Hanya saja memang, mengungkap makna filosofis di balik kesemua susunan itu menuntut kreatifitas penalaran, terutama karena kesemua hal yang tersusun itu merupakan bentuk-bentuk simbolik/ perumpamaan.
Sebelum saya lebih jauh membahas apa makna simbolis di balik tata letak Ka'bah, saya pikir, ada baiknya saya terlebih dahulu memberikan pemahaman kepada para pembaca bahwa, tidaklah semua perumpamaan itu disajikan, selain semata-mata sebagai bahan ujian bagi kita. Dan setiap ujian itu, bukankah adalah hal yang membuat kita "tumbuh", hidup dan berkembang?
Ketika anda memberi "ujian" kepada otot-otot anda dalam latihan angkat beban di gym -- "ujian" itu jika ditekuni akan membuat otot anda akan tumbuh membesar dan kuat bukan?Â
Demikianlah pula tujuan "perumpamaan" diperkenalkan Allah dalam peradaban umat manusia dan juga banyak Dia sajikan dalam kitab suci Al Quran adalah, semata-mata agar dengan perumpamaan itu kemampuan kognisi manusia berkembang. Kognisi adalah keyakinan seseorang tentang sesuatu yang didapatkan dari proses berpikir  (mengingat, menganalisis, memahami, menilai, menalar, membayangkan dan berbahasa).
Saya lanjut kembali ke pembahasan mengenai berbagai aspek simbolis yang terekam pada Ka'bah...
Hajar Aswad dan titik awal tawaf di sisi Timur Laut Ka'bah
Seperti yg telah saya ulas dalam tulisan "Rahasia Kuno yg Terpendam di Gunung Latimojong" -- peletakan hajar aswad dan titik awal tawaf di sisi timur laut Ka'bah merepresentasi "sisi timur laut" sebagai titik awal segala sesuatu dalam peradaban umat manusia.
Maqam Ibrahim di sisi Utara Ka'bah
Sementara itu dalam tulisan "Fakta yang Menguatkan Dugaan Dewa Brahma Sebagai Personifikasi Nabi Ibrahim" -- saya membahas bahwa sisi utara Ka'bah tempat Maqam Ibrahim berada, merepresentasi bahwa di "utara" merupakan tempat di mana Ibrahim pernah memijakkan kakinya.
Untuk mengetahui di mana wilayah utara yang dimaksud, diperlukan peninjauannya menggunakan konsep interpretasi "posisi jarum jam sebagai penentu arah mata angin". Dengan metode ini, arah utara yg maksud merujuk pada wilayah benggala yang tepat berada di garis bujur 90 derajat. [lihat gambar di bawah ini]
Mengenai jejak Nabi Ibrahim di wilayah benggala (bangladesh) telah banyak saya bahas dalam tulisan-tulisan sebelumnya. Link tulisan tersebut saya rangkum dalam artikel ini  "Fakta yang Menguatkan Dugaan Dewa Brahma Sebagai Personifikasi Nabi Ibrahim".
Hijr Ismail di sisi Barat Ka'bah
Yang belum pernah saya bahas adalah makna filosofis di balik hijr ismail di sisi barat Ka'bah. Untuk memahaminya, perlu meninjau etimologi kata 'hijr' terlebih dahulu.