80-an tahun telah berlalu sejak ekspedisi NAZI ke Tibet, tetapi hingga kini, hal itu tetap saja menjadi objek kajian dan diskusi, serta banyak menginspirasi karya budaya populer.
Tetapi mengapa ekspedisi ini terus memikat hingga hari ini? yang bahkan kalah jauh spektakuler jika dibandingkan dengan petualangan Sven Anders Hedin (1865 - 1952), seorang ahli geografi dan penjelajah, yang melakukan perjalanan lintas Asia dan Eropa antara akhir 1880-an dan awal 1900-an.
Melalui rute baru ke wilayah yang belum terpetakan, menghadapi suku-suku liar serta ganasnya alam liar dalam kunjungannya ke Turki, Kaukasus, Teheran, Irak, tanah orang Kirgistan dan Timur Jauh Rusia, India, Cina, dan Jepang.
Tidak diragukan lagi jika faktor memikat ekspedisi Jerman Nazi ke Tibet berasal dari periode di mana ia terjadi, yaitu tak lama sebelum pecahnya Perang Dunia II.
Terlebih lagi karena itu adalah ekspedisi ilmiah Jerman pertama yang menerima undangan resmi ke Lhasa dari pemerintah Tibet, dan diizinkan untuk tinggal di ibu kota Tibet selama dua bulan penuh. Yang mana pada saat itu, Tibet terkenal sebagai negeri yang tertutup, Pemerintahnya menolak orang asing masuk ke wilayahnya.
Di Eropa, sebelum perang dunia II, Tibet memang terkenal di kalangan pecinta kisah petualangan, legenda kuno, bahkan kaum okultisme sebagai negeri yang memiliki tradisi keagamaan yang unik, dan karenanya dianggap sebagai tanah yang spesial. Mungkin juga karena letaknya yang berada di kaki Himalaya, yang terkenal dengan metafora "atap dunia".
Adapun mengenai dikaitkannya Tibet dengan perkumpulan rahasia misterius "Rosicrucian" yang dianggap sebagai penguasa tersembunyi yang mengendalikan dunia, bermula pada awal 1618 ketika Heinrich Neuhaus, dalam kritiknya terhadap Rosicrucian, diduga berkomentar bahwa:
"Seseorang akan mencari mereka dengan sia-sia di Jerman karena mereka telah beremigrasi ke India lalu kemudian memilih menetap di dataran tinggi Tibet". Pernyataan itu kemudian banyak diulangi oleh sejumlah sarjana.
Hal ini misalnya disebut dalam buku Philalethe Reveal'd Vol. 2 - halaman 152, dengan nama samaran penulis Captain NEMO, Fra' Cercone:
"Dunia bergerak ke arah yang sepenuhnya bertentangan dengan prinsip-prinsip yang diwujudkan oleh Elias Artista dan oleh Rosicrucian yang, menurut legenda, meninggalkan Eropa dan menetap di India atau di Timur Jauh, ke tempat peristirahatan misterius yang terpencil dan jauh dari budaya baru yang sedang naik daun".
Menurut Arthur Edward Waite (1857 - 1942), seorang penyair Inggris kelahiran Amerika dan mistikus ilmiah yang banyak menulis tentang hal-hal okultis dan esoteris, Gottlieb Baron von Hund yang mendirikan Masonry of Strict Observance sekitar 1754, mengklaim memperoleh pengetahuan dan otoritasnya dari "Atasan yang tidak diketahui," kepada siapa ketaatan tersirat harus diberikan, yang bertanggungjawab besar pada keberhasilan sistemnya. (K. Paul Johnson. The Masters Revealed: Madame Blavatsky and the Myth of the Great White Lodge, 1994: 20)