Mohon tunggu...
Fadlil Chairillah
Fadlil Chairillah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Jakarta

Berawal dari ketidaktahuan dan berusaha untuk tahu.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Alasan Kenapa Sholat Tarawih 8 Rakaat Lebih Ideal dibanding 20 Rakaat

16 April 2022   14:24 Diperbarui: 16 April 2022   14:31 1275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : menit.co.id

Salah satu bentuk ibadah yang tidak terpisahkan dari bulan Ramadhan ialah ibadah sholat tarawih. Sholat Tarawih yang kalau dilihat-lihat ramai diawal kemudian berangsur-angsur mulai surut diakhir-akhir. Entah karena kecapekan, sibuk ngurus rencana mudik atau karena rakaatnya kebanyakan, ett yang terakhir karena baru pertama sholat tarawih mungkin. Alasan lain yang sering saya dengar dari kawan ialah bahwasanya kalau tarawih itu "cuma sunnah" artinya kalau dikerjakan dapat pahala dan kalau tidak dikerjakan juga ya ora popo.

Tapi jangan menyepelekan ibadah ya lurr meskipun cuma Sunnah.

Dalam tulisan ini, penulis tidak ingin membentur-benturkan dalil apalagi mengeksklusifkan suatu ormas tertentu. Tetapi penulis ingin beropini memakai basis dalil yang bisa dipertanggungjawabkan. Jikalau nanti ada pembaca yang tersinggung mungkin saja kedewasaan dia dalam beragama agak kurang. Kalau saya boleh memberi cara supaya tidak tersinggung ialah dengan melihat agama secara holistik (keseluruhan). Yang setengah-setengah itu tidak enak boskuh, Jangan nanggung.!!!

Basis opini saya yang pertama ialah bahwasannya hadist mengenai jumlah rakaat sholat tarawih itu beragam, ada yang menyebut 8 dan juga 20 (plus 3 rakaat witir). Menurut pandangan saya, syariat seolah menawarkan opsi bagi umat Islam mau mengerjakan yang mana. Mau 8 atau 20 dipersilahkan.

Hadist mengenai sholat tarawih 8 rakaat diriwayatkan aisyah, istri Rasulullah SAW ialah : 

"Nabi SAW tidak pernah melakukan salat sunah pada Ramadan dan bulan lainnya lebih dari sebelas rakaat. Beliau salat 4 rakaat dan jangan engkau tanya bagaimana bagus dan indahnya. Kemudian, beliau salat lagi 4 rakaat, dan jangan engkau tanya bagaimana indah dan panjangnya. Kemudian, beliau salat 3 rakaat [witir]," (H.R. Bukhari dan Muslim)

Kemudian hadist mengenai sholat tarawih 20 rakaat ialah :

"Dari Yazid bin Ruman telah berkata, 'Orang-orang senantiasa melaksanakan salat pada masa Umar RA pada Ramadan sebanyak 23 rakaat [20 rakaat tarawih, disambung 3 rakaat witir]," (H.R. Malik)

Kesemua dalil tersebut disesuaikan saja berdasar masing-masing individu dalam mendekatkan kepada Allah SWT. secara khusyuk.

Dilihat dari perspektif masyarakat Indonesia yang lebih suka praktis dan cepat, maka 8 rakaat tarawih dinilai ideal. Tetapi dengan catatan harus dilakukan secara tuma'ninah (tidak terburu-buru) dan khusyuk.

Kalau anda pernah melihat postingan video yang menayangkan sholat tarawih dengan gerakan dan bacaan secepat kilat, bahkan rapper sekelas Eminem akan kalah dengan bacaan sang Imam tersebut. Video tersebut seringkali muncul di pelataran media sosial, kemudian menjadi perbincangan, diskursus fikih, bahkan candaan bagi sebagian orang. Sholat yang sifatnya sangat sakral bisa dipermainkan dengan cara demikian, itu keliru bahkan benar-benar salah.

Saya sih paham kalau masyarakat telah lelah menjalani puasa sepanjang hari ditambah lagi pekerjaan lain yang sangat menguras tenaga. Tapi ga serta-merta harus dilakukan dengan cara yang keliru karena ingin cepat-cepat bobo dirumah. Oleh sebab itu, masyarakat mulai hitung-hitungan soal rakaat sholat tarawih.

Dan kalau saya pikir-pikir, 8 rakaat lah yang ideal dan cocok bagi masyarakat Indonesia dengan bacaan sholat yang tidak terlalu panjang (surat-surat pendek). Tidak sulit, tidak melelahkan dan juga tidak terkesan menyepelekan sholat tarawih. Walaupun 8 rakaat, tidak menutup kemungkinan soal pahala dan kualitas yang didapat sama dengan jumlah rakaat yang lebih dari itu. Ini soal kekhusyukan dan kenyamanan dalam beribadah kepada Allah SWT di malam Ramadhan yang mulia.

Sungguh mudah dan fleksibel Islam dalam memberikan tuntunan dalam beribadah dan menjalani amalan-amalan lain. Kemudahan itu diberikan Allah SWT. dengan maksud yang mulia. Agar manusia bisa menjalani tuntutan agama tanpa susah payah dan memotivasi manusia untuk semangat dan tekun karena bisa dilakukan tanpa kesulitan.

"Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesulitan." (QS. Al-Hajj [22]: 78). 

Wallahu a`lam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun