Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker (4): Pesona Pulau Phi-phi nan Menawan

11 Maret 2016   16:38 Diperbarui: 12 Maret 2016   08:45 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Menikmati alam Pulau Phi-phi "][/caption]Memasuki hari keempat, Sabtu, 23 Januari 2016. Setelah puas menjelajahi Phuket, pagi ini kami akan meninggalkan hotel dan meneruskan perjalanan menuju rute selanjutnya, Pulau Phi-phi. Dari hotel, kami menuju pelabuhan dengan dijemput oleh mobil van. Jemputan ini merupakan fasilitas dari pembelian tiket ke Pulau Phi-phi. Sepuluh menit kemudian kami tiba di Rassada Harbour, tempat berlabuhnya kapal-kapal wisata.

Perjalanan dari Phuket ke Pulau Phi-phi memakan waktu sekitar 1,5 jam. Saat akan mendekati Pulau Phi-phi, laju kapal semakin diperlambat. Wisatawan dimanjakan dengan pemandangan yang sungguh eksotis. Bebatuan karst raksasa menjulang tinggi dikelilingi jernihnya air laut berwarna biru kehijauan. Pantulan cahaya mentari yang jatuh ke permukaan laut seolah tampak bagaikan kristal.

[caption caption="Eksotisme Pulau Phi-phi"]

[/caption]

[caption caption="Cantiknya Pulau Phi-phi"]

[/caption]

[caption caption="Tiba di dermaga Pulau Phi-phi"]

[/caption]Kapal berlabuh di dermaga Pulau Phi-phi. Memasuki pulau ini dikenakan tiket masuk sebesar THB 20. Pemandangan eksotis bebatuan karst belum sirna, masih dapat dilihat dengan jelas dimana-dimana. Gerombolan ikan yang berenang riang terlihat jelas dari atas dermaga. Kami terus berjalan di dermaga sepanjang 100 meter ini.

Selama seharian kami menyusuri pulau yang diapit oleh Phuket dan Krabi ini. Tepat di depan gerbang dermaga terdapat jasa penitipan tas. Kami menitipkan ransel dengan tarif THB 50 per item. Ya, kami tidak menginap di sini. Pulau mungil ini cukup mudah untuk dieksplorasi hanya dengan berjalan kaki. Sore nanti kami akan melanjutkan perjalananan ke Krabi, menginap di sana.

Suasana di Pulau Phi-phi terkesan turis sekali. Hampir tak henti-hentinya para wisatawan mondar - mandir di sepanjang jalan mungil yang ada. Para penjual souvenir dan jasa wisata berderet bak jamur di musim hujan. Ragam penginapan mulai dari yang murah hingga berbintang pun tak ketinggalan turut memenuhi lahan di sini.

[caption caption="Suasana di Pulau Phi-phi yang sangat turistik"]

[/caption]

[caption caption="Suasana di Pulau Phi-phi yang sangat turistik"]

[/caption]Pulau Phi-phi diambil dari bahasa Melayu. Phi-phi atau bermakna Api-api, merupakan salah satu nama tanaman sejenis bakau. Ya, dulunya pulau ini banyak ditumbuhi tanaman tersebut. Penduduk asli yang menghuni pulau ini beragama Islam. Jadi jangan heran kalau menemukan Masjid besar dan Taman Pemakaman Umum (TPU) Muslim di sini. Soal makanan tentu saja tidak susah menemukan rumah makan halal.

Kami beristirahat sejenak di depan kantor polisi yang terletak di bibir pulau. Sambil mengulik informasi kepada polisi yang sedang bertugas. Mereka melayani dengan antusias dan sangat ramah. Pun saat diminta untuk berfoto, dengan sigap mereka memandang ke arah kamera. Polisi di sini menggunakan celana pendek. Tampaknya memang sengaja agar terlihat ramah bagi wisatawan.

Adzan Dzuhur berkumandang. Perjalanan kami tepat melewati depan Masjid. Kami mampir menunaikan kewajiban sejenak. Usai sholat, langkah kaki kami ayunkan kembali. Terus mengikuti jalan selebar dua meter kemudian berhenti di sebuah rumah makan halal. Dari sini tampak dataran tinggi berbukit tepat di belakang sebuah penginapan mewah. Sepertinya di balik bukit itu terdapat pemukiman penduduk lokal.

[caption caption="Bangunan Masjid terlihat jelas dan besar di Pulau Phi-phi"]

[/caption]

[caption caption="Masjid Al Islah di Phi-phi"]

[/caption]Lepas mengisi perut, kami pun terus berjalan mengikuti arah jalan setapak. Kami melewati tempat pengelolaan air limbah. Istri saya senang sekali bisa menemukan tempat semacam ini. Karena sangat berkaitan dengan pekerjaan yang ia tekuni. Tidak hanya istri, saya pun tertarik untuk melihatnya. Saya mengiranya tadi sebuah taman karena terlihat luas dan ditata rapi dengan pepohonan hijau. Kami pun memutuskan untuk masuk ke dalamnya.

Jarum jam semakin mendekati pukul tiga sore. Kami terus menapaki jalan mungil ini. Saya membayangkan andai saja perhatian pemerintah setempat terhadap pulau ini bisa ditiru oleh  Pulau Penyengat di Kepri. Lalu membayangkan seandainya saja pulau bersejarah milik Kerajaan Melayu itu dirawat dan dipoles dengan cantik, mungkin UNESCO tak akan berpikir lama untuk menetapkannya sebagai Warisan Dunia sebagaimana yang diharapkan pemerintah Provinsi Kepri saat ini.

[caption caption="Tempat pengolahan air limbah di Pulau Phi-phi"]

[/caption]Perjalanan kami akhirnya menembus ke tempat semula, tepat di depan gerbang dermaga. Setengah jam sebelum keberangkatan kami sudah naik ke atas kapal. Tepat pukul 3 sore dimana merupakan jadwal terakhir keberangkatan kapal, kami meninggalkan Pulau Phi-phi. Beranjak ke kota kepiting. Krabi.

Jarak tempuhnya tidak jauh berbeda dengan perjalanan sebelumnya, selama 1,5 jam. Kapal pun merapat di dermaga Krabi. Dermaga ini terlihat sepi. Dikelilingi rimbunnya pepohonan bakau. Meski begitu, pelabuhan ini terlihat megah. Sangat nyaman menyusuri dermaganya meski jaraknya sekitar 300 meter.

Begitu keluar dari pelabuhan, ragam transportasi seperti mobil van dan tuk-tuk telah menanti di luar. Ada dua tempat yang menjadi tujuan: Krabi Town dan Ao Nang. Tiket yang kami beli sejak dari Phuket termasuk dalam fasilitas penjemputan ini. Tetapi jika tidak termasuk fasilitas, cukup membayar THB 50 ke semua tujuan. Kami memilih van yang menuju Krabi Town.

Kami menginap di Hotel Loma yang bertarif THB 700 per malam. Sebelum hari semakin gelap kami menyempatkan untuk menyewa motor, persiapan untuk eksplorasi Krabi esok hari. Malam harinya kami menikmati santap malam di sebuah tempat mirip pujasera yang beratapkan langit. Deretan gerobak penjual makanan halal tersedia di sini.

Suara jangkrik semakin nyaring terdengar. Malam semakin larut. Seharian menjelajahi Pulau Phi-phi yang imut terpuaskan sudah. Esok hari kami masih berada di kota ini. Saatnya mengistirahatkan tubuh, mengisi energi, untuk menjelajahi Krabi Town dan Ao Nang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun