Suatu hari, saat Dian pulang dari sekolah, dia melihat sebuah catatan di atas meja. Itu adalah catatan dari Rina, kakaknya.
Catatan itu berbunyi, "Untuk adikku tercinta, Dian. Kami semua menyayangi dan menghargaimu. Kamu adalah kekuatan dan inspirasi bagi kami. Jangan pernah merasa terpinggirkan, karena kamu adalah bagian penting dari keluarga ini. Kami bangga memilikimu sebagai adik."
Dian tersenyum bahagia dan berlari menuju Rina. Mereka berpelukan erat, memperkuat ikatan mereka sebagai saudara.
Dian: "Terima kasih, Rina. Aku juga sangat menyayangi kalian semua. Kita adalah tim yang tak terpisahkan."
Rina: "Benar sekali, Dian. Kita adalah keluarga yang saling menyayangi dan mendukung. Tak ada yang lebih berharga dari itu."
Dengan senyuman di wajahnya, Dian kembali ke ruang keluarga, di mana adiknya Rudi sedang menunggunya dengan tumpukan buku yang ingin dibacakan. Mereka berdua tersenyum satu sama lain, menikmati momen kebersamaan yang penuh cinta.
Dalam pelukan keluarga ini, Dian merasa kuat dan dicintai. Dia tahu bahwa dia adalah anak tengah yang sangat disayangi oleh keluarganya, dan itu adalah hadiah terindah yang bisa dimilikinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H