Pemaparan pendapat ini, disampaikan Rene Gallant dalam bukunya Bombarded Earth (bumi yang dibombardir), terbit tahun 1964.Â
Dalam "Stratigraphie Compare et Chronologie de l'Asie Occidentale" Claude Schaeffer menyampaikan bukti untuk bencana seismik dan dampak kerusakannya yang secara luas terdeteksi di permukiman Zaman Perunggu di seluruh Timur Dekat dan Tengah (Schaeffer 1948), yang mengindikasikan bahwa penyebab berakhirnya peradaban di Eurasia berasal dari gempa bumi dahsyat yang mengguncang dunia.
Rene Gallant kemudian berfokus pada anomali yang tampak dalam bukti-bukti yang disampaikan Schaeffer dalam karyanya. Ia menyarankan bahwa dampak kosmik akan dengan mudah menjelaskan sinkronisitas dari perubahan iklim dan aktivitas seismik. Â
Kesimpulan
Penelitian ilmiah bisa dikatakan telah dapat membuktikan dan memberi gambaran seperti apa situasi becana yang terjadi di masa hidup Nabi Ibrahim.Â
Bencana kekeringan yang terjadi, yang menyebabkan Nabi Ibrahim melakukan migrasi (hijrah), adalah bencana kekeringan dahsyat yang terutama melanda wilayah timur tengah.Â
Karena itu, pendapat selama ini yang menafsirkan Ash-Sham (yang disebut dalam hadist Nabi Muhammad sebagai tujuan migrasi Nabi Ibrahim) sebagai wilayah Suriah, kiranya "mungkin" adalah suatu penafsiran yang keliru.
Dengan pertimbangan bahwa jika tujuan Nabi Ibrahim bermigrasi adalah untuk menghindari bencana kekeringan, maka jika ia menuju Suriah atau wilayah Levant tetap saja ia berada dalam wilayah yang mengalami bencana kekeringan yang sangat parah.Â
Sebaliknya, tentunya ia akan menuju daerah yang lebih kondusif untuk bertahan hidup, terlebih lagi karena perintah migrasi tersebut datangnya dari arahan Allah sebagaimana yang disebut dalam Al Quran...
...Dan dia (Ibrahim) berkata, 'Sesungguhnya, aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana. (Al-Ankabut: 26)Â
Adapun wilayah yang besar kemungkinannya sebagai tujuan migrasi Nabi Ibrahim, telah saya bahas dalam tulisan sebelumnya, yaitu di wilayah Meghalaya yang pada hari ini dikenal sebagai wilayah terbasah di muka bumi, tercatat dalam Guinness Book of World Records, sebagai daerah bercurah hujan dengan rekor tertinggi  yang belum terpecahkan.
Silahkan baca ulasannya di sini:
Meghalaya, Sisi Paling Bersejarah di Bumi yang Jarang Diketahui