Saya pribadi tidak ragu dalam hal ini. Dewi fajar atau Dewi Pagi atau dalam tradisi hindu dikenal sebagai Dewi Ushas, tidak lain adalah sosok Nenek Mori atau Nenek Pagi. Ia berasal dari wilayah ini, pegunungan latimojong di pulau Sulawesi, yang kemudian dalam kurun waktu ribuan tahun sosoknya yang melegenda terbawa hingga ke wilayah dunia barat.
Sosoknya yang pada awalnya adalah manusia biasa yang dikaruniai memiliki kemampuan atau kelebihan khusus lambat laun dalam masa ribuan tahun kemudian termitologisasi menjadi sosok Dewi yang disembah.
Pada masa yang sangat awal, ketika ia masih menetap di pulau Sulawesi, ia masih diketahui sebagai manusia biasa (yang mempunyai kemampuan luar biasa), oleh karena itu ia masih disebut "nenek". Ribuan tahun kemudian, setelah figur dirinya melegenda dan menjadi sosok yang paling ditakuti oleh bangsa-bangsa di masa kuno, dia tidak lagi disebut nenek tapi "dewi" (dewa perempuan).
Hal ini dengan sendirinya memberi gambaran bahwa, pulau Sulawesi, di mana ia masih dikenal sebagai manusia biasa, merupakan tempat awal mula ia bereksistensi di muka bumi. Dengan demikian: apakah pulau Sulawesi, dalam hal ini gunung Latimojong, adalah tempat menetap pertama kali Adam dan Hawa di bumi, setelah terusis dari surga? Tampaknya demikian. Seluruh data yang terkumpul selama saya meriset subjek ini mengarah kuat pada kesimpulan itu.
Hajar Aswad mengkonfirmasi
Di bagian awal saya telah menyatakan bahwa: Penempatan Hajar Aswad di sudut timur laut, pintu Ka'bah yang diletakkan di sampingnya, dan sudut ini sebagai titik awal melakukan tawaf, adalah: rangkaian metafora atau simbolisasi - yang berbicara banyak tentang sesuatu di masa yang sangat kuno, di masa ketika semua hal (tentang manusia) baru saja dimulai.
Uraian panjang lebar saya di atas bisa dikatakan sudah mengurai sebagian besar benang merah yang terdapat pada rangkaian metafora tersebut.
Simbol "Sudut timur laut"Â
Timur laut mengacu pada wilayah Indonesia jika ditinjau menggunakan konsep interpretasi "posisi jarum jam sebagai penunjuk arah".Â
Isanapura yang berarti "kota timur laut" adalah nama negeri di pulau Sulawesi (isana= timur laut; pura= kota). Kronik Cina kuno menginformasi bahwa Isanapura juga disebut 'wuge' (identik dengan wugi/ ugi/ bugis, yaitu entis di pulau Sulawesi), dan pernah pula disebut Luwu (sebuah kerajaan terbesar di pulau terbesar. umumnya budayawan dan sejarawan di Sulawesi selatan menyebut Luwu sebagai Bugis kuno)
Dengan menggunakan tinjauan konsep interpretasi "posisi jarum jam sebagai penunjuk arah", timur laut adalah sisi zona pagi...
- jam 6 pagi sebagai sisi paling timur tempat terbit fajar mengacu pada wilayah Tuvalu dan sekitarnya;Â
- jam 9, 10, 11 pagi sebagai sisi timur laut mengacu pada wilayah Indonesia timur, Indonesia tengah, dan Indonesia barat;Â
- jam 12 siang sebagai sisi utara mengacu pada wilayah Bangladesh dan sekitarnya;Â
- jam 3 sore sebagai sisi barat laut mengacu pada wilayah Irak dan sekitarnya;Â
- jam 6 petang sebagai sisi paling barat tempat matahari terbenam mengacu pada wilayah Maroko dan sekitarnya)
"Timur laut" yang terkait dengan aspek "pagi" terbukti, hadir beriringan dan kental mewarnai lanskap sejarah kuno pulau sulawesi, dalam bentuk toponim dan etnonim yang tersebar di berbagai wilayah di Sulawesi (terutama bagian Selatan hingga bagian tengah pulau Sulawesi).
Simbol "pintu Ka'bah yang terletak di samping Hajar Aswad"
mengisyaratkan bahwa: sisi ini (sisi timur laut) adalah pintu masuk paling awal bagi "utusan pertama dari langit" untuk memulai kehidupan peradaban umat manusia di bumi.