Mohon tunggu...
Reza aka Fadli Zontor
Reza aka Fadli Zontor Mohon Tunggu... -

Bukan Siapa-siapa, Hanya seorang Pemerhati Masalah Politik dan Sosial Zonk.Fadli@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Sidang MKD Berlangsung “Biasa Saja”, tetapi Kemarahan Jokowi Memang “Aneh”

8 Desember 2015   04:04 Diperbarui: 8 Desember 2015   04:44 8229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita jawab belakangan ya masbro, soal apa kira-kira Hasil akhir Sidang MKD. Pertanyaan yang paling pantas dianalisa berikutnya adalah :

MENGAPA PDIP SELALU KALAH DARI GOLKAR DAN MENGAPA KIH SELALU KALAH DARI KMP?

Apakah PDIP memang kalah pintar dari Golkar? Apakah PDIP memang Goblok? (nanya doang, masbro. Nggak usah tersinggung. :p). Terus apakah orang-orang KIH kalah kelas dari orang-orang KMP? Dan seterusnya dan seterusnya.

Sebenarnya tidak begitu. Orang-orang PDIP bukan goblok ataupun kalah pintar dari Golkar. Orang-orang KIH pun sama kelasnya dengan orang-orang KMP. Tetapi yang menjadi masalah dan juga sudah menjadi Fakta adalah: PDIP memang selalu kalah dari Golkar. KIH juga selalu kalah dari KMP.

Bukan kalah kuantitas tetapi kalah strategi. Bukan kalah pintar tetapi selalu kalah strategi. Kenapa bisa begitu? Karena setiap berstrategi Golkar itu selalu menggunakan beberapa kepala sementara PDIP hanya satu kepala. Begitu juga dengan KIH yang hanya menggunakan 1-2 Kepala pasti akan selalu kalah melawan KMP yang menggunakan banyak kepala.

PDIP itu partai Kuno, masbro. PDIP itu mirip Kerajaan dimana setiap keputusan tergantung dari apa yang dipikirkan oleh Rajanya atau Ratunya. Sementara Golkar itu Partai Moderat yang terbiasa menggunakan Strategi Kolektif. Jadi ya mau gimana lagi, sampai kiamat pun PDIP tidak akan pernah menang dari Golkar. Hehehee.

Begitu juga dengan KIH. KIH bergerak tergantung Komandan-komandannya. Kalau Komandannya ternyata cuman 1-3 orang dan kurang berpengalaman, apalagi yang satu itu Sok Pintar Dewek dan Pendendam ya pasti akan selalu kalah dengan KMP yang punya banyak komandan berpengalaman dan mampu bersinergi. Bukan begitu, masbro?

Faktanya kemudian KIH dan PDIP memang selalu kalah dan jadi Pecundang. Kemenangan KIH yang berhasil menempatkan Jokowi menjadi Presiden ternyata tidak dimbangi dengan memperkuat koalisi. KIH dikomandoi PDIP dan PDIP dikomandoi ibu Ratu. Dengan begitu KIH menjadi bergantung pada strategi 1 orang. Apalagi sang Komandan suka Memaksakan Kehendak dan Pendendam. Ckckck.. nggak kurang-kurang bahkan Presiden yang diusung mereka sendiripun berkali-kali Dihantam. Ckckcck. Gimana ceritanya mau melakukan bargaining dengan KMP? Gimana ceritanya bisa mendikte KMP? Hehehee.

Sidang MKD kemarin juga menjadi terbaca sangat jelas. Wakil Ketua MKD dari PDIP cuman Omdo. Cuman pura-pura tegas karena toh semua keputusan MKD akan diputuskan secara kolektif dari hakim-hakim yang ada yang merupakan orang-orang KMP alias orang-orang Setya Novanto. PDIP dan KIH kembali lagi terlihat tidak berdaya menghadapi keperkasaan KMP.

Apalagi tidak tertutup kemungkinan KIH ataupun PDIP diiming-imingi sesuatu. Contoh, Megawati kan sangat mendendam pada KPK dan bernafsu untuk memperpendek umur KPK. Paling tidak kalau tidak bisa memperpendek umur KPK maka senjata-senjata sakti KPK harus dilucuti. Makanya Fraksi PDIP dan Menkumham dari PDIP selama beberapa bulan ini sudah ditugasi khusus oleh ibunda Ratu untuk mencari dukungan di Parlemen agar Revisi UU KPK bisa dimasukan dalam Prolegnas 2015.

Ternyata memang berhasil. RUU KPK dan RUU pengampunan pajak yang sudah ditolak public dan tidak disetujui Presiden ternyata diam-diam sudah masuk lagi di Baleg DPR ketika orang-orang (public) sedang terkonsentrasi pada Kasus Papa Minta Saham. Ini dia yang menjadi kecurigaan banyak orang dimana PDIP menjadi tidak galak di MKD tetapi ternyata sudah kongkalikong dengan Baleg yang dikuasai Golkar untuk memasukan kedua RUU tersebut ke Prolegnas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun