Dalam tulisan sebelumnya "Ini Bukti Bahasa Sanskerta Berasal dari Bahasa Tae'" telah saya bahas mengenai bentuk kata "pari" yang dalam bahasa Sanskerta dan bahasa Tae' bermakna: "tempatkan di".
Penggunaan bentuk kata "pari" dalam bahasa Sanskerta dapat kita temukan dalam kata "parinirvana" yang secara harfiah berarti: "tempatkan di nirvana". Kata ini dalam berbagai literatur kanonik Buddhis digunakan dalam pembahasan mengenai kematian Buddha (Parinirvaa Buddha).
Dalam tradisi Buddhisme, terminologi "parinirvana" umumnya digunakan untuk mengacu kepada pencapaian nirvana setelah kematian. Parinirvana menyiratkan pembebasan dari Samsara, karma, dan kelahiran kembali.
Dalam bahasa Indonesia, bentuk kata "pari" dapat kita temukan dalam kata "perikemanusiaan".
Dengan memahami makna bentuk kata "pari" seperti yang dijelaskan di bagian atas, tentunya kita dapat melihat bahwa "parikemanusiaan" atau "perikemanusiaan", secara harfiah berarti: tempatkan di kemanusiaan, yang agar dapat lebih mudah dipahami, kita dapat mengartikannya dalam bentuk kalimat "tempatkan di dalam aspek kemanusiaan".
Dalam pemahaman yang lebih luas, terminologi "perikemanusiaan" dapat kita jabarkan - adalah tentang memahami secara bijaksana suatu masalah dengan pendekatan dialektis pada aspek dasar manusia.
Kesadaran (Consciousness) sebagai salah satu aspek dasar manusia
"Kesadaran" adalah salah satu tema perdebatan dalam ilmu pengetahuan yang telah berlangsung selama berabad-abad. Merupakan aspek yang paling akrab dan paling misterius dalam hidup kita. (Max Velmans, Susan Schneider: 2007)
Ada beragam pendapat berbeda tentang apa yang sebenarnya perlu dipelajari dan dijelaskan tentang kesadaran. Terkadang diidentikkan dengan 'pikiran', di lain waktu hanya merupakan aspek pikiran. Di masa lalu dimaknai adalah aspek "kehidupan batiniah" seseorang, seperti introspeksi, pemikiran pribadi, imajinasi dan kemauan. Jaynes, Julian (2000) [1976]Â
 John Locke (1690) mendefinisikan kesadaran sebagai "persepsi tentang apa yang terlintas dalam pikiran seorang manusia" ("Science & Technology: consciousness". Encyclopedia Britannica).  Juga  didefinisikan pada tahun 1753 dalam karya Diderot dan d'Alembert 's Encyclopedie, sebagai "pendapat atau perasaan internal yang kita miliki dari apa yang kita lakukan".Â
Agar pembahasan tulisan ini tidak melebar, saya ingin membatasi pengertian kesadaran sebagaimana yang dijabarkan dalam dua paragrafi di atas.
Terkait dengan definisi "kesadaran" sebagai "persepsi tentang apa yang terlintas dalam pikiran seorang manusia" atau pun "pendapat atau perasaan internal yang kita miliki dari apa yang kita lakukan" - kita dapat beranjak lebih maju dengan memikirkan seperti apa landasan filosofis yang ideal dalam menilai atau menjustifikasi hal-hal yang terlahir atau yang ditimbulkan dari "kesadaran" tersebut.
Untuk hal ini, saya melihat ungkapan Sokrates yang mengatakan : "Hanya ada satu kebaikan yaitu pengetahuan, dan hanya ada satu kejahatan yaitu ketidaktahuan," rasanya adalah yang paling esensi.