Mohon tunggu...
Fadly Bahari
Fadly Bahari Mohon Tunggu... Penulis - Pejalan Sepi

Penjelajah dan Pengumpul Esensi

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Esensi Bahasa Adam

20 Februari 2019   08:28 Diperbarui: 20 Februari 2019   16:56 712
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber ilustrasi: quietrev.com)

Sir Julian Huxley dalam kata pengantarnya dalam buku "The phenomenon of man" mengomentari: Dalam Le Phnomne Humain (hlm. 201) ia [Teilhard] merujuk noosphere sebagai lapisan atau membran baru di permukaan bumi, sebuah "lapisan pemikiran" yang ditempatkan di atas lapisan hidup biosphere dan lapisan tak bernyawa dari bahan anorganik, lithosphere (...)

Teilhard mengusulkan bahwa jika kehidupan terus ada maka planetisasi, sebagai proses biologis menghasilkan otak global, yang tentu juga akan menghasilkan pikiran global, yaitu: tingkat kesadaran planet baru dan jaringan pemikiran yang didukung teknologi, yang kemudian disebutnya sebagai noosfer. Oleh sebagian kalangan, lapisan teknologi yang diusulkan Teilhard ini diartikan sebagai suatu antisipasi dini dari kemunculan Internet dan Web.

Tapi, dari perspektif mana sesungguhnya konsep Teilhard ini berkembang?

Saya melihat bahwa tampaknya itu dimulai dari pandangan absolutnya tentang evolusi, yang menurutnya akan menuju ke satu arah. Teilhard menyebut titik akhir evolusi alam semesta itu sebagai "Omega Point".

Teilhard merumuskan pemahaman gagasannya dalam bentuk persamaan sebagai berikut: Evolution = Rise of consciousness; Rise of consciousnesss = Union effected.

 "Rise of consciousness" yang dianggap sebagai Persamaan "Evolution" bisa dikatakan suatu wujud respons yang dimunculkan berbagai objek di alam (organik ataupun anorganik), terhadap setiap fenomena kejadian yang berlaku disekitarnya berdasarkan hukum sebab akibat.

Saya menduga kesadaran yang dimaksud, adalah apa yang dalam terminology Islam dikenal sebagai "Sunnatullah" yaitu hukum ketetapan Allah.

Beberapa ayat dalam Al Quran yang membahas tentang Sunnatullah antara lain:

  • Surat Al Fath ayat 23: "Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunnatullah itu."
  • Surat Al Kahfi ayat 84: "Kami datangkan bagi setiap sesuatu dengan adanya sebab."
  • Surat Al-Furqan ayat 2: "Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagiNya dalam kekuasaan(Nya), dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya."
  • Surat Al-Qamar ayat 49: "Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran."

Adapun maksud dari "Union effected"adalah kolaborasi hukum- hukum alam (Sunnatullah) dalam satu irama keteraturan yang absolut. Demikianlah, Evolusi alam semesta dapat dikatakan merupakan wujud mekanisme hukum alam (Sunnatullah).

Bisa jadi apa yang dimaksudkan sebagai Noosfer oleh Teilhard, adalah Catatan Akashic (Akashic Records) yang dikenal dalam teosofi dan anthroposophy -- ataupun "Lauh Mahfudz" yang dalam tradisi Islam dipercaya merupakan kitab (catatan) di mana Allah menulis takdir seluruh makhluk sebelum mereka diciptakan.

Catatan Akashic (Akashic Records) dalam teosofi dan anthroposophy dipercaya mengandung ringkasan semua peristiwa manusia, pikiran, kata-kata, emosi, dan niat yang pernah terjadi di masa lalu, sekarang, atau masa depan. Akashic berasal dari kata Sanskrit akasa yang bermakna: "aether".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun