Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

'Negeri di Bawah Angin' atau 'Negeri Dibawa Angin' - Mana yang Benar?

5 Februari 2023   16:20 Diperbarui: 5 Februari 2023   16:29 1530
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'suma' yang berarti air dalam bahasa Sanskerta (dokpri)

Mereka tidak saja membawa bahan makanan tapi juga hewan ternak seperti ayam. Kehidupan orang laut yang demikian tentu  menimbulkan kesan mendalam  dan terasa unik  dalam pandangan orang daratan. 

Demikianlah, orang daratan melihat perahu-perahu pelaut Nusantara yang besar dan memuat segala kebutuhan layaknya kebutuhan orang yang bermukim di daratan, seperti negeri yang terbawa angin di lautan. Dengan kata lain,  pelaut Nusantara pada masa kuno tampak seperti membawa kampung halamannya berlayar mengarungi lautan. 

 Etimologi Bahtera yang Identik dengan Wakka Tana

Dalam tulisan saya yang berjudul  Asal Usul Kata "Bahtera" Menyimpan Gambaran Kapal Nuh yang Sesungguhnya saya telah mengungkap bahwa kata 'bahtera' berasal dari penggabungan dua kata; 'baha' dan 'tera'. 

Melalui tinjauan perubahan fonetis, kita dapat mengidentifikasi jika kata 'baha' terkait dengan kata 'waka' yang dalam bahasa Bugis kuno berarti "kapal", Sementara itu, kata 'tera' dapat diduga terkait kata dalam bahasa Latin, yaitu terra yang berarti: bumi/ tanah/ negeri. Jadi, kata bahtera sesungguhnya juga berarti "perahu negeri".

Kata 'tera' juga terlihat digunakan pada nama Sumatera. 'suma' sebuah kata dalam sanskerta yang artinya: Air, 'tera' artinya: tanah. Jadi, Suma-tera artinya "tanah air". Dari sinilah frase "tanah air" berasal - frase yang kita gunakan pada hari ini sebagai ungkapan untuk kampung halaman atau negeri asal.

'suma' yang berarti air dalam bahasa Sanskerta (dokpri)
'suma' yang berarti air dalam bahasa Sanskerta (dokpri)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun