Demikianlah bagaimana Bangsa Matahari ini menyebar dan merintis peradaban di muka bumi - menjalani takdirnya sebagai yang terawal mendapatkan "cahaya".
Hari ini, bangsa Matahari telah terlupakan. Tapi jejaknya masih tetap ada bagi yang ingin mencari.
Dalam buku Atlantis, the Antediluvian World, Ignatius Donnelly (1882) mengindikasikan bahwa sebagian besar bangsa di dunia kuno memuja Matahari. Dan ungkapan  Ignatius Donnelly ada benarnya.
Kita dapat melihat lewat mitologinya, jika Yunani kuno memuja Matahari. Peninggalan Bangsa Maya pun menunjukkan bahwa mereka memuja Matahari.
Mesir terkenal dengan Ra sang dewa Matahari, sementara orang-orang Polinesia pun juga mengenal Ra. India dengan dewa Surya. Trinitas Babylonia terdiri dari Idea, Anu, dan Bel. Bel mewakili matahari, dan merupakan dewa favorit. Lalu, Bangsa Phoenicians pun tak diragukan juga berjiwa matahari.
Dapat dikatakan, bahwa jika ingin menelusuri sejarah dari dunia kuno maka menelusuri jejak bangsa Matahari adalah jalur pencarian yang benar.
Demikian ulasan ini, semoga bermanfaat... salam.
Bagi yang berminat membaca tulisan saya lainnya, bisa melihatnya di sini: kompasiana.com/fadlyandipa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H