PREDIKSI SEBELUMNYA
Pada tulisan-tulisan sebelumnya gw udah prediksi bahwa Ical akan dibantu JK. JK sudah gw prediksi akan bermain dua kaki di konflik Golkar. (silahkan baca tulisan terkait di bawah). JK yang jauh hari sebelumnya sudah berusaha menarik Golkar lewat tangan Agung Laksono ternyata mengalami perlawanan keras dari Ical. JK pun sudah melakukan berbagai cara seperti salah satunya mencoba melengserkan posisi Setya Novanto (orang terkuat Ical) melalui kaki tangannya Sudirman Said dengan isu Papa Minta Saham. Tetapi faktanya Setya Novanto mampu bertahan dan eksis di DPR.
JK sendiri dalam posisi tidak nyaman saat ini sebagai Wakil Presiden. Keberadaan Luhut Panjaitan dan Rizal Ramli membuat posisi JK tidak strategis lagi. Apalagi Kasus Pelindo II sudah membuat elit PDIP menjauh dari JK. Begitu juga dengan Polemik PSSI dimana JK membela PSSI membuat kubu PKB ikut menjauh dari JK. Satu lagi yang akan membuat posisi JK tidak nyaman adalah akan datangnya kekuatan baru di Ring 1 Jokowi yang berasal dari PAN.
Kondisi ini membuat JK membutuhkan kekuatan pendukung baru. Dan itu ada pada Golkar yang saat ini memang dikuasai oleh ARB. Apa boleh buat, saat ini buat JK tidak penting siapa yang berkuasa di Golkar. Target JK kemudian adalah bagaimana caranya agar Ical mendukung posisinya sebagai Wapres saat ini. Ical pun setuju. Yang pertama posisi Ical dalam keadaan terjepit dan yang kedua mereka berdua sama-sama berasal dari Faksi Sulsel. Tinggal mengkondisikan saja bagaimana baiknya. Apalagi Habibie juga berasal dari Sulsel. Sudah pas semuanya. Tinggal bagaimana JK bermain di posisi Agung laksono saja.
Kemudian yang terbaca pada Rapat Tim Transisi di rumah JK kemarin adalah, Agung dan Akbar berbicara keras tentang ketidak bersediaan Ical menghadiri Rapat Tim Transisi tersebut. Sebaliknya JK terkesan “sangat memahami” ketidak-hadiran Ical. Malah secara tersirat JK sudah merestui kesibukan Ical mempersiapkan Rapimnas keesokan harinya (hari ini).
Dan akhirnya hari ini kita lihat bersama-sama Rapimnas Ical berjalan dengan megah dan dihadiri mayoritas DPD-DPD Tingkat 1 dan Tingkat II. Tidak cukup itu, perwakilan Pemerintahpun menghadiri Rapimnas yang “Ilegal” ini.
SEBENARNYA ANTARA ARB DENGAN PDIP SAAT INI SEDANG AKRAB
Sebenarnya bisa dikatakan posisi Ical saat ini sedang beruntung meskipun mendapat tekanan keras dari kubu Agung dan Akbar. Sebabnya karena bisa dikatakan dalam beberapa bulan terakhir ini posisi Golkar kubu Munas sedang dekat dengan PDIP. Yang sangat terbaca adalah PDIP sangat membantu Setya Novanto dalam Sidang MKD sehingga Setya Novanto menjadi aman posisinya di DPR. Bantuan itu tidak gratis karena Golkar pun sangat membantu PDIP dalam meloloskan RUU KPK di Baleg yang dikuasai golkar dan membantu mengganjal Johan Budi dan Busiro Muqqidas untuk menjadi Pimpiinan KPK melalui tangan Komisi III yang dikuasai Golkar. Bahasa gunungnya sudah terjadlin Simbiosis Mutalisme. Hehee.
Dari pihak PDIP tentu sudah berpikir panjang. Belakangan ini KMP sudah tidak galak lagi pada Pemerintahan Jokowi. Golkar kubu Ical pun sangat mudah untuk diajak kerja-sama. Jadi untuk apa mendukung Agung Laksono lagi yang belum jelas nantinya posisinya seperti apa. Ical sudah membuktikan Golkar ditangannya bisa bekerja sama dengan PDIP. Makanya kehadiran Menkumham Yasona Laoly di Rapimnas Ical ini tidaklah terlalu mengejutkan.
LALU DIMANA POSISI LUHUT DAN JOKOWI?
Jokowi adalah negarawan. Jokowi tidak menyukai adanya konflik di Golkar yang tidak selesai-selesai. Buat Jokowi tidak penting siapa yang menguasai Golkar. Meskipun masih Ical yang menguasai tetapi saat ini KMP sudah tidak ganas lagi. Faktanya PAN saat ini sudah dekat dengan Jokowi sehingga bagi Jokowi saat ini KMP bukanlah “musuhnya” lagi. Jokowi akan merestui siapapun yang menjadi penguasa Golkar. Inilah sikap Jokowi sebenarnya. Tidak ada sama sekali kepentingan Jokowi terhadap siapapun penguasa Golkar.