Sejarawan besar Cina selanjutnya adalah Sima Guang (17 November 1019 - 11 Oktober 1086), yang menulis buku sejarah monumental Zizhi Tongjian. Ini adalah sebuah karya perintis yang menjadi acuan dalam pengerjaan historiografi Cina selanjutnya. Diterbitkan pada tahun 1084 M.
Penyusunan karya ini dimulai pada tahun 1065 M, ketika Kaisar YingZong memerintahkan sejarawan besar Sima Guang untuk memimpin para sarjana lainnya untuk menyusun sebuah kompilasi sejarah universal dari Cina.
Tugas tersebut membutuhkan waktu 19 tahun untuk dapat diselesaikan. The Zizhi Tongjian mencatat sejarah Cina dari tahun 403 SM sampai tahun 959 Masehi, yang meliputi 16 dinasti dan mencakup hampir 1.400 tahun. Mengandung 294 volume dan sekitar 3 juta karakter Cina.
Saya pikir, mencari "sosok asal" Simpurusiang atau Ratu Shima (jika mereka memang ada keterkaitan) dalam literature Cina menjadi lebih mudah berkat pekerjaan monumental dari Sima Qian dan Sima Guang.
Dan demikianlah adanya. Terasa sangat mudah merunut penguasa di Cina dari Dinasti demi Dinasti di sepanjang rentang abad ke 5 hingga abad ke 6 yang merupakan masa hidup Ratu Sima atau pun Simpurusiang.
Direntang abad tersebut terdapat Sima Lingji yang kuat dugaan saya sebagai sosok Ratu Sima atau pun Simpurusiang di masa kecil. Sima Lingji  adalah seorang permaisuri dari Dinasti Zhou Utara. Suaminya Kaisar Jing, adalah Kaisar terakhir dari dinasti tersebut.
Sima Lingji adalah putri Jendral Zhou Utara, Sima Xiaonan (yang juga merupakan Adipati Yingyang) dan Lady Yuchi (putri Jenderal Yuchi Jiong).Â
Pada tahun 579 M, Kaisar Xuan memilih Sima Lingji menjadi istri anaknya, Kaisar Jing. Adalah lumrah dalam tradisi orang Xianbei (orang Mongolia) menjodohkan anak mereka di usia kanak-kanak.Â
Hal yang sama dapat kita lihat pada perjodohan Temujin (genghis Khan) dengan borte istrinya yang terjadi pada saat mereka bahkan belum mencapai usia belasan.
Usia Sima Lingji saat itu tidak tercatat dalam sejarah, tapi Kaisar Jing berusia enam tahun saat itu. Menurut literatur, 5 bulan sebelum perjodohan itu, Kaisar Xuan (ayah Kaisar Jing) yang baru berusia 21 tahun pada saat itu, menjelaskan inisiatifnya untuk turun tahta dan menunjuk putranya (Kaisar Jing) sebagai penggantinya. (untuk hal ini sejarawan menyebut inisiatif Kaisar Xuan sebagai sebuah "pensiun dini")
Kaisar Xuan meninggal pada musim panas 580 atau setahun setelah perjodohan antara Sima Lingji dan Kaisar Jing dilakukan. Setelah kematian Kaisar Xuan, Pejabat Yang Jian, yang merupakan ayah dari istri Kaisar Xuan (Permaisuri Yang Lihua), merebut kekuasaan sebagai bupati.