Mohon tunggu...
Fani Tafia
Fani Tafia Mohon Tunggu... Insinyur - Pejuang melawan kebodohan

Hanya ingin hidup dalam damai

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dibalik Novel Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin

22 Februari 2018   05:49 Diperbarui: 22 Februari 2018   05:55 5789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Bagaimana tidak? Orang yang selama ini ia cintai dengan teramat dalam akan mengikat janji suci dengan gadis lain yang jelas-jelas itu bukan dirinya dan tidak lain adalah Ratna, orang yang selama ini ia pikir telah mereut tempatnya di kehidupan Danar. Untuk bagian leraian, penulis menyuguhkannya dengan berbagai peristiwa yang menunjukkan bahwa Tania membaik seiring waktu yang berlalu dan kesibukan yang ia jalani, " Setidaknya kesibukan-kesibukan itu akan membuatku lelah berpikir. Dan jika aku sudah lelah berpikir, pelan-pelan semuanya akan berlalu. Kalau aku sedikit beruntung, mungkin bisa melupakannya." 

Kutipan halaman 88 Pdf. Sampai pada akhirnya Ratna mengabarinya lewat surat elektronik yang mengatakan bahwa keadaan rumah tangganya dengan Danar agak kurang baik. Hal ini juga yang menuntun Tania untuk pulang kembali ke Indonesia setelah bertahun-tahun. Kisah hidup Tania di novel ini ditutup dengan pengakuan perasaannya di bekas rumah kardusnya. Setelah memberitahu Danar bahwa Ratna sedang mengandung anaknya empat bulan, semua selesai dan Tania memutuskan untuk melanjutkan hidupnya, "Esok lusa mungkin aku akan menemukan pilihan rasional seperti yang pernah dikatakan Anne." Kutipan halaman 139 Pdf.

Penokohan dalam novel ini bisa dikatakan tidak terlalu rumit dan simpel. Hal ini bisa dilihat dalam penokohan masing-masing tokoh yang mendominasi di novel ini. Tokoh yang mendominasi novel ini adalah Tania, Dede, Danar, Ratna, Anne, dan Ibu. Selebihnya hanya sebagai pelengkap cerita saja. Masing-masing tokoh yang dihadirkan memiliki penokohan yang berbeda dengan tokoh yang lain. Tania, di novel ini ia digambarkan sebagai gadis yang cantik, dewasa, dan pintar, " Dan yang lebih penting dari itu semua, aku sudah berubah menjadi gadis yang "cantik dan dewasa"." 

kutipan halaman 43 Pdf. Kita bisa melihat bukti kepintaran Tania melalui prestasi yang selama ini ia peroleh dibidang akademik. Juga melalui basiswa yang ia terima dari sekolah tingkat pertama hingga kuliah. Dede, adik Tania, digambarkan sebagai sosok yang cerdas dan pandai, "Dede ranking empat di kelas, meski tidak ikut ulangan umum karena sakit. ". kutipan halaman 23 Pdf. Selain itu, kepiawaian Dede dalam bermain lego menjadi bukti tambahan kalau Dede adalah anak yang cerdas. Dalam novel ini, beberapa bagian menceritakan antusias Dede terhadap permainan tersebut.

Danar, digambarkan sebagai pria yang baik serta dermawan, "Suatu hari Ibu pernah bilang bahwa dia tak perlu lagi memberikan uang sekolah buat kami, karena Ibu sudah mampu mengurus semuanya. Dia hanya tersenyum, menggeleng. "Ibu tabung saja.... Kita tidak tahu apa yang terjadi esok atau lusa, kan? Uang yang dari kue dijadikan modal lagi saja...."Ibu lagi lagi menurut, Aku tak mengerti benar dengan kata apa yang akan terjadi esok atau lusa itu." 

Kutipan halaman 25 Pdf. Selain itu, rutinitas Danar membuka kelas mendongeng di rumahnya setiap hari minggu seakan menjadi tambahan bukti kalau Danar merupakan sosok yang baik hati. Ratna, digambarkan sebagai wanita cantik yang hampir mendekati sempurna, " Kak Ratna amat cantik, rambutnya panjang, dan pakaiannya medis. Seperti artis-artis itu. Badannya wangi. Mukanya bermake-up tipis.

 Cantik sekali."kutipan halaman 20 Pdf. Anne, adalah teman sekolah Tania yng berasal dari Malaysia, "Anne tidak datang sesiang ini. Juga malamnya, Ibunya sakit di Kuala Lumpur, Anne terpaksa pulang mendadak." Kutipan halaman 82 Pdf. Serta Ibu, adalah orang yang pekerja keras, "Ibu bekerja serabutan, apa saja yang bisa dikerjakan, dikerjakan." Kutipan halaman 15 Pdf. Selain itu ibu merupakan seorang wanita yang tegar, buktinya ia tetap bertahan hidup dengan cara apapun setelah kepergian suaminya. Cara penulis menggambarkan penokohan yang tidak berbelit-belit inilah yang membuat cerita dalam novel ini lebih mudah untuk dicerna atau dipahami.

Dalam novel ini, secara tidak langsung penulis ingin menghadirkan suasana kisah asmara lintas negara. Hal ini bisa dilihat melalui lokasi sekolah Tania yang berada di Singapura dan tempat tinggal Danar di Jakarta. Ada beberapa tempat lagi yang sering disebut oleh penulis, seperti bandara, toko buku, rumah kerdus, rumah makan, dan lain-lain, " Waktu di Bandara Changi, ingat? Makan malam di pecinan, ingat?"kutipan halaman 74. Namun, seringkali penulis menyebutkan kata "toko buku", hal ini terjadi karena sang tokoh yaitu Danar dan Tania mempunyai kenangan khusus dengan tempat tersebut.

 Selain itu, dalam novel ini Danar dikisahkan sebagai seorang penulis dan Tania adalah seorang pelajar. Otomatis kehidupan mereka tidak akan jauh-jauh dari kata toko buku, buku, dan hal-hal yang berkaitan.

Waktu yang sering disebut dalam novel ini adalah siang dan malam, "Kak Ratna makan siang bersama kami di kantin flat," total kata siang yang ditemukan dalam novel ini kurang lebih ada 20 kata. "Lima menit sebelum pukul sembilan malam. Hanya toko cucicetak foto yang masih menyisakan sedikit sinar lampu, Mungkin ada yang kerja lembur. Entah mengerjakan apa. Hanya warung tenda yang masih ramai bercahaya. Warung itu buka hingga larut malam.

Satu-dua malah hingga dini hari. Jalanan masih padat penuh cahaya, meski tak terlalu macet lagi." Sedangkan total kata malam yang ditemukan adalah lebih dari 100 kata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun