kucuran cai kucuran
kucuran caina empang
haturan abi haturan
haturan wilujeng tepang
Cara penyajian Kesenian Gaok tidak hanya ditampilkan di atas panggung, tetapi bisa juga di tengah / halaman rumah, duduk bersila menggunakan tikar. Dipimpin oleh seorang dalang atau pangrawit, yang bertugas untuk membacakan kalimat-kalimat yang ada dalam cerita. selanjutnya untuk diulang oleh Tukang Gaok. Ia yang membacakan Wawacan. Kemudian dibeuli oleh juru mamaos (pencoba) yang satu dengan yang lain. Tukang meuli tak ditentukan, siapa saja yang ingin meuli kalimat yang dibacakan dalang. Selain tukang meuli, ada lagi tukang naekkeun, yang menaikkan nada yang ditembangkan ke nada yang lebih tinggi, sehingga persiapan yang paling penting bagi tukang gaok adalah mempersiapkan suara agar tidak sampai kehabisan nafasnya. terkadang gayanya pun seperti orang yang sedang mengumandangkan Adzan. Pemain harus memiliki kualitas suara yang bagus, ambitus suara yang memadai, napas yang panjang, dan harus hapal semua pupuh, termasuk cara menembangkannya.
Tetapi yang lebih penting lagi, yaitu untuk menekankan kejelasan jalannya cerita dalam Wawacan kepada penonton. Karena bila lirik atau rumpaka sudah disampaikan oleh Tukang Gaok, yang terdengar oleh penonton bukan lagi kejelasan ejaan atau lafal kata yang diucapkan, melainkan suara dari penembang tersebut yang ditonjolkan. Cara pengulangan disampaikan baris demi baris agar pemain dan penonton tertib. Dulu, jumlah yang memainkannya 12 sampai 13 orang. Sekarang pemain Gaok sekitar 4 sampai 6 orang laki-laki sebagai juru mamaos dan seseorang sebagai dalang atau pangrawit yang menjadi pemimpinnya. Adapun cerita yang dibawakan selain cerita-cerita Wawacan di atas merupakan kisah nyi rambut kasih atau simbar kencana. Selain sebagai juru mamaos, setiap pemain memainkan tetabuhan/waditra dari bambu, yang masing-masing memiliki nama: kecrek (tamborin), gendang dipadukan dengan songsong dan buyung.
Waktu penyajian wawacan dalam lantunan pupuh ini disajikan pada saat malam hari. Dimulai ba'da isya yakni dari pukul 20.00 -- 04.00 pagi, artinya pertunjukan ini berlangsung selama semalam. Jika belum selesai dalam satu malam pertunjukanya maka, dilanjutkan sesuai dengan kesepakatan hajat / penonton Gaok yang dapat dipertunjukan Kembali pada malam selanjutnya.
Nah sekarang Bagaimana agar kita dapat menjaga kesenian gaok supaya keberadaanya tetap ada dan terjaga di majalengka