Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Koneksi Okultisme Nazi, Tibet, dan Rosicrucian

27 Februari 2020   06:06 Diperbarui: 27 Februari 2020   15:49 987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Awal Abad 20 bisa dikatakan saat dimana era Renaisans (Renaissance) dan era penjelajahan (Age of Exploration) yang dimulai sejak abad ke 15, mencapai titik krusial - katakanlah seperti seorang remaja yang memasuki periode puncak masa pubernya.

Di masa tersebut, capaian sains telah tiba pada "selaput tipis" pemisah antara pengetahuan dunia fisik dengan dunia metafisika. 

Kehadiran "Teori relativitas" dari Einstein pada tahun 1905 menjadi tonggak sejarahnya - ia menggantikan teori mekanika berusia 200 tahun sebelumnya.

Kelindan antara filsafat materialisme dan gagasan teori mekanika klasik tentang bagaimana materi dan kekuatan ada dan berinteraksi, yang mengasumsikan bahwa materi dan energi memiliki atribut yang pasti, yang mana menguasai secara dominan pemikiran ilmuwan dunia sebelum abad 20, menyebabkan kaum penganut okultisme terdesak, menyingkir, sembunyi di balik sisi dunia yang gelap.

Terlebih karena di sisi lain, pada masa-masa itu, otoritas keagamaan memang tidak mentoleransi praktek okultisme. Pelakunya dianggap bid'ah dan dapat berujung hukuman mati.

Tampilnya Jerman Nazi ke pentas dunia di awal abad 20 - dengan slogan terkenalnya Reich Ketiga (Drittes Reich), yang berarti "Kekaisaran Ketiga", dengan Kekaisaran Romawi Suci (800--1806) selaku kekaisaran pertama dan Kekaisaran Jerman (1871--1918) sebagai kekaisaran kedua.

Bukan saja melahirkan terjadinya perang fisik dan perang ideologi, tetapi juga di sisi lain, memunculkan konfrontasi pemikiran rasional dan irasional yang mengisi panggung pinggiran.

Gerakan spiritual dan budaya "Rosicrucianism" yang muncul di Eropa pada awal abad ke-17, dengan doktrin misteriusnya tentang "tatanan esoteris yang berasal dari masa kuno" -lalu, Konsepsi "Teosofi" yakni aliran esoterisme Barat yang okultis, dari Helena Petrovna Blavatsky (1831-1891)- konsep Ubermensch dari Nietzsche - hingga interpretasi liar, ras Arya sebagai jenis manusia unggul - seperti terakumulasi...

Hingga pada gilirannya, perang dunia ke 2 lebih merupakan konsekuensi dari menggeliatnya suatu energi besar yang terakumulasi - membuka jalannya tampil kepermukaan untuk memulai suatu era baru. 

Karena itu, Hitler dan NAZI-nya, pada titik pemahaman ini, terlihat lebih merupakan pion-pion kecil yang digerakkan oleh tangan-tangan yang tak terlihat.

Setidaknya, pasca perang dunia ke 2, budaya psychedelic yang meledak di tahun 60-an, di mana muatan-muatan mistisme dan Esoteris dirayakan, menunjukkan adanya relevansi ke arah itu.

Adakah agenda tersembunyi ekspedisi NAZI ke Tibet?

80-an tahun telah berlalu sejak ekspedisi NAZI ke Tibet, tetapi hingga kini, hal itu tetap saja menjadi objek kajian dan diskusi, serta banyak menginspirasi karya budaya populer.

Tetapi mengapa ekspedisi ini terus memikat hingga hari ini? yang bahkan kalah jauh spektakuler jika dibandingkan dengan petualangan Sven Anders Hedin (1865 - 1952), seorang ahli geografi dan penjelajah, yang melakukan perjalanan lintas Asia dan Eropa antara akhir 1880-an dan awal 1900-an.

Melalui rute baru ke wilayah yang belum terpetakan, menghadapi suku-suku liar serta ganasnya alam liar dalam kunjungannya ke Turki, Kaukasus, Teheran, Irak, tanah orang Kirgistan dan Timur Jauh Rusia, India, Cina, dan Jepang.

Tidak diragukan lagi jika faktor memikat ekspedisi Jerman Nazi ke Tibet berasal dari periode di mana ia terjadi, yaitu tak lama sebelum pecahnya Perang Dunia II.

Terlebih lagi karena itu adalah ekspedisi ilmiah Jerman pertama yang menerima undangan resmi ke Lhasa dari pemerintah Tibet, dan diizinkan untuk tinggal di ibu kota Tibet selama dua bulan penuh. Yang mana pada saat itu, Tibet terkenal sebagai negeri yang tertutup, Pemerintahnya menolak orang asing masuk ke wilayahnya.

Di Eropa, sebelum perang dunia II, Tibet memang terkenal di kalangan pecinta kisah petualangan, legenda kuno, bahkan kaum okultisme sebagai negeri yang memiliki tradisi keagamaan yang unik, dan karenanya dianggap sebagai tanah yang spesial. Mungkin juga karena letaknya yang berada di kaki Himalaya, yang terkenal dengan metafora "atap dunia".

Adapun mengenai dikaitkannya Tibet dengan perkumpulan rahasia misterius "Rosicrucian" yang dianggap sebagai penguasa tersembunyi yang mengendalikan dunia, bermula pada awal 1618 ketika Heinrich Neuhaus, dalam kritiknya terhadap Rosicrucian, diduga berkomentar bahwa:

"Seseorang akan mencari mereka dengan sia-sia di Jerman karena mereka telah beremigrasi ke India lalu kemudian memilih menetap di dataran tinggi Tibet". Pernyataan itu kemudian banyak diulangi oleh sejumlah sarjana.

Hal ini misalnya disebut dalam buku Philalethe Reveal'd Vol. 2 - halaman 152, dengan nama samaran penulis Captain NEMO, Fra' Cercone:

"Dunia bergerak ke arah yang sepenuhnya bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diwujudkan oleh Elias Artista dan oleh Rosicrucian yang, menurut legenda, meninggalkan Eropa dan menetap di India atau di Timur Jauh, ke tempat peristirahatan misterius yang terpencil dan jauh dari budaya baru yang sedang naik daun".

Menurut Arthur Edward Waite (1857 - 1942), seorang penyair Inggris kelahiran Amerika dan mistikus ilmiah yang banyak menulis tentang hal-hal okultis dan esoteris, Gottlieb Baron von Hund yang mendirikan Masonry of Strict Observance sekitar 1754, mengklaim memperoleh pengetahuan dan otoritasnya dari "Atasan yang tidak diketahui," kepada siapa ketaatan tersirat harus diberikan, yang bertanggungjawab besar pada keberhasilan sistemnya. (K. Paul Johnson. The Masters Revealed: Madame Blavatsky and the Myth of the Great White Lodge, 1994: 20)

A. E. Waite juga mengidentifikasi "Pangeran Dolgorouki" dalam Ensiklopedia Baru Freemasonry sebagai "komandan militer Rusia terkemuka pada zaman Permaisuri Catherine II. Juga anggota penting dari ritus "Ketaatan Ketat" (Strict Observance). Pangeran Dolgorouki merupakan kakek buyut sekaligus sumber inspirasi utama HPB (Helena Petrovna Blavatsky, 1831-1891), pendiri Theosophy modern.

Legenda utama Ritus Masonry of Strict Observance, yang HPB sepakati dalam pembahasannya pada buku Isis Unveiled: A Master-Key to the Mysteries of Ancient and Modern Science and Theology (diterbitkan pada tahun 1877, merupakan buku filsafat esoterik dan karya besar pertama HPB), adalah bahwa Masonry adalah pengabadian dari Ksatria Templar.

