Mohon tunggu...
Silfi Fahima
Silfi Fahima Mohon Tunggu... Novelis - menulis, membaca dan bercerita

semua hal akan terasa lebih bermakna jika kita lakukan bersama dengan orang yang kita cinta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Apakah Memori Anak Dapat HIlang?

21 Oktober 2020   22:46 Diperbarui: 21 Oktober 2020   23:02 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbicara mengenai memori. Semua mausia pasti memiliki memori yang tersimpan pada otak masing-masing. Memori yang berada pada elektronik biasanya di gunakan untuk menyimpan berbagai berkas atau data penting. Begitu juga dengan memori manusia, digunakan untuk menyimpan ingatan-ingatan mulai dari kecil hingga ajal menjemput.

Namun  tidak semua memori dalam ingatan dapat bertahan mulai awal diingat hingga waktu yang lama. Dalam pesikologi memori memiliki sifat yang permanen namun juga ada yang sementara.  Memori ini disebutkan sebagai proses penyimpanan informasi dari apa yang ditangkap oleh panca indra manusia. Memori juga bisa terlupakan atau bisa juga dipanggil kembali saat dibutuhkan.

Nah sistem saraf pusat dalam mengingat informasi bersifat sensorik merupakan sistem kerja yang urama. Apabila terjadi gangguan, maka informasi juga tidak dapat tersimpan dengan baik. Saat kondiri seperti ini sistem otak mengalami penurunan atau bisa disebut dengan lupa.

Apalagi saat anak masih dalam umur usia dini. Memori dalam otaknya belum bisa berfungsi dengan baik. Pada umur anak 0-6 tahun sistem otak dalam mengingat sesuatu belum sepenuhnya berfungsi dengan baik, sehingga tak heran jika anak banyak bertanya dan suka mengulangi pertanyaan yang sama pada kita sebagai orang tuanya.

Pemikiran anak usia dini cenderung menempati ring pada taraf memori jangka pendek. Memori jangka pendek dimana informasi yang sedang dipikirkan dan disadari oleh seseorang. Bisa juga disebut dengan memori aktif atau primer. Perstiwa baru dan data sensorik seperti suara disimpan dalam memori jangka pendek.

Beberapa waktu yang lalu saya mengajar ngaji salah satu anak yang usianya masih dalam taraf anak usia dini. Saat awal bertemu saya kira ia merupakan anak yang pendiam dan pasif. 

Menurut ibunya ia suka dengan bernyanyi dan ia lebih cepat menangkap saat dijelaskan melalui nyanyian. Hingga hal itu menjadikan insting saya berubah 100 persen. Yang awalnya saya kira anak yang pendiam, ternyata ia memiliki kepandaian yang sangat hebat untuk anak pada umumnya.

Pada pertemuan berikutnya saya berniat untuk memberikan contoh lagu edukasi untuknya. Saya harap ia bisa langsung mengerti dan faham dengan apa yang saya sajikan. Ternyata saya baru menyadari suatu hal, tidak semudah itu untuk menjadikan anak faham akan apa yang kita sampaikan. Tidak semudah kita memberikan nyanyian dan mereka langsung faham, tidak.

Nyanyian pertama yang saya amati mereka mendengarkan dengan antusias tanpa mengerti apa yang menjadi makna dalam nyanyian tersebut.

Pengulangan kedua, mereka beberapa sudah sedikit tahu dengan liriknya namun belum memahaminya.

Pengulangan ketiga saya mengajak mereka untuk bernyanyi bersama, walaupun mereka banyak diam karena tidak hafal liriknya namun tetap saya ajak untuk bernyanyi. Harapan saya agar mereka juga merasakan bagaimana bernyanyi, bukan hanya guru saja yang mencontohkan.

Ini yang dimaksut dengan memori jangka pendek. Hanya menyimpan memori dengan sementara dan tidak permanen. Namun tidak menutup kemungkinan juga bahwa memori jangka pendek dapat menjadi memori ingatan yang permanen. Memori  jangka pendek bertahan hanya sekitar 18-30 detik.

Jika ada memori jangka pendek maka ada juga memori jangka panjang. Memori jangka panjang ini adalah unsur pusat perkembangan kognitif yang memusatkan seluruh yang di dalamnya individu menyimpan informasi yang ia terima sepanjang waktu. Kapasitasnya untuk menyimpan informasi yang mendetail tetaplah tidak tertandingi.

