Mereka tidak saja membawa bahan makanan tapi juga hewan ternak seperti ayam. Kehidupan orang laut yang demikian tentu  menimbulkan kesan mendalam  dan terasa unik  dalam pandangan orang daratan.Â
Demikianlah, orang daratan melihat perahu-perahu pelaut Nusantara yang besar dan memuat segala kebutuhan layaknya kebutuhan orang yang bermukim di daratan, seperti negeri yang terbawa angin di lautan. Dengan kata lain, Â pelaut Nusantara pada masa kuno tampak seperti membawa kampung halamannya berlayar mengarungi lautan.Â
 Etimologi Bahtera yang Identik dengan Wakka Tana
Dalam tulisan saya yang berjudul  Asal Usul Kata "Bahtera" Menyimpan Gambaran Kapal Nuh yang Sesungguhnya saya telah mengungkap bahwa kata 'bahtera' berasal dari penggabungan dua kata; 'baha' dan 'tera'.Â
Melalui tinjauan perubahan fonetis, kita dapat mengidentifikasi jika kata 'baha' terkait dengan kata 'waka' yang dalam bahasa Bugis kuno berarti "kapal", Sementara itu, kata 'tera' dapat diduga terkait kata dalam bahasa Latin, yaitu terra yang berarti: bumi/ tanah/ negeri. Jadi, kata bahtera sesungguhnya juga berarti "perahu negeri".
Kata 'tera' juga terlihat digunakan pada nama Sumatera. 'suma' sebuah kata dalam sanskerta yang artinya: Air, 'tera' artinya: tanah. Jadi, Suma-tera artinya "tanah air". Dari sinilah frase "tanah air" berasal - frase yang kita gunakan pada hari ini sebagai ungkapan untuk kampung halaman atau negeri asal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H