Mitos "Atasan yang Tidak Diketahui" dianggap jelas mempengaruhi konsepsi HPB tentang "Hidden Masters". Ada Sembilan "Hidden Masters" yang diduga tinggal di Mesir, Siprus, Palestina, Meksiko, Italia, Afrika, Jerman, India, dan Inggris. Semua negara ini berperan penting dalam pencarian HPB untuk "Hidden Masters", di mana ia bertemu orang-orang yang memberinya informasi - yang berkontribusi pada sintesis Teosofi-nya kemudian. 

Salah satu sumber menarik adalah "The Rosy Cross in Russia," diterbitkan dalam The Theosophical Review pada tahun 1906. Penulisnya menggunakan nama samaran "A Russian", mengacu pada sebuah manuskrip "bertanggal 1784, salah satu dari sumber-sumber yang tidak dapat diakses (yang) menyatakan: "Simson (seorang Rosicrucian dari Berlin) percaya bahwa Masonry sejati akan muncul sekali lagi dari Tibet".

Di sisi lain, bunyi pernyataan itu memunculkan kesan bahwa "A Russian" adalah juga mungkin orang yang sama dengan siapa HPB merujukkan kata pengantar dalam buku volume ke 2-nya "The Secret Doctrine", yang bunyinya sebagai berikut:

"Ada fakta terkenal, yang sangat membuat penasaran, dikuatkan oleh penulis, seorang pria pendeta yang melekat selama bertahun-tahun ke Kedutaan Rusia - yaitu, ada beberapa dokumen di Perpustakaan St Petersburg Imperial yang dapat menunjukkan bahwa, ...pada hari-hari ketika Freemasonry, dan Secret Societies berkembang tanpa hambatan di Rusia, yaitu, pada akhir abad terakhir dan awal abad ini, lebih dari satu mistikus Rusia melakukan perjalanan ke Tibet melalui pegunungan Ural mencari pengetahuan dan inisiasi di Crypts [adalah ruang batu di bawah lantai sebuah gereja atau bangunan lainnya. Biasanya berisi peti mati , sarkofagi , atau relik keagamaan] yang tidak diketahui di Asia Tengah. Dan lebih dari satu yang kembali bertahun-tahun kemudian, dengan banyak informasi yang tidak akan pernah diberikan kepadanya di Eropa." 

Di akhir musim panas 1875, tak lama sebelum mendirikan Theosophical Society, ia mencatat dalam buku catatan pertamanya bahwa ia telah menerima perintah "untuk membentuk sebuah masyarakat, sebuah masyarakat rahasia seperti Rosicrucian Lodge." 

Dia juga membuat pernyataan tidak masuk akal bahwa dia telah menghabiskan tujuh tahun di Tibet, bekerja dengan tuannya yang misterius, yang tinggal di sana tetapi bukan orang Tibet. 

Tibet adalah tempat perlindungan mereka dari peradaban. (Isrun Engelhardt. The Nazis of Tibet: A Twentieth Century Myth. Ecole francaise d'Extreme-Orient (EFEO), coll. Etudes thematiques 22, vol. I, 2008, pp. 77--78) 

Demikianlah, legenda tentang Rosicrucianism, jaringan "Hidden Master" di seluruh dunia, dan adanya hubungan rahasia dengan Tibet - terutama pandangan bahwa Tibet sebagai basis "Atasan yang tidak diketahui" dalam menginduksi perkembangan politik dunia, yang telah lebih dahulu berkembang di Eropa sebelum perang dunia ke 2.

Menjadikan ekspedisi Nazi yang dipimpin Schafer ke Tibet tahun 1938-1939, rawan mendapat banyak interpretasi liar.

Bahkan meskipun telah banyak klarifikasi yang dibangun untuk membuktikan bahwa ekspedisi Jerman Nazi ke Tibet yang dilakukan oleh perwira SS dan disponsori Heinrich Himmler itu adalah "murni ilmiah" dan "tidak berbahaya secara politik", tetap saja ada anggapan miring bahwa di balik ekspedisi ilmiah tersebut ada upaya Hitler untuk membangun komunikasi dengan "Hidden Master".

Sekian. Semoga bermanfaat. Salam.

Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Fadly Bahari, Pare-Kediri, 27 Februari 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun