Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik

Meski Ahok Jadi Tersangka Dunia Belum Berakhir, Masbro.

16 November 2016   13:12 Diperbarui: 16 November 2016   13:26 1194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Hallo masbro pa kabar? Hohohohoo.  Ketemu lagi  sama gw yak Pengamat Politik dari Gunung. Hehe.  Gw jarang nulis di Kompasiana bukan karena gw kurang sehat tetapi karena kompasiananya yang kurang sehat. Wkwkwkwkwk.

Jadi begini masbro. 

Kasus Dugaan Penistaan Agama oleh Ahok ini terlihat begitu Krusial.  Multi dimensi atau apalah istilahnya. Tadinya gw nggak pengen ikut-ikutan mbahasnya.  Udah banyak bingit yang membahasnya. Tetapi setelah Ahok ditetapkan jadi Tersangka, rasanya gw perlu juga nih nimbrung ikut-ikutan bersuara.

Masbro dan Mbak Sis kan tahu bahwa gw bukan pendukung Ahok dan juga bukan pendukung siapa-siapa.  Jauh hari sebelum ditetapkannya siapa yang menjadi penantang Ahok, gw malah rekomendasikan Anies Baswedan agar diusung oleh Demokrat sebagai penantang Ahok yang waktu itu disebut-sebut gak ada lawannya.

 Eh nggak tau nya Demokrat punya jagoan sendiri dan Anies didukung oleh PKS. Ya gimana lagi. Gw suka Anies tapi nggak suka PKS. Jadi akhirnya gak pro sana-sini deh. Ahahahaa. 

Lagian gw bukan orang jekardah dan gak ada urusannya sama pilgub DKI kok. Orang pinggiran, bro.  Kaum Marginal tepatnya. Hohohoho.

Back to laptop, masbro.

KASUS PENISTAAN AGAMA ITU KASUS HUKUM ATAU KASUS POLITIK?

Masbro or mbak sis kalau ditanya apakah Kasus Penistaan Agama Ahok itu sebenarnya Kasus Hukum atau Kasus Politik, terus jawabannya apa coba? Hehehehe

Kalau gw bilang sih emang dua-duanya.  Pidato Ahok itu jelas-jelas melanggar rambu Kerukunan Beragama.  Gw sangat yakin itu bukan kesengajaan.  Masa iya sih Ahok berniat melecehkan Kitab Quran?

Sayangnya secara literal ucapan Ahok itu memang ada warna kuat (secara tidak sengaja) melecehkan eksistensi Ayat Al-Maidah.  Keceplosan rupanya.  Dan itu sudah terlanjur menjadi Viral dan akhirnya melukai perasaan Umat Muslim.

Berandai-andai pada waktu sedang menjadi Viral lalu Ahok segera meminta maaf dengan tulus atas kepleset lidahnya, tentu kasus itu tidak menjadi meluas dan sebesar sekarang ini.  Malahn sempat dijadikan momentum Demo Terbesar Umat Islam sepanjang sejarah negeri ini.

Sayangnya Ahok telat minta maaf sehingga akhirnya isu itu sudah terlanjur membesar dan dijadikan momen dari lawan-lawan Ahok untuk “menjatuhkan” Ahok. Ini sangat terlihat bagaimana beberapa pihak memanfaatkannya secara politis. Gw nggak perlu sebut pihak-pihak itu, semua orang juga sudah ngerti. Ahahahaha.

Tapi selanjutnya Politisasi Kasus Ahok semakin berkembang.  Sayang sungguh saying eh malah  Elit partai pendukung Ahok jadi ikut bermain disitu. Mereka pikir bisa kasus ini bisa dimenangkan mereka secara politik.  Ya jelas salah dong.  Basisnya tetap Kasus Hukum.  Kalau itu sampai disimpulkan sebagai Kasus Politik dan dilawan juga oleh kekuatan Politik (kebetulan Partai-partai pendukung Ahok saat yang terkuat), maka yang terjadi akan semakin runyam.

Demo Umat tidak akan berhenti.  Dan ekses-eksesnya akan semakin meluas.  Kita gak bisa bayangkan akan sejauh mana nanti bila Kasus Hukum yang peka ini menjadi ajang pertarungan politik.

Untunglah Polri cukup professional, masbro.  Gw salut dengan apa-apa yang sudah dilakukan Polri lewat Kapolri Tito.

BIJAKNYA POLRI DAN “BIJAKNYA” JOKOWI

Gw melihat Jokowi punya kebingungan yang luar biasa dengan kasus ini.  Beberapa hari sebelum Demo 411 Jokowi sudah bingung mencari solusinya.  Ini Nampak pada saat Jokowi tidak bersedia menemui massa pendemo.  Itu bukan karakter Jokowi.

Gw yakin beberapa waktu sebelum Demo terjadi Jokowi mendapatkan informasi-informasi yang nggak akurat baik dari BIN maupun sumber non resmi.  Ya gimana lagi, kalau informasinya salah ya pasti pengambilan keputusannya juga salah.

Untunglah kesalahan Jokowi tidak mau menemui massa pendemo (dibaca tidak mau menerima aspirasi ratusan ribu umat Islam) bisa diperbaiki keesokan harinya.

Jokowi langsung menemui banyak kalangan umat Islam dan Berjanji (dengan penekanan berkali-kali) bahwa dirinya tidak akan mengintervensi Kasus Ahok.  Inilah yang mampu untuk sementara menentramkan  amarah mereka yang sudah terlanjur sakit hati sama Ahok.

