Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mencermati Bait Bagian Akhir Jangka Jayabaya, dan Relevansinya dengan Situasi Sekarang (Bagian 1)

3 Januari 2021   02:12 Diperbarui: 3 Januari 2021   02:25 4092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bait 150.
ukuman ratu ora adil / akeh pangkat jahat jahil / kelakuan padha ganjil / sing apik padha kepencil / akarya apik manungsa isin / luwih utama ngapusi (hukum raja tidak adil / banyak yang berpangkat, jahat dan jahil / tingkah lakunya semua ganjil / yang baik terkucil / berbuat baik manusia malah malu / lebih mengutamakan menipu)

Bait 151.
wanita nglamar pria / isih bayi padha mbayi / sing pria padha ngasorake drajate dhewe (wanita melamar pria / masih muda sudah beranak / kaum pria merendahkan derajatnya sendiri)

Bait 152 -- 156 tidak ada

Bait 157.
wong golek pangan pindha gabah den interi / sing kebat kliwat, sing kasep kepleset / sing gedhe rame, gawe sing cilik keceklik / sing anggak ketenggak, sing wedi padha mati / nanging sing ngawur padha makmur / sing ngati-ati padha sambat kepati-pati ( tingkah laku orang mencari makan seperti gabah ditampi / yang cepat mendapatkan, yang lambat terpeleset / yang besar beramai-ramai membuat yang kecil terjepit / yang angkuh menengadah, yang takut malah mati / namun yang ngawur malah makmur / yang berhati-hati mengeluh setengah mati)

Bait 158.
cina alang-alang keplantrang dibandhem nggendring / melu Jawa sing padha eling / sing tan eling miling-miling / mlayu-mlayu kaya maling kena tuding / eling mulih padha manjing / akeh wong injir, akeh centhil / sing eman ora keduman / sing keduman ora eman (cina berlindung -- karena dilempari lari terbirit-birit / (mereka) ikut (pada) orang Jawa yang sadar (masih mengingat) / yang tidak sadar was-was / berlari-lari bak pencuri yang kena tuduh / yang tetap tinggal dibenci / banyak orang malas, banyak yang genit / yang prihatin tidak kebagian / yang dapat bagian tidak prihatin)

Bait 159.
selet-selete yen mbesuk ngancik tutuping tahun / sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu
bakal ana dewa ngejawantah / apengawak manungsa / apasurya padha bethara Kresna / awatak Baladewa / agegaman trisula wedha / jinejer wolak-waliking zaman / wong nyilih mbalekake / wong utang mbayar / utang nyawa bayar nyawa / utang wirang nyaur wirang 
(selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun / (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu) / akan ada dewa tampil / berbadan manusia / berparas seperti Batara Kresna / berwatak seperti Baladewa / bersenjata trisula wedha / tanda datangnya perubahan zaman / orang pinjam mengembalikan / orang berhutang membayar / hutang nyawa bayar nyawa / hutang malu dibayar malu)

Bait 160.
sadurunge ana tetenger lintang kemukus lawa / ngalu-ngalu tumanja ana kidul wetan bener / lawase pitung bengi / parak esuk bener ilange / bethara surya njumedhul / bebarengan sing wis mungkur prihatine manungsa kelantur-lantur / iku tandane putra Bethara Indra wus katon / tumeka ing arcapada ambebantu wong Jawa (sebelumnya ada pertanda bintang pari / panjang sekali tepat di arah Selatan menuju Timur / lamanya tujuh malam / hilangnya menjelang pagi sekali / bersama munculnya Batara Surya / bebarengan dengan hilangnya kesengsaraan manusia yang berlarut-larut / itulah tanda putra Batara Indra sudah nampak / datang di bumi untuk membantu orang Jawa)

Interpretasi

Bait 150 hingga bait 158 saya pikir tidak perlu saya beri interpretasi. Karena saya pikir para pembaca dapat mudah memahami, terutama kalimat: "hukum raja tidak adil / banyak yang berpangkat, jahat dan jahil / tingkah lakunya semua ganjil / yang baik terkucil" -- Yang mengisyaratkan makna hukum penguasa yang tidak adil. Para pejabat berwatak jahat dan jahil, dengan menerapkan kebijakan yang ganjil (tidak sesuai dengan tatanan Undang-undang yang berlaku).

Saya ingin langsung membahas bait 159 dan 160, di mana Prabu Jayabaya mengisyaratkan kemunculan Ratu Adil.

Beliau mengatakan bahwa: selambat-lambatnya kelak menjelang tutup tahun (sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu) akan ada dewa tampil berbadan manusia.

Untuk mereka-reka tahun mana yang dimaksud, saya pikir, kalimat "sinungkalan dewa wolu, ngasta manggalaning ratu" perlu mendapat penafsiran.

Selama ini beberapa kalangan umumnya menafsirkan sebagai berikut: sinungkalan dewa wolu (8), ngasta (2), manggalaning (9), ratu (1) -- yang berarti tahun 1928. Yang menarik, jika deretan angka ini dijumlah hasilnya: 20 (1+9+2+8). Apakah ini mengacu pada tahun 2020? silakan para pembaca saja yang menyimpulkan... 

Bunyi kalimat "berwatak seperti Baladewa", adalah isyarat yang diberikan Prabu Jayabaya bahwa Satria Piningit atau Ratu Adil adalah seorang yang berwatak, tegas, keras hati, mudah naik darah tetapi pemaaf dan arif bijaksana, sebagaimana ciri watak Baladewa dalam pewayangan.

Di bait 160, Prabu Jayabaya menyebut Satria Piningit sebagai "putra Batara Indra". Untuk mencermati Frase ini, mencari tahu siapa nama putra Batara Indra bisa menjadi salah satu solusi.

Dalam kisah Ramayana disebutkan bahwa Raja bangsa kera (bangsa Wanara) yaitu "Vali" adalah putra spiritual Dewa Indra. di Indonesia Vali lebih dikenal dengan sebutan Subali. Ia adalah suami "Tara" (Ratu Kishkindha). (sumber: di sini)

Karena di bait 159, Prabu Jayabaya telah menyebutkan bahwa Satria Piningit "berparas seperti Batara Kresna" yang menyiratkan jika Satria Piningit berparas tampan dan berwibawa, maka dapat diduga jika ciri yang ingin diambil dari sosok "putra Batara Indra" tentulah bukan aspek sebagai Raja bangsa Kera, melainkan mungkin aspek nama "Vali" atau "Subali", atau mungkin juga aspek sebagai seorang suami yang memiliki istri bernama "Tara".

BERSAMBUNG KE BAGIAN 2

Artikel ini sebelumnya telah tayang di blog saya: fadlybahari.wordpress.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun