga pendidikan dalam rangka menuju hidup dan mati bahagia melalui penguatan karakter, kebangsaan, dan kecakapan.

Padahal, tepuk dan nyanyi itu bagi kepramukaan memang sangat penting karena sebagai teknik dalam pendidikannya. Bahkan, pendidikan kepramukaan itu mempunyai deretan panjang teknik kepramukaan, seperti berkemah, bermain tongkat, ikatan, mendaki gunung, renungan, pioneering, orientering, peta pita, sandi, bendera, dan sebagainya. Kepramukaan itu merupakan wahana pendidikan yang berbasis pengalaman dengan metode khas yang mampu membentuk peserta didik secara integratif antara pikiran, sikap, dan ketrampilan.

Gerakan Pramuka sebenarnya memiliki banyak kegiatan yang menarik, positif, dan konstruktif sebagai penyelenggara pendidikan kepramukaan yang memiliki andil besar dalam mengantarkan generasi agar berbudaya, unggul, dan kompetitif. Sudah saatnya gerakan Pramuka punya paradigma baru dengan pengelolaan organisasi secara inovasi dengan mementingkan kualitas generasi muda yang berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, serta memiliki kecakapan hidup.

Metode Kepramukaan di desain bisa digunakan lintas zaman, lintas negara, lintas budaya, dan lintas usia dengan 3 prinsip utamanya yaitu kewajiban terhadap Tuhan (Duty to God), Kewajiban terhadap diri sendiri (Duty to Self), dan Kewajiban terhadap sesama (Duty to Others). Alam terbuka, learning by doing, progresif, berkelompok, tanda kecakapan, kode kehormatan, satuan terpisah, orang dewasa, merupakan beberapa bagian dari metode kepramukaan yang selama ini diterapkan.

Kegiatan strategis perlu dilakukan dalam melaksanakan revitalisasi. Diantaranya dengan meningkatkan jumlah dan kompetensi peserta didik, meningkatkan jumlah dan mutu tenaga pendidik, memperbaharui kurikulum pendidikan dan meningkatkan sarana serta prasarana pendidikan. 

Selanjutnya meningkatkan pelaksanaan berbagai program Gerakan Pramuka sebagai wadah aktualisasi diri peserta didik dan memantapkan organisasi manajemen serta sumber daya Gerakan Pramuka.

Revitalisasi bila dikaitkan dengan pengabdian masyarakat adalah bagaimana kegiatan Pramuka bisa diterima di masyarakat kemudian membaur dengan masyarakat dan bagian dari masyarakat.

 Seperti contoh, bila ada musibah kebakaran, atau arus mudik dan balik, atau yang lainnya. Pramuka juga menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat melakukan semacam pendampingan dan bantuan penyaluran kegiatan bakti masyarakat dan bergabung dengan organisasi lain dan memberikan rasa aman kepada masyarakat.

By : Fahma Asha Gabila

Pramuka UIN Malang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun