Mohon tunggu...
Fadli Firas
Fadli Firas Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Sang Penjelajah

email: rakhmad.fadli@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Perjalanan Darat Menempuh Asia Tenggara dengan Rp. 3,5 Juta (Bag. 6, Habis)

9 Mei 2015   17:15 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:13 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_382701" align="aligncenter" width="576" caption="Jembatan Merah di danau Hoan Kiem dijadikan tempat foto pre-wedding"]

1431168030273818232
1431168030273818232
[/caption]

[caption id="attachment_382704" align="aligncenter" width="576" caption="Area pejalan kaki di sisi danau Hoan Kiem"]

143116814913218464
143116814913218464
[/caption]

[caption id="attachment_382690" align="aligncenter" width="576" caption="Penampakan danau Hoan Kiem di malam hari"]

1431167381854154178
1431167381854154178
[/caption]

[caption id="attachment_382691" align="aligncenter" width="576" caption="Kuil di pulau kecil di tengah-tengah danau Hoan Kiem"]

1431167417705302977
1431167417705302977
[/caption]

[caption id="attachment_382706" align="aligncenter" width="576" caption="Bangku tempat bersantai di kuil di pulau kecil tengah-tengah danau Hoan Kiem"]

1431168253725525480
1431168253725525480
[/caption]

Petualangan berlanjut. Spot selanjutnya adalah Danau Hoan Kiem. Di danau ini banyak sekali pasangan yang melakukan foto pre-wedding. Keindahan danau berhias taman di sekelilingnya yang menyisakan sejarah di dalamnya sepertinya menjadi alasan kuat bagi mereka untuk melakukan prosesi tersebut. Aku berjalan menyusuri sisi danau yang dirancang khusus bagi pejalan kaki hingga bertemu dengan sebuah jembatan berwarna merah, Red Bridge.

Jembatan tersebut menghubungkan ke sebuah pulau kecil di tengah danau. Di pulau mungil tersebut terdapat sebuah kuil. Beberapa pohon besar tampak menaunginya. Di dalamnya ada sebuah toko yang menjual aneka souvenir. Toko tersebut menyatu dengan kuil di sebelahnya. Memasuki kuil kawasan kuil tersebut diwajibkan membayar tiket sebesar 10.000 dong setara 5 ribu rupiah.

Hari beranjak siang. Perut mulai memberi sinyal. Aku berjalan menuju sebuah restoran halal yang diketahui melalui internet. Bernama Nisa Restaurant milik warga Malaysia. Mencoba melupakan Tandoor beralih ke suasana makan berbeda. Setelah mencari disertai sedikit nyasar akhirnya ketemu dengan restoran Nisa.

[caption id="attachment_382670" align="aligncenter" width="576" caption="Menu standar harga jedar di Nisa Restauran, Hanoi"]

14311655511650712793
14311655511650712793
[/caption]

[caption id="attachment_382708" align="aligncenter" width="576" caption="Nasi Biriyani, tekstur nasi panjang, porsi senantiasa jumbo untuk siapapun di Singapura"]

14311685231383868041
14311685231383868041
[/caption]

[caption id="attachment_382709" align="aligncenter" width="526" caption="Kiri: Nasi Biriyani, Kanan: Nasi Kashmiri Pillau di Restoran Tandoor, Hanoi"]

1431168577775443800
1431168577775443800
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun