Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker (3): Cantiknya Kota dan Pantai di Phuket

2 Maret 2016   15:09 Diperbarui: 2 Maret 2016   15:19 297
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usai Sholat Jumat kami bersiap untuk menuju objek selanjutnya, Patong. Tempat ini merupakan favorit wisatawan mancanegara karena keelokan pantainya. Dari Phuket Town ke Patong memakan waktu 30 menit perjalanan dengan menggunakan motor. Namun jika menggunakan tuk-tuk akan sedikit lebih lama. Cuaca panas terik menyengat tubuh kami di sepanjang perjalanan. Namun hembusan angin yang bertiup akibat laju motor mampu sedikit menawarkan dari panasnya hawa kota. Jalan menuju Patong bertekstur perbukitan yang sedikit curam, khususnya saat akan memasuki wilayah kotanya. Namun lebar jalan nan luas dan aspal yang terawat dengan baik membuat perjalanan menjadi lebih nyaman.

[caption caption="Agen wisata di Phuket Town"]

[/caption]

[caption caption="Sewa motor di Phuket"]

[/caption]

[caption caption="Perjalanan dari Phuket Town ke Pantai Patong"]

[/caption]

Aroma kota Patong semakin tercium. Keramaian kota mulai terlihat. Laju motor masih terus saya pacu hingga ke kawasan pesisir, tepat di bibir pantai. Kami memarkir motor di pinggir jalan yang menghadap langsung ke lautan lepas. Deretan motor tampak terparkir di sepanjang jalan ini. Di sisi satunya lagi terhampar deretan bangunan mulai dari ruko-ruko penjual souvenir, agen tur, restoran, hingga hotel. Suasananya sedikit mirip dengan kawasan Pantai Kuta di Bali. Kami menyusuri sepanjang pantai menikmati pemandangan laut berwarna biru merona dan batu-batu karst raksasa yang memagari sebagian sisi pantai. Banyak turis kulit putih tiduran di pantai memanggang diri di bawah teriknya sinar mentari.

Sejatinya penduduk asli di Patong ini dihuni oleh warga Muslim. Karena tempat ini memiliki alam yang indah sehingga ‘disulap’ menjadi objek wisata. Penduduk aslinya bergeser sedikit, masih di kawasan Patong. Sebuah masjid besar bisa dijumpai di objek wisata ini. Deretan makanan halal sangat mudah ditemui di sekitar Masjid.

[caption caption="Masjid di Patong"]

[/caption]

Hampir seluruh kawasan Patong di sini disulap menjadi objek wisata. Cukup luas. Terdapat banyak persimpangan jalan di sini. Menurut warga setempat, kawasan ini akan terlihat padat oleh wisatawan saat menjelang malam. Khususnya turis dari Eropa yang gemar dengan kehidupan malam. Pada salah satu jalan bernama Bangla Street aksesnya tertutup bagi kendaraan, hanya diperbolehkan bagi pejalan kaki. Semakin tengah malam kawasan ini semakin disesaki oleh pejalan kaki. Di sisi kiri dan kanan jalan terdapat deretan kafe yang mempertontonkan tarian dewasa. Tempat ini memang tidak ramah untuk anak-anak.

[caption caption="Pantai Patong"]

[/caption]

[caption caption="Kawasan di pesisir Pantai Patong yang mirip Bali"]

[/caption]

Sebelum matahari terbenam kami bergegas meninggalkan Patong, kembali ke Phuket Town. Motor sewa yang seharusnya bisa digunakan sampai besok, kami kembalikan malam ini juga, mengingat besok pagi kami sudah harus check-out dari hotel. Malam ini, seusai beristirahat sejenak di hotel, kami mengeksplorasi Phuket Town dengan berjalan kaki sembari mencari tempat nongkrong untuk sekadar menikmati secangkir minuman hangat. Toko-toko telah tutup. Termasuk tempat makan halal yang kami datangi siang tadi. Hanya beberapa kafe dan restoran saja yang masih beroperasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun