Kesamaan Pemujaan Pada ruh Air
Jika dalam beberapa riwayat kaum Rass dikisahkan sebagai kaum penyembah berhala yang bertempat tinggal dekat dengan telaga (di dalam kisah lain disebutkan sungai), maka hal ini pun ada kesamaan pada suku Akha.
Kepercayaan orang Akha pada roh air sangat kuat, dan merupakan sesuatu yang mereka takuti, akibatnya, tingkat kebersihan mereka sangat rendah. Suku Akha tidak disukai oleh suku-suku pegunungan di Thailand dan Burma, yang menganggap mereka kotor, tidak peduli, dan kejam.Â
Menjadi Kaum yang Direndahkan Sebagai Konsekuensi dari Prilaku yang BurukÂ
Para penutur bahasa Tai di Myanmar dan Thailand menyebutnya suku Akha sebagai "gaw" atau "ekaw" (ikaw / ikho), istilah yang dipandang Akha sebagai penghinaan.Â
Di Laos, istilah sehari-hari yang digunakan oleh penutur Tai untuk menyebut Akha adalah "kho" (ko), sering diawali dengan kata "kha", yang berarti "budak."
Sebutan ini pada dasarnya ada kemiripan dengan kata "kaw-nang" yang dalam bahasa Tae' di Sulawesi berarti "budak", atau "kawu-la" yang dalam bahasa Jawa juga berarti abdi, hamba atau budak.
Sulitnya Para Alim Ulama Dalam Upaya Memberi Pencerahan
Telah banyak misionaris Protestan maupun Katolik yang sangat aktif bergerak di desa-desa Akha. Sejumlah besar orang Akha dilaporkan telah masuk Kristen. Dalam banyak kasus seluruh desa bertobat dan mereka telah banyak yang meninggalkan kepercayaan agama tradisional.Â
Namun demikian, masih Banyak pula orang Akha yang mengeluh tentang para misionaris yang datang ke desa-desa untuk mempertobatkan mereka, yang kadang mereka anggap dilakukan secara paksa.
Banyak Akha merasa bahwa para misionaris menggeneralisasi sistem kepercayaan tradisional mereka sebagai "pagan", karena itu mereka anggap telah merendahkan kepercayaan lama mereka.