Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker (5): Mudahnya Mencari Makanan Halal di Krabi

16 Maret 2016   14:40 Diperbarui: 16 Maret 2016   15:12 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Suasana di sepanjang jalan ini tampak berbeda dengan sebelumnya. Aroma perkampungan terasa sekali di sini. Bangunannya dipenuhi rumah-rumah warga lokal. Pepohonan kelapa liar tampak tumbuh di beberapa sudut kampung. Mayoritas penduduk di sini beragama Islam. Sebuah Masjid tampak berdiri di antara persimpangan jalan. Suasana di sini tampak sedikit lebih ramai.

[caption caption="Sholat Dzuhur di Masjid kawasan Pantai Ao Nang"]

[/caption]Usai sholat, kami kembali melewati jalan yang sama. Begitu keluar dari jalan alternatif tadi para pedagang makanan ala gerobak sudah tampak berjejer rapi di seberang jalan. Mereka memang beroperasi di siang hari. Tak perlu ragu untuk mencicipinya karena semua pedagang beragama Islam. Itulah kenapa Krabi menjadi tujuan favorit wisatawan asal Malaysia.

Kami makan siang di sini. Lagi, saya memesan menu yang sama seperti di Hatyai dan Phuket, nasi goreng. Rasanya memang khas dan enak sekali. Sepertinya pengaruh dari campuran minyak ikan yang digunakan. Total makan berdua sebesar THB 100.

[caption caption="Deretan makanan halal di Ao Nang"]

[/caption]

[caption caption="Nasi Goreng Thailand enak banget"]

[/caption]Setelah mengisi perut, kami memacu motor menuju pantai yang berjarak tak sampai semenit. Motor diparkir di tepi jalan. Kami menikmati indahnya alam Ao Nang dengan berjalan kaki menyusuri sepanjang pantai. Pesonanya tak kalah cantik dengan Pantai Patong di Phuket. Pasirnya lembut berwarna kekuningan. Laut biru nan jernih terhampar di depan mata. Batu-batu karst menjulang tinggi memagari sebagian sisi pantai.

Sekilas kawasan turis Ao Nang di Krabi ini mirip seperti Patong di Phuket. Hanya saja pasirnya terlihat berwarna putih kekuningan. Selain itu, luasnya juga lebih kecil. Tidak seramai dan sepadat di Patong. Meski sama-sama kawasan Muslim, namun di sini lebih ramah dan tidak terlalu bebas. Mencari makanan halal pun lebih mudah.

[caption caption="Berjalan di bibir Pantai Ao Nang"]

[/caption]

[caption caption="Deretan kios penjual souvenir di bibir Pantai Ao Nang"]

[/caption]

[caption caption="Pantai Ao Nang yang dipagari bebatuan karst"]

[/caption]Hari semakin beranjak sore. Kami kembali ke Krabi Town. Saya lupa jalan menuju pulang. Tentu saja solusinya dengan bertanya dengan orang di sekitar. Tapi ternyata istri saya masih mengingatnya. Syukurlah. She's my google. Tak percuma pernah mengenyam ilmu di Itebe.

Kami tiba di Krabi Town pukul 4 sore. Mampir sebentar ke hotel tempat kami menginap tadi untuk mengambil tas yang kami titipkan. Kami mengembalikan motor ke tempat persewaan yang terletak persis di persimpangan Krabi Town. Sore ini kami menuju terminal dengan tuk-tuk berwarna merah yang berjarak 10 menit dengan ongkos THB 30.

Terminal Krabi tak jauh berbeda dengan di Hatyai dan Phuket. Berkonsep ruang terbuka. Bersih dan nyaman. Bis akan berangkat jam 5 sore. Tiket keberangkatan sudah siaga di genggaman yang kami beli sejak siang tadi sebelum ke Ao Nang. Harga tiketnya THB 500. Kami telah duduk manis di dalam bis. Bersiap melakukan petualangan ke kota berikutnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun