Tujuan saya kembali mengulas sedikit mengenai nubuat "Empat Penunggang Kuda" yaitu ingin memberi pemahaman kepada pembaca bahwa, ada kemungkinan "panji hitam" yang disebutkan Nabi Muhammad bisa jadi juga merupakan suatu ungkapan simbolik, seperti halnya yang kita temukan dalam nubuat Empat Penunggang Kuda.
Di masa kuno, empat arah mata angin direpresentasi oleh empat warna, yaitu: arah utara= kuning, arah barat= putih, arah selatan= hitam, arah timur= merah.
Keempat warna ini juga merepresentasi tatanan unsur dalam konsep Makro kosmos:
- Unsur Udara sebagai lapisan terluar= kuning
- Unsur Air di lapisan kedua= putih
- Unsur tanah di lapisan ketiga= hitam
- Unsur Api di lapisan inti= merah.
Dalam motif desain ukir di Toraja, keempat warna ini masih dipertahankan. kita tidak akan menemukan warna lain.
Demikianlah, ketika Nabi Muhammad menggunakan warna putih sebagai warna kebesarannya, ada kemungkinan pertimbangan itu didasari oleh pemahaman simbolis semacam ini. Ia menyadari Posisinya ada di wilayah barat karena itu ia memilih warna putih.
Berdasarkan pemahaman ini, warna hitam yang dimaksudkan Nabi Muhammad dalam frase "panji hitam" tentulah merujuk pada arah selatan.
Lalu, wilayah selatan manakah yang beliau maksudkan? kuat dugaan saya adalah: Nusantara.
Dalam tulisan "Fakta Jejak Kuno di Balik Nama Sunda", saya telah mengulas panjang lebar bahwa di masa lalu Nusantara dikenal dengan beberapa sebutan yang umumnya merujuk pada makna "Selatan". Salah satu sebutan tersebut adalah: Sunda.
Pertimbangan "sunda" kemungkinan berarti "selatan", didasari adanya kata "sunthaz" dalam bahasa Proto-Germanic, yang berarti: selatan. Kata ini merupakan bentuk kuno dari kata "south". (sumber di sini)
Di sisi lain, dalam bahasa Iceland, terdapat kata "sund" yang berarti "selat". (sumber di sini)
Penyebutan benua Australia pun tidak lepas dari makna "selatan". Dari Latin "australis" yang berarti "selatan".