Untuk memenuhi permintaan tersebut, Cangjie kemudian membangun sebuah rumah di sisi tinggi tepi selatan Sungai Huangshui pada waktu itu. Namun, meskipun ia telah bermeditasi keras untuk waktu yang lama, ia tidak mendapatkan apa-apa.Â
Hingga suatu hari, ketika Cangjie sedang berpikir, ia melihat seekor phoenix terbang dari langit, dan sesuatu di mulutnya terjatuh, tepat di depan Cangjie.Â
Cangjie mengambilnya dan melihat jejak kuku di atasnya. Namun, Cangjie tidak bisa mengenali jejak kuku binatang itu, jadi dia bertanya pada seorang pemburu yang kebetulan datang.
Pemburu itu menatapnya dan berkata, "Ini adalah tanda kuku, yang berbeda dari tanda binatang buas lainnya. Aku tahu sekilas." Cangjie mendengar kata-kata pemburu dan terinspirasi. Ia berpikir bahwa segala sesuatu memiliki karakteristiknya sendiri.
Percakapannya itu menginspirasi Cangjie. Menuntunnya untuk percaya bahwa jika ia dapat menangkap dan menggambar karakteristik khusus yang membedakan setiap hal di bumi, benar-benar akan menjadi jenis karakter yang sempurna untuk menulis.
Sejak hari itu, Cangjie memperhatikan karakteristik semua hal, termasuk matahari, bulan, bintang, awan, danau, lautan, serta segala macam burung dan binatang. Dia mulai membuat karakter sesuai dengan karakteristik khusus yang dia temukan, pada akhirnya ia berhasil menyusun daftar panjang berbagai karakter.Â
Pada saat Cangjie telah selesai menyusun daftar aksara tersebut, mitosnya mengatakan para dewa dan hantu menangis dikarenakan dengan aksara itu rahasia alam semesta dapat terbongkar. (sumber cerita di sini)
Disebutkan juga bahwa pada saat itu langit menghujani dengan millet (biji-bijian sejenas padi) - hal ini nampaknya yang kemudian menginspirasi tradisi kuno di Asia Tenggara hingga India, yakni prosesi adat "siraman beras" yang dilakukan saat sesi penyambutan ataupun pemberian restu pada seseorang.
Legenda juga mengatakan bahwa Cangjie memiliki empat mata  yang mampu menembus hingga ke kedalaman misteri terbesar sekalipun untuk memahami kebenaran. Karena kemampuan luar biasa ini, ia dipercaya sebagai penjelmaan kebijaksanaan.
Demikianlah, dari kisah legenda ini, dapat diduga bahwa ada kemungkinan personifikasi Henokh atau Idris dalam mitologi Cina kita temukan dalam sosok Changjie.Â
Dugaan ini terutama didasarkan pada pertimbangan Changjie disebut sebagai "penemu huruf -  sosok yang mampu menembus ke kedalaman misteri terbesar untuk memahami kebenaran -  serta, penjelmaan kebijaksanaan" yang mana semua itu kita ketahui juga merupakan  atribut yang melegenda pada sosok  Thoth, Hermes, Varuna, Henokh atau pun Idris.