Berandai-andai pada waktu sedang menjadi Viral lalu Ahok segera meminta maaf dengan tulus atas kepleset lidahnya, tentu kasus itu tidak menjadi meluas dan sebesar sekarang ini. Malahn sempat dijadikan momentum Demo Terbesar Umat Islam sepanjang sejarah negeri ini.
Sayangnya Ahok telat minta maaf sehingga akhirnya isu itu sudah terlanjur membesar dan dijadikan momen dari lawan-lawan Ahok untuk “menjatuhkan” Ahok. Ini sangat terlihat bagaimana beberapa pihak memanfaatkannya secara politis. Gw nggak perlu sebut pihak-pihak itu, semua orang juga sudah ngerti. Ahahahaha.
Tapi selanjutnya Politisasi Kasus Ahok semakin berkembang. Sayang sungguh saying eh malah Elit partai pendukung Ahok jadi ikut bermain disitu. Mereka pikir bisa kasus ini bisa dimenangkan mereka secara politik. Ya jelas salah dong. Basisnya tetap Kasus Hukum. Kalau itu sampai disimpulkan sebagai Kasus Politik dan dilawan juga oleh kekuatan Politik (kebetulan Partai-partai pendukung Ahok saat yang terkuat), maka yang terjadi akan semakin runyam.
Demo Umat tidak akan berhenti. Dan ekses-eksesnya akan semakin meluas. Kita gak bisa bayangkan akan sejauh mana nanti bila Kasus Hukum yang peka ini menjadi ajang pertarungan politik.
Untunglah Polri cukup professional, masbro. Gw salut dengan apa-apa yang sudah dilakukan Polri lewat Kapolri Tito.
BIJAKNYA POLRI DAN “BIJAKNYA” JOKOWI
Gw melihat Jokowi punya kebingungan yang luar biasa dengan kasus ini. Beberapa hari sebelum Demo 411 Jokowi sudah bingung mencari solusinya. Ini Nampak pada saat Jokowi tidak bersedia menemui massa pendemo. Itu bukan karakter Jokowi.
Gw yakin beberapa waktu sebelum Demo terjadi Jokowi mendapatkan informasi-informasi yang nggak akurat baik dari BIN maupun sumber non resmi. Ya gimana lagi, kalau informasinya salah ya pasti pengambilan keputusannya juga salah.
Untunglah kesalahan Jokowi tidak mau menemui massa pendemo (dibaca tidak mau menerima aspirasi ratusan ribu umat Islam) bisa diperbaiki keesokan harinya.
Jokowi langsung menemui banyak kalangan umat Islam dan Berjanji (dengan penekanan berkali-kali) bahwa dirinya tidak akan mengintervensi Kasus Ahok. Inilah yang mampu untuk sementara menentramkan amarah mereka yang sudah terlanjur sakit hati sama Ahok.
Tetapi berbeda dengan Jokowi, partai-partai pendukung Ahok malah bersikap sebaliknya. Dalam pantauan gw , PDIP bersama Golkar terlihat bermanuver untuk “menyelamatkan” Ahok bagaimanapun caranya. Mulai dari sekian orang anggota DPR menyambangi Bareskrim, hingga lobi-lobi di belakang layar yang sudah mereka lakukan yang tentu saja gak bakal bisa dipantau public.