Lalu apakah memori bisa rusak atau hilang data-data yang disimpan ? jawabnnya bisa

Terdapat beberapa penyebab ganguuan pada memori otak.

Cedera otak traumatis, kebanyakan penemuan pada ingatan adalah hasil penelitian yang melukai daerah otak tertentu pada tikus atau prtimata. Bagaimana dengan manusia ? hal ini biasa terjadi diakibatkan karena ketaumaan atas suatu pekerjaan baik disengaja ataupu tidak.

Penyakit Neurodegeneratif, penyakit ini dapat mengakibatkan kehilangan ingatan. Kehilangan ingatan ini sering kali merupakan korban dari kerusakan saraf umum. Untuk saat ini, penyakit ini tidak dapat disembuhkan.

Beberapa yang paling umum (dan, sebagai akibatnya, paling banyak diteliti) termasuk penyakit Alzheimer , demensia , penyakit Huntington , multiple sclerosis , dan penyakit Parkinson . 

Tidak ada yang bertindak secara khusus atas ingatan; sebaliknya, kehilangan ingatan seringkali merupakan korban dari kerusakan saraf umum. Saat ini, penyakit ini tidak dapat disembuhkan, tetapi penelitian tentang sel induk, psikofarmakologi, dan rekayasa genetika menjanjikan banyak hal.

Mereka yang mengidap penyakit Alzheimer umumnya menunjukkan gejala seperti tersesat sesaat pada rute yang sudah dikenal, menempatkan harta benda di lokasi yang tidak tepat dan distorsi ingatan yang ada atau benar-benar melupakan ingatan. Peneliti sering menggunakan paradigma Deese -- Roediger -- McDermott (DRM) untuk mempelajari efek penyakit Alzheimer pada memori. 

Paradigma DRM menyajikan daftar kata seperti doze, pillow, bed, dream, nap, dll, dengan tema kata yang tidak dihadirkan. Dalam hal ini, kata temanya adalah tidur. Pasien penyakit Alzheimer lebih mungkin mengingat kata tema sebagai bagian dari daftar asli daripada orang dewasa yang sehat. 

Ada kemungkinan hubungan antara waktu encoding yang lebih lama dan peningkatan memori palsu di LTM. Para pasien akhirnya mengandalkan inti informasi daripada kata-kata spesifik itu sendiri. [33] Alzheimer menyebabkan respons inflamasi yang tidak terkontrol yang disebabkan oleh pengendapan amiloid yang ekstensif di otak, yang menyebabkan kematian sel di otak. 

Ini menjadi lebih buruk dari waktu ke waktu dan akhirnya menyebabkan penurunan kognitif, setelah kehilangan ingatan. Pioglitazone dapat meningkatkan gangguan kognitif, termasuk kehilangan memori dan dapat membantu melindungi memori jangka panjang dan visuospasial dari penyakit neurodegeneratif.

Pasien penyakit Parkinson memiliki masalah dengan kinerja kognitif; masalah ini mirip dengan apa yang terlihat pada pasien lobus frontal dan seringkali dapat menyebabkan demensia. Penyakit Parkinson diduga disebabkan oleh penurunan proyeksi mesokortikolimbik dopaminergik yang berasal dari daerah tegmental ventral.

Juga telah diindikasikan bahwa hipokampus memainkan peran penting dalam memori episodik dan spasial (bagian dari LTM) dan pasien penyakit Parkinson memiliki hipokampus abnormal yang mengakibatkan fungsi LTM abnormal. Suntikan L-dopa sering digunakan untuk mencoba meredakan gejala penyakit Parkinson serta terapi perilaku. 

Pasien skizofrenia memiliki masalah dengan perhatian dan fungsi eksekutif yang pada gilirannya mempengaruhi konsolidasi dan pengambilan memori jangka panjang. Mereka tidak dapat menyandikan atau mengambil informasi temporal dengan benar, yang menyebabkan mereka memilih perilaku sosial yang tidak pantas. 

Mereka tidak dapat secara efektif menggunakan informasi yang mereka miliki. Korteks prefrontal, di mana pasien skizofrenia memiliki kelainan struktural, terlibat dengan lobus temporal dan juga mempengaruhi hipokampus, yang menyebabkan kesulitan mereka dalam pengkodean dan pengambilan informasi temporal (termasuk memori jangka panjang).

Dari beberapa gangguan diatas semua berpengaruh pada memori otak pada manusia. Tidak menutup kemungkinan juga dapat terjadi pada anak-anak.

Referensi:

satu, dua, tiga, empat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun