"Kakak kenapa jadi nakal sih sekarang ?"
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan anak jika berada dalam kondisi marah. Saat bermain, saat sesuatu tak sesuai dengan keinginannya atau bahkan saat kita melarang untuk tidak melakukan hal yang ia inginkan.
Perlu diketahui saat anak berusia 2-6 tahun mereka berada pada tahap Pra-Operasional. Dimana seorang anak belajar menggunakan bahasa. Selama tahap ini, anak-anak belum memahami logika konkret, tidak bisa secara mental memanipulasi informasi, dan tidak dapat mengambil sudut pandang orang lain. Sehingga mereka masih kurang dalam mengendalikan emosi yang berada dalam dirinya.
Ingat, anak adalah peniru yang sangat handal. Mereka bagaikan penyimpanan kosong yang nantinya akan terisi baik secara sepontan atau tidak. Mereka akan terus memperhatikan, mengamati dan mencerna dengan baik bagaimana keadaan lingkungan sekitarnya. Sebagai orang tua kita sama sekali tidak mau jika anak-anak kita meniru perbuatan yang tidak baik. Yang nantinya akan berpengaruh besar terhadap perilaku si kecil. Â
Membuat anak mendengarkan apa yang kita katakan
Dalam perkembangan anak yang masih belum bisa melakukan hal dengan matang mereka pertimbangkan atau dalam kata lain melakukan sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Sehingga untuk membuat mereka tetap berbuat baik maka kita juga harus menasehati mereka dan mendapat respon positif dari mereka (patuh)
Kita bisa membuat anak menjadi patuh kepada kita. Dengan melakukan hal-hal kecil yang sangat berpengaruh untuk anak. Anak usia dini sangat identik dengan hal-hal yang menyenangkan, menantang dan pastinya penuh dengan rasa. Pada usia ini anak akan jauh mudah merasa bawa perasaan (baper).
Oleh karena itu perlakukan anak dengan penuh cinta. Ajak mereka untuk bermain bersama, makan bersama dan melakukan hal menyenangkan bersama. Lontarkan dan luapkan kata-kata yang manis yang mewakili bagaimana perasaan anda kepada anak. Dengan hal ini anak akan merasa tenang dan nyaman saat berada bersama dengan kita.
Contoh "Mama sayang banget sama Zizi"
Lakukan komunikasi yang baik dengan anak. Secara tidak langusng dalam hal ini kita sudah memberikan keluasan bicara dan rasa aman kepada anak untuk menceritakan atau menyampaikan sesuatu yang ia alami kepada kita. Tidak hanya mereka namun para orang tua juga harus menyampaikan hal yang sama kepada anak kapanpun dan dimanapun.
Contoh "Zizi tadi sudah makan ? , Enak gak tadi makanannya?"
Komunikasi tidak melulu membahas tentang apa yang si kecil ingin lakukan atau sudah dilakukan. Namun juga dapat dengan bercerita terkait apapun. Mulailah bercerita dengan sesuatu yang sederhana, sesering mungkin dan sebanyak mungkin. Dengan melakukan komunikasi seperti ini sebenarnya kita tidak hanya melatih bagaimana anak untuk berbicara namun juga melatih daya ingatnya dalam menyampaikan atau menceritakan hal yang sudah ia dengar, alami bahkan yang pernah ia lihat.
Biarkan anak menyampaikan apa yang mereka rasakan dengan bahasa mereka sendiri. Hal ini hampir sama dengan kita melakukan komunikasi dengan anak. Walaupun tanggapan mereka nantinya akan berbeda-beda. Setelah ia menyampaikan apa yang ingin ia rasakan, beri masukan terkait mana hal yang bener atau dukungan jika memang apa yang ia rasakan sudah benar.
Hal ini juga berlaku jika ada anak yang tengah bertengkar. Entah itu bersama saudara ataupun teman sebayanya. Langkah awal yang bisa para orang tua lakukan adalah mendatangi dan melihat apa yang sebenarnya terjadi terhadap mereka. Dengarkan apa yang mereka jelaskan terkait konflik yang membuat mereka sampai bertengkar. Setelah mendengarkan apa yang mereka katakan lihat apa yang terjadi sebenarnya. Setelah itu kita dapat memberikan komentar terhadap apa yang sudah mereka lakukan.
Selain rasa cinta dan komunikasi yang baik. Sifat respec terhadap anak juga menjadi hal yang mendukung agar anak dapat patuh terhadap apa yang kita katakan. Sikap respec terhadap anak dapat berupa kita meminta izin untuk meminjam  sesuatu yang menjadi milik anak atau dengan mengapresiasi perbuatan baik yang sudah si kecil lakukan.
Contoh " Zizi, mama pinjam selimutnya sebentar ya"
Dengan perkataan demikian, anak akan merasa bahwa kita sebagai orang tua menghargai peranan anak dalam kepemilikan barang. Ingat si kecil memiliki perkembangan dan kecerdasan masing-masing.Selain meminjam sesuatu kita juga dapat mengutarakan rasa respec kita dalam hal memuji perbuatan baik yang sudah mereka lakukan.
Perlu diingat kita juga harus melihat dosis dalam melontarkan pujian kepada anak. Pujian yang tidak pada tempatnya akan menjadi efek yang sama dengan memberikan hukuman, karena meniadakan ruang evaluasi bagi tindakan anak selanjutnya. Cara paling efektif adalah dengan membedakan proses dan hasil. Pujian akan menjadi efektif dan relevan jika diberikan untuk mengapresiasi usaha yang telah mereka jalankan, bukan untuk memuji kecerdasan mereka.
Contoh "Wah, hebat .. anak bunda sudah bisa buang sampah pada tempatnya,"
Membuat anak menjadi mengerti apa yang kita mauÂ
Selain supaya anak mendengarkan apa yang kita katakan, agar anak berlaku sesuai dengan apa yang kita inginkan dan tidak melakukan hal yang tidak dapat kita larang. Maka jadikan anak menjadi mengerti apa yang kita mau sesuai dengan hal yang benar.
Beberapa orang tua mengeluhkan tentang sikap anak yang sulit untuk diberi tahu hal yang benar. Hal ini sangat wajar terjadi pada usia anak yang masih dini. Jika mengandalkan ucapan kepada anak, kemungkinan besar anak tidak akan mudah mengerti apa yang kita ucapkan.
Untuk permasalahan demikian, dapat kita tangani dengan memberikan contoh yang benar dan baik kepada anak. Dalam otak anak akan lebih tertancap degan apa yang kita lakukan, jika mereka tengah melakukan hal yang kurang benar dan saat itu juga kita membenarkan dengan apa yang harus mereka lakukan diikuti dengan ucapan yang mendukung akan perbuatan tersebut.
Contoh : Anak tengah bermain pintu dengan menutup keras pintu secara berulang-ulang. Secara langsung kita memberitahukan dengan hal yang seharusnya mereka lakukan, yakni menutup pintu dengan pelan(Mencontohkan). Dan diikuti dengan ucapan yang mendukung "Zizi kalau menutup pintu harus pelan ya, nah begini caranya" perlihatkan bagaimana cara menutup pintu dengan benar.Â
Sumber :
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H