Tetapi berbeda dengan Jokowi, partai-partai pendukung Ahok malah bersikap sebaliknya. Dalam pantauan gw , PDIP bersama Golkar terlihat bermanuver untuk “menyelamatkan” Ahok bagaimanapun caranya.  Mulai dari sekian orang anggota DPR menyambangi Bareskrim, hingga lobi-lobi di belakang layar yang sudah mereka lakukan yang tentu saja gak bakal bisa dipantau public.

Tadinya gw agak pesimis sama Polri karena tekanan politik dari partai pendukung Ahok sangat besar.  Ya iyalah, masa iya sih mereka mau kalah di Pilgub DKI nanti. Ahok jadi tersangka kan jatuh elektabilitasnya di Pilgub DKI. Rugi dong. Makanya wajar dong mereka  bela Ahok mati-matian. Wakakakakakakaa.

Tetapi akhirnya Polri mampu mengambil keputusan terbaiknya.  Gw agak yakin pertimbangan Polri memang sangat tinggi sekali.  Kalau Polri mau sebenarnya Kasus ini bisa diperpanjang bisa diperpendek, bisa dibuat menjadi kasus tidak penting dan bisa juga dibuat menjadi kasus yang sangat penting.

Hanya satu yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah Kestabilitasan Politik Nasional.  Terlepas dari “Salahnya Ahok yang cumin sedikit”, karena ini sudah menjadi isu nasional dan mengganggu stabilitas politik, maka memang sudah seharusnya Ahok dijadikan sebagai Tersangka.

Lalu setelah jadi Tersangka apakah Ahok habis riwayatnya?

Ya belum tentu dong, masbro n mbaksis.  Gw yakin harapan masih ada. Gw yakin kalau semua berkepala dingin menyelesaikannya maka pasti bisa berakhir dengan baik.

APA YANG TERJADI SELANJUTNYA SETELAH AHOK JADI TERSANGKA?

Yang jelas secara UU Tata Negara meskipun Ahok berstatus Tersangka pencalonannya sebagai Cagub DKI belum Gugur.  Ahok masih bisa mengikuti semua tahapan Pilkada bila statusnya baru masih sebagai Tersangka.  Ahok masih boleh berkampanye, Ahok masih boleh dipilih / dicoblos oleh mereka yang memilihnya.

Gw pikir semua pembaca juga tahu bahwa selama belum ada Putusan Hukum Tetap (Inkrah) dari Pengadilan maka selama itu pula Ahok bisa mengikuti PIlkada dan Menjadi Gubernur DKI lagi (kalau menang) sampai akhirnya bisa dibatalkan lagi bila ada  Putusan Hukum Tetap yang memvonisnya dengan hukuman sekian-sekian. (jangan sampai ya. Hehehe).

Gw sih agak yakin setelah kasus ini sampai di Pengadilan, maka Putusan yang akan diambil Hakim kemungkinan besar akan membebaskan Ahok.  Faktor Men rhea (tidak berencana/tidak punya niat) atau apalah (gw lupa lagi istilahnya, wkwkwkwk) yang akan menjadi pertimbangan Hakim untuk membebaskan (minimal hukuman seringan mungkin) kepada Ahok.

Masa depan Ahok menurut gw masih jauh untuk disebut sudah berakhir.  Masih ada harapan untuk tetap eksis di Dunia Politik Nasional. Tinggal tergantung Ahoknya.  Apakah dia bisa menerima dan menjalani dengan baik. Jangan sampai terjadi Ahok  malah memperburuk keadaannya karena tidak mampu mengendalikan emosinya lagi.

APAKAH STATUS TERSANGKA AHOK AKAN SANGAT MEMPENGARUHI PELUANG KEMENANGAN DI PILGUB DKI?

Jawaban gw ya realitanya memang begitu.  Kita lihat saja kemarin Nasdem sudah sempat menyatakan akan mengevaluasi dukungannya pada Ahok bila Ahok berstatus Tersangka.  Ini krusial. Satu partai pendukung menarik dukungannya itu berarti  Elektabiltas ataupun Peluang kemenangan menjadi menurun.  Apalagi kalau lebih dari satu yang menarik dukungannya.

Kalau untuk PDIP dan Golkar, gw yakin mereka tetap mendukung Ahok.  Dan itu artinya status Cagub (Kontestan) Pilgub DKI 2017 menjadi tetap dan tidak berubah.  Ahok masih boleh bertarung di PIlgub DKI Februari nanti.

Di sisi lain menurut gw memang status Tersangka Ahok memang mempengaruhi opini public.  Elektabilitas Ahok kembali terdowngrade karena hal itu.

Tapi masih ada 2 bulan efektif untuk membalikkan keadaan loh.  Masih ada peluang bagi para pendukung Ahok untuk berjuang sekuat tenaga mememangkan jagoannya.

Semoga Pilgub DKI 2017 berjalan lancar dan berakhir dengan damai (ini doa dari orang pinggiran Jekardah loh. Wakakakakak).

Salut buat Polri yang berani mengambil keputusan yang krusial tersebut. 

Semoga para pendukung Ahok bisa bijak menyikapi keputusan dari Polri dan tetap bersabar dan memperjuangkan tujuannya.

Gitu aja ya masbro, udah capek ngetiknya nih. Ahahahaha.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun