Yang lebih menarik lagi, dalam banyak riwayat tradisi agama Samawi, Nabi Ibrahim dikisahkan di masa hidupnya pernah melakukan migrasi bersama Nabi Luth.Â
Dalam Al Quran pun hal ini diisyaratkan di surat Al Ankabut ayat 26: Maka Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) berkata, "Sesungguhnya aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku; sungguh, Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana."Â
Sebuah hadit Nabi Muhammad pun juga ada yang menyebutkan pembahasan terkatit migrasi Nabi Ibrahim: "Akan ada migrasi setelah migrasi.
Yang terbaik dari penduduk bumi akan tinggal di tempat Nabi Ibrahim bermigrasi (Syam). Hadist Nabi Muhammad ini, oleh para cendikiawan dianggap salah satu tanda akhir zaman.Â
Pertanyaannya, apakah benar yang dimaksud "negeri Syam" dalam hadist tersebut adalah Suriah atau Levant?
Saya tidak dalam rangka ingin mengatakan pendapat para cendikiawan selama ini keliru bahwa negeri Syam yang dimaksud Nabi Muhammad sebagai tempat migrasi Nabi Ibrahim bukanlah wilayah Suriah (levant) melainkan 'Assam' di wilayah Benggala, tetapi, setidaknya dalam beberapa hal, sebagaimana yang telah saya bahas dalam beberapa tulisan sebelumnya:
Temuan Jejak Orang Madyan, Aikah, dan Rass yang Disebut dalam Al-Quran
Makna yang Terselubung dari Nama Nabi Syuaib
Sungai Brahmaputra Bukti Jika Kaum Madyan Memang Berasal dari Kawasan Benggala
Juga menunjukkan indikasi jika Nabi Ibrahim pernah bereksistensi di wilayah Benggala atau Asia selatan secara umum.
Pertimbangan tentang hal ini, terutama terkait dengan nama anak Ibrahim, Madyan, yang terindikasi berasal dari nama kawasan bernama Negeri Madyan, yang besar kemungkinan berada di wilayah Benggala. Terlebih lagi, keberadaan nama sungai Brahmaputra yang mengalir di wilayah Madyan atau Madyannagar, lebih menguatkan hal tersebut.
Di sisi lain,memang di sekitar wilayah "negeri tengah" (Madyanagar) ini pun terdapat nama wilayah bernama "Assam" yang jelas sangat memiliki kesamaan dengan "Syam" yang disebutkan Nabi Muhammad.
Meghalaya dan Assam dengan fakta sebagai negeri paling basah di bumi, bisa menjadi alasan yang kuat untuk menjadi tujuan orang-orang di masa kuno untuk bermigrasi menghindari kekeringan yang berlangsung sangat lama (Megadrought), tidak terkecuali Nabi Ibrahim dan keluarganya.