Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tapal Kuda dan Omega Sebagai Simbol Kematian Atau Titik Akhir

30 Januari 2023   12:26 Diperbarui: 30 Januari 2023   13:29 1571
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam penerjemahan semacam ini, Mengetahui "kata kunci" (suatu enigma) belum tentu dapat memecahkan makna yang ada di baliknya. Kadang ini bagian di mana orang menemui jalan buntu.

Ketika saya menerjemahkan nama Simapurusiang, Kata kunci "tepi sungai - susu" adalah bagian yang membuat saya cukup termenung, tapi tidak lama. Segera saya mendapat petunjuk (intuisi) bahwa kata 'susu' bentuk anagramnya adalah: 'ussu'.

Jadi kata kunci "tepi sungai - susu" merujuk pada frase "tepi sungai ussu" - sebuah nama sungai yang saya tahu terletak di Luwu Timur.

Di titik ini, pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya adalah: "Apa benar ada tanah berbentuk kuda di tepi sungai Ussu? Jika ada, hasil penerjemahan nama Simapurusiang ini terbukti akurat!"

Segera saya membuka google map. Tidak berapa lama, saya menemukan. memang ada!

Penemuan tanah berbentuk kuda di tepi sungai ussu melalui nama Simapurusiang (salah seorang Raja di Kedatuan Luwu) tentu suatu hal yang luar biasa.

Karena selama ini, tidak seorang pun masyarakat lokal di sana (orang Luwu) yang tahu adanya tanah berbentuk kuda ini. 

Dan jika saya dianggap membuat settingan ini, apaanda pikir saya mampu membuat tanah berbentukkuda itu - yang luasnya lebih dari 160 Hektar?

Terlepas dari kemungkinan bahwa apakah tanahberbentuk kuda itu dibuat oleh orang di masa kunoataukah terbentuk secara alami, yang pasti, tanahitu memang menyerupai bentuk kuda. Orang hanyabutuh waktu sekilas - dalam sepersekian detik saja,untuk segera tahu bahwa itu bentuknya kuda.

Jadi, mengapa nama Simapurusiang menjadi "wadah" penyimpan petunjuk untuk keberadaan tanah berbentuk kuda di tepi sungai ussu?

Dari hasil penerjemahan nama Simapurusiang Yang berbunyi: Menjadi pengurus - kuda - [di] tepi sungai - susu (anagram= ussu) - kematian/kuburan - [yang] dirahasiakan/ disembunyikan, Tersirat makna bahwa Datu Simapurusiang menjadi petugas atau orang yang bertanggung jawab untuk mengurusi tanah berbentuk kuda - yang  adalah makam atau tempat sesuatu dikuburkan - yang sebelum (dan beberapa saat setelah) masa Simapurusiang menjadi hal yang dirahasiakan.

Dengan kata lain, tanah berbentuk kuda ini sudah ada sebelum masa Simapurusiang (abad ke-7 M). Sangat mungkin bahwa sebelum itu, tanah berbentuk kuda ini adalah rahasia yang diwariskan turun temurun khusus hanya kepada orang yang terangkat menjadi Datu Luwu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun