Ungkapan survival of the fittest bukan berasal dari Darwin sendiri, tetapi Darwin pernah menyatakan bahwa organisme terbaik dalam beradaptasi dengan lingkungannya adalah mereka yang berhasil dalam bertahan hidup.
Darwinisme sosial berakar dari pengamatan Darwin pada tumbuhan dan hewan di alam. Pencetus teori Darwinisme sosial, Herbert Spencer, memandang ras, suku, bangsa sebagai subjek dari hukum alam yang melewati seleksi alam yang sama seperti yang diamati oleh Darwin.Â
Masyarakat dengan kekuatan kelompok yang kuat dapat melewati seleksi alam dan naik ke puncak dan berkuasa. Analogi ini sama dengan rantai makanan mahluk hidup yang dapat menjadi konsumen puncak dapat menempati posisi paling atas dan dapat berkuasa.
Dalam kapitalisme yang dicetuskan oleh Adam Smith yaitu asas laissez-faire memiliki definisi yaitu persaingan kelas tanpa batas yang pada akhirnya akan menghasilkan distribusi pendapatan yang adil. Darwinisme sosial menurut Herbert, pada akhirnya, kelompok atau negara terkuat akan menang. Karena kelas pemilik lebih bekerja keras, disiplin, dan hemat, maka mereka akan menang.
Ide-ide Spencer, sayangnya, dipelintir oleh orang-orang yang kemudian memproklamirkan diri sebagai mahluk yang "pantas" sehingga seluruh karyanya --- termasuk ide-ide bagus --- telah jatuh ke dalam ketidakjelasan dan keburukan, termasuk pemimpin Nazi, Adolf Hitler.
Adolf Hitler menganggap bahwa ras Arya merupakan ras yang superior, terkuat, dan paling unggul dibandingkan dengan ras lain. Hitler mengungkapkan gagasannya bahwa alasan ras Arya harus menempati posisi ras unggul dikarenakan mereka telah ber-evolusi ke tingkat yang lebih tinggi daripada ras lain, karena kondisi iklim Eropa yang keras mempengaruhi seleksi alam.Â
Darwinisme sosial telah menopang elemen ideologi Nazi, termasuk ketidaksetaraan rasial, perjuangan rasial, dan kolektivisme.
Eugenetika
Pembersihan ras, terutama disabilitas, merupakan dasar dari Aktion T4 dan Holocaust. Program Euthanasia secara sistematis dilakukan pembunuhan kepada orang dengan penyandang disabilitas oleh dokter, pengadilan, dan institusi lain.Â
Nazi menganggap orang penyandang disabilitas fisik dan mental sebagai orang "cacat" "tidak pantas menjalani hidup" atau "mulut yang tidak berguna". "Mulut yang tidak berguna" merupakan serapan dari Bahasa inggris yang berarti Useless mouth merupakan adjektiva yang memiliki makna tidak memiliki manfaat atau tidak mampu berfungsi secara berguna.
Ideologi Nazi, memberikan gagasan bahwa ras Arya harus menjadi ras superior, yang jumlahnya tidak terkalahkan. Wilayah Nazi Jerman, setidaknya mampu menampung 70--80 juta ras Arya, sebuah negara dengan kekuatan penduduk yang tidak terkalahkan oleh bangsa lain.Â