Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Honeymoon Keliling Asean ala Backpacker (2): Perjalanan Seru dan Mendebarkan Menembus Thailand

27 Februari 2016   21:41 Diperbarui: 2 Maret 2016   15:20 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bis kembali berjalan. Lima belas menit kemudian tiba di imigrasi Malaysia. Semua penumpang turun, menuju pos-pos pengecopan paspor yang berada di ruangan terbuka. Suasana di sini sungguh tenang dan bersih. Di kelilingi pepohonan nan rimbun. Angin bertiup sepoi. Daerah ini memang bukan merupakan pusat keramaian kota. Bisa dibilang kawasan hutan yang disulap menjadi kantor imigrasi nan mewah. Cop! Paspor kami akhirnya mendapatkan stempel dari petugas imigrasi. Kami berjalan menuju bis yang sudah menanti. Sampai bertemu lagi, Malaysia!

[caption caption="Antri cop paspor di imigrasi Malaysia"]

[/caption]Tak sampai dua menit, bis tiba di imigrasi negara berbeda. Welcome to Thailand. Kalimat yang terpampang di atas sebuah gerbang tinggi itu menyambut kedatangan kami. Penumpang kembali turun dari bis, menuju pos-pos pengecopan paspor yang tampak sederhana. Jauh berbeda dibandingkan dengan imigrasi di Malaysia tadi. Mungkin karena imigrasi yang terletak di Kota sadao ini menyatu dengan sesaknya keramaian kota. Seperti tak ada sekat antara kantor imigrasi dengan pasar di sekitarnya. Paspor kami pun berhasil dicop. Sawadeeka, Thailand!

Jika di Malaysia semuanya terasa mudah karena masih berasal dari rumpun yang sama dengan Indonesia, maka di Thailand segalanya berubah drastis. Mulai dari bahasa, agama, budaya, hingga tulisan yang tentu saja tidak bisa dieja karena keriting semua. Hanya satu yang serupa, wajah. Itu pun tak bisa membantu. Namun semua itu tidak menyurutkan langkah kami untuk tetap meneruskan perjalanan. Justru semakin menarik untuk dihadapi. Ibarat bumbu penyedap dalam sebuah masakan. Terasa maknyus.

[caption caption="Memasuki imigrasi Thailand di Kota Sadao"]

[/caption]Negara ini adalah paling lama kami kunjungi di antara negara lainnya, seminggu. Karena selain wilayahnya yang luas, di sini juga terdapat banyak kota menarik untuk dikunjungi. Jika di bagian selatan identik dengan pantai dan cuaca yang panas, maka di sebelah utara suguhan alam dan budayanya lebih eksotis dan semakin dingin tentunya. Dari  Kota Sadao bis masih berjalan sekitar satu jam perjalanan lagi untuk tiba di Hatyai. Akhirnya bis tiba di Hatyai menjelang petang. Matahari masih menampakkan wajahnya.

Bis berhenti persis di depan sebuah ruko yang merupakan agen tempat penjualan tiket. Hatyai merupakan ibukota Provinsi Songkhla. Untuk melanjutkan ke terminal bis bisa menggunakan angkutan umum khas negara ini, tuk-tuk, dengan ongkos THB 30. Kota kecil ini meski terlihat ramai namun tidak sumpek. Terdapat banyak persimpangan.

Saya dan istri memilih berjalan kaki mengelilingi kawasan mungil ini. Toko-toko di sini banyak yang menjual souvenir dan oleh-oleh khas setempat. Kami nongkrong sejenak di tempat makan halal pinggir jalan. Nasi goreng dan Padtai menjadi santapan kami sore ini, ditambah dengan 2 gelas teh tarik. Totalnya THB 140. Kota ini lebih sering dijadikan sebagai tujuan wisatawan dari Malaysia dan Indonesia karena jaraknya yang lebih dekat.

[caption caption="Suasana Kota Hatyai"]

[/caption]Hatyai hanya menjadi persinggahan sementara kami saja. Tidak menjelajahi lebih jauh kota ini. Karena selain waktu yang terbatas, tentu saja kami lebih memilih kota yang lebih menarik untuk didatangi. Negeri Gajah Putih ini menyimpan banyak tempat-tempat menarik tidak cukup memang dengan waktu seminggu.

Sehabis makan, kami menuju terminal bis dengan menggunakan tuk-tuk dengan lama perjalanan 10 menit. Tiba di terminal kami mendatangi loket penjualan tiket. Tawar menawar pun terjadi. Semula ia memberikan harga THB 390. Saya menawarnya menjadi THB 350. Ia menolak. Dan kembali mengetik di kalkulator angka THB 335. Lah? Kenapa jadi lebih murah. Baiklah, tentu saja kami sepakat. Hehe. Akhirnya tiket berhasil didapat. Malam ini tepat pukul 8 malam kami akan berangkat menuju kota yang menjadi primadona pariwisata Thailand. Phuket.

[caption caption="Menaiki bis dari Hatyai menuju Phuket"]

[/caption]

 

*Dokumen pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun