Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

3 Faksi Bertikai, Mega Ragu Dukung Ahok, Akankah Djarot jadi Cagub Alternatif?

19 Agustus 2016   16:17 Diperbarui: 20 Agustus 2016   00:59 2760
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

FAKSI-FAKSI YANG ADA DI INTERNAL PDIP

Dalam internal PDIP sendiri untuk Pilgub DKI mendatang gw mendeteksi keberadaan 3 Faksi ataupun 3 Aspirasi. Selama ini jarang sekali PDIP punya faksi-faksi kecuali pada moment-moment tertentu. Contoh menjelang Pilpres 2014 itu ada 2 Faksi yang mengkristal yaitu Aspirasi mendukung Megawati jadi Capres 2014 dan Aspirasi mendukung Jokowi jadi Capres. Megawati akhirnya yang memilih dan semuanya terpaksa harus nurut. Heheheh.

2 Faksi itu akhirnya berubah menjadi Faksi Jokowi dengan Faksi Puan. Kita sudah lihat beberapa kali perseteruan Puan dan Jokowi. Memang saat ini Perseteruan itu sudah mereda. Tapi suatu saat menurut gw bisa saja akan timbul kembali faksi-faksi tersebut.

Dan bicara tentang Faksi-faksi yang ada di PDIP menuju Pilgub DKI nanti, dalam terawangan gw secara umum sepertinya ada beberapa barisan yaitu :

1.Barisan Pemilik Suara (Pendulang Suara) PDIP di DKI. Kita sebut saja nama Boy Sadikin, Prasetyo Edi dan lainnya. Sebagai “Pahlawan” Pendulang Suara PDIP di DKI, mereka punya Hak Khusus menentukan langkah PDIP untuk DKI.

2.Barisan Aspirasi Non Muslim PDIP. Ini analisa gw ya masbro. Bukan Dikotomi bukan SARA. bahwa ada Fenomena di PDIP selama ini bahwa hanya PDIP lah partai yang paling mengakomodir kekuatan politik Non Muslim. Rontoknya Partai-partai Non Muslim dalam sejarah Politik Indonesia memang membuktikan bahwa hanya PDIP yang bisa mengakomodir aspirasi politik mereka terutama Kesetaraan Hak berkiprah di pentas elit.

Disisi lain fakta yang ada juga membuktikan juga bahwa nggak semua Non Muslim PDIP ada di barisan ini. Sebut saja Masinton Pasaribu, Adian Napitupulu dan masih banyak lagi. Tetapi aspirasi ini secara tersirat tetap ada dalam kekuatan internal PDIP. Megawati tahu itu dan Megawati sangat bijak soal itu. Bagaimanapun juga Kedekatan Soekarno dengan masyarakat Bali, Papua dan lainnya adalah akar sejarah kekuatan PDIP dibawah pimpinan Megawati.

3.Barisan Pro Kaderisasi dan Pejuang Partai. Bahwa di partai manapun ada dan lebih banyak kader-kader yang berjuang tanpa pamrih demi partainya. Sayangnya terkadang prestasi mereka maupun dedikasi mereka terhambat di Ring 1 DPP/ Megawati. Mereka hanya tetap sebagai Kader Militan yang belum pernah mendapat “imbalan apapun” di partainya. Barisan Pejuang partai ini akan sangat sulit menerima kenyataan bila ada orang di luar partai yang tiba-tiba menjadi Orang Istimewa di Partai.

4.Barisan Idealis (Pencinta Sinetron..wkwkwkwk). Maaf masbro, ini istilah gw pribadi doang. Bahwa dalam pengamatan gw ada kader PDIP dan Simpatisan PDIP yang masih ternina-bobok dengan kemenangan Gemilang Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012. Antitesis dari beberapa pendukung Prabowo yang masih belum Move On, dari Pendukung Jokowi juga sebenarnya masih ada yang Euforia kemenangan Jokowi. Fenomena ini dulu pernah terjadi pada sosok SBY. Di benak mereka masih ada gambaran besar bahwa Ahok adalah Soulmate nya Jokowi. dan itulah yang membuat mereka merasa harus mendukung Ahok.

5.Barisan Tukang Kompor (Oportunis). Ada beberapa kader di internal PDIP yang punya Hidden Agenda sendiri dalam Kontestasi Pilgub DKI 2017. Salah satunya, Wacana mendorong Tri Rismaharini sepertinya berawal dari kelompok ini tapi akhirnya sempat semakin menguat.

5 KELOMPOK AKHIRNYA MENGKRISTAL MENJADI 3 FAKSI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun