Mohon tunggu...
Rifadz Palinggam Djati
Rifadz Palinggam Djati Mohon Tunggu... Administrasi - Pengamat Pergantian Musim

Menulis apa adanya tentang sesuatu yang ada apa-apanya. \r\n\r\nPernah aktif menjadi blogger tahun 2007-2008 kemudian beralih ke facebook group. Menyenangi kegiatan dokumentasi dan analisa.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kebudayaan Hellenisme, dari Lembah Sungai Indus ke Minangkabau

20 Oktober 2009   06:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:34 4115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terakhir saya kutipkan sebagian isi Tambo pada episode awal keberangkatan (eksodus dari Tanah Basa):

adopun Sutan Sikandareni rajo alam nan arih bijaksano, mancaliak anak lah mulai gadang lah masak alemu jo pangaja, timbua niaik dalam hati nak manyuruah anak pai marantau mancari alimu jo pangalaman, mako tapikialah maso itu jo apo anak nak kadilapeh balayia dilauik basa, tabayanglah sabatang kayu gadang nan tumbuah dihulu Batang Masia banamo kayu Sajatalobi, daun rimbun rantiangnyo banyak batang panjang luruih pulo, tabik pangana andak manabangnyo kadibuek pincalang (parahu) tigo buah untuak palapeh anak marantau

(adapun Iskandar Zulkarnain, raja yang arif bijaksana, melihat anak yang mulai dewasa, sudah sempurna ilmu pengetahuan, timbullah niat dalam hati untuk menyuruh anak pergi merantau, mencari ilmu dan pengalaman. Maka terpikirlah waktu itu tentang sarana yang akan digunakan anaknya untuk berlayar di samudera. Terbayanglah sebuah pohon kayu besar yang tumbuh di hulu sungai Batang Masia bernama pohon sajatalobi, daunnya rimbun dan rantingnya banyak, batangnya panjang dan lurus pula. Terpikirlah untuk menebang pohon tersebut, untuk dibuat perahu sebanyak 3 buah, untuk melepas anak pergi merantau )

Apakah Sungai Batang Masia yang dimaksud dalam cerita itu adalah Sungai Indus? Wallahualam bis shawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun