Jadi yang dimaksud "tuan" dalam etimologi kata semesta di atas adalah "Tuhan Penguasa Alam Semesta".
Baca juga: Arti Guru dalam Perspektif Sufistik, Arti Kata Vocation, dan Cinta
Makna dibalik Kaf dan Nun
Di kalangan  orang tarekat berkembang suatu pemahaman untuk mencari rahasia di antara "Kaf dan Nun."
Jika merujuk pada aksara Arab, di antara huruf Kaf dan Nun ada huruf Lam dan Mim. Lalu apa rahasia yang ada pada Lam dan Mim ini?
Untuk menjawab ini, terlebih dahulu saya ingin mengajak pembaca mencermati beberapa hal berikut ini.
Dalam sebuah riwayat kuno diceritakan bahwa, ketika Adam tiba di bumi, hal pertama yang Tuhan perintahkan padanya adalah menggambar bentuk segi delapan. Diceritakan pula bahwa sesungguhnya alam semesta ini berbentuk segi delapan.
Di sisi lain, dalam tradisi Islam diriwayatkan bahwa Singgasana Allah yaitu Arsy diusung oleh Delapan malaikat yang sangat luar biasa besarnya.
Kisahnya, seekor burung butuh waktu 700 tahun untuk terbang dari bahu ke ujung telinga bagian bawahnya. Tapi anggap saja ini kisah yang mencoba mengilustrasikan seberapa besar malaikat-malaikat tersebut. Bisa jadi kenyataannya jauh lebih dari pada itu.
Hal menarik terkait mengenai aksara Lam dan Mim, dapat kita temukan dalam tradisi Bugis Makassar.Â
Di sana, singgasana pelaminan tempat pasangan yang menikah, disebut "lam-mim" atau biasa terdengar disebut "lam-ming" dikarenakan aksen di sana biasanya membunyikan huruf m dibagian akhir kata menjadi ng.