Kasus2: Â Pemilihan Umum 2019
Pemilihan Umum Indonesia 2019 menjadi contoh menarik untuk melihat pelaksanaan model komunikasi massa satu tahap dan dua tahap. Media tradisional seperti televisi dan surat kabar memainkan peran penting dalam menyampaikan informasi tentang kandidat dan program kerja mereka selama masa kampanye. Ini adalah contoh penerapan model satu tahap, di mana informasi diberikan langsung kepada audiens.
Sebaliknya, penggunaan media sosial yang dilakukan oleh para kandidat dan tim kampanye mereka menunjukkan penerapan model yang disebutkan di atas dalam dua tahap. Tokoh masyarakat dan pengaruh politik sering kali berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan informasi dari media massa, bersama dengan pendapat dan interpretasi mereka, kepada para pengikutnya. Ini terlihat dari banyaknya kampanye politik di media sosial yang melibatkan berbagai pemimpin opini dan influencer untuk menyampaikan pesan mereka.
Opini dan KritikÂ
Meskipun kedua model ini sangat penting untuk komunikasi massa di Indonesia, ada beberapa kritik yang perlu dipertimbangkan. Pertama, model satu tahap seringkali tidak dapat memahami bagaimana audiens memahami informasi yang kompleks. Audiens mungkin tidak memahami atau menerima sepenuhnya informasi yang disampaikan secara langsung oleh media. Misalnya, pemerintah seringkali memerlukan penjelasan tambahan untuk menyampaikan pesan kesehatan dalam konteks pandemi.
Kedua, pemimpin opini sebagai perantara informasi dapat menyebabkan bias dan distorsi dalam model dua tahap. Pemimpin opini dapat menambahkan kesimpulan yang tidak akurat atau bahkan menyebarkan informasi yang salah. Misalnya, selama pandemi COVID-19, informasi yang salah atau palsu tentang virus dan pengobatan sering terjadi.
Â
DAFTAR PUSTAKA:
1. Katz, E., & Lazarsfeld, P. F. (1955). Personal Influence: The Part Played by People in the Flow of Mass Communications. Free Press.
2. McQuail, D. (2010). McQuail's Mass Communication Theory (6th ed.). Sage Publications